Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Platform Streaming Musik Koperasi,Resonate.Bye Spotify!
2 September 2019 1:29 WIB
Tulisan dari Anis Saadah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berdasarkan report dari Global Index Millennial dalam melihat perilaku pengguna internet dengan rentang usia 21-34 tahun, menunjukan bahwa Musik menjadi aktivitas terpopuler bagi generasi init. Sebanyak 83% mereka mengkonsumsi streaming music dengan 26% dari itu mereka sebagai premium user yang berbayar. Dilansir dari Tirto , generasi millennial juga lebih tertarik mendengarkan musik-musik yang gembira, positif dan semangat. Hal itu dilakukan sebagai upaya keluar dari kenyataan hidup yang sulit, sekaligus menunjukkan kurang berminatnya generasi milenial terhadap musik-musik yang berbicara tentang kematian, kemiskinan dan kelaparan.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya minat millennial dalam hal musik, turut merubah bisnis industri musik. Musik yang awalnya diproduksi dalam bentuk fisik, piringan hitam ataupun download kini secara cepat beralih ke digital streaming. Seperti iTunes, JOOX,Spotify, Pandora, Youtube Music ,Vevo dan lain sebagainya. Dari berbagai platform music yang bisa kita akses secara gratis, Spotify menjadi platform streaming music dengan peminat yang paling tinggi.
Spotify Menuai Kritik
Didirikan oleh dua warga kebangsaan Sweden yakni Daniel Ek dan Martin Lorentzon pada tahun 2006, kini spotify memiliki jumlah member terbanyak di seluruh dunia dengan angka 159 juta aktif user per akhir Desember 2017. Berangkat dari gagasan menyelesaikan persoalan pembajakan di industri musik kini spotify telah memiliki 35 juta lagu dengan 71 juta pengguna berbayar premium.
ADVERTISEMENT
Revenue yang dari Platform Spotify berasal dari dua layer, pertama dari sumber pengguna gratis yang didukung oleh iklan dan promo dan dari sumber langganan premium berbayar. Pengguna gratis dapat mengakses lagu lagu yang ada di spotify namun diinterupsi dengan melihat dan mendengarkan iklan di tengah pemutaran lagu.Pembayaran dari iklan kemudian disalurkan kepada perusahaan label dalam bentuk royalti.
Terlepas dari klaimnya bahwa spotify memerangi pembajakan online dan menawarkan industri musik streaming, Spotify telah berulang kali dituduh gagal memberikan kompensasi kepada musisi secara adil. Band-band seperti The Black Keys, Radiohead dan Talking Heads semuanya mengkritik layanan untuk musisi pembayarannya kurang, terutama musisi independen.
Pada bulan November 2014,di publish oleh Investopedia mengabarkan bahwa artis pemenang penghargaan Taylor Swift menarik seluruh katalog musiknya dari Spotify setelah perselisihan tentang streaming albumnya tahun 1989. Swift berpendapat bahwa lebih menguntungkan bagi artis untuk meminta pengguna iTunes membayar untuk mengunduh album daripada mengambilnya. royalti dari Spotify. Layanan streaming mengungkapkan pada 2013 bahwa mereka hanya membayar label rekaman rata-rata sepersekian sen per bermain (di suatu tempat antara $ 0,006 dan $ 0,0084) - dan itu hanya uang yang masuk ke label, bukan artis yang menerima lebih sedikit. Artis seperti Swift percaya bahwa tidak adil bagi penggemar untuk keluar dan membayar harga penuh untuk album baru sementara yang lain bisa mendengarkannya secara gratis di Spotify.
ADVERTISEMENT
Pada akhir bulan Juni, release secara resmi dari Spoify mengeluarkan kebijakan terbaru dengan menghentikan fitur upload secara langsung oleh musisi indie. Padahal platform music seperti spotify ini sangat membantu musisi indie dalam mengenalkan karya mereka dengan jangkauan yang sangat luas. Kini musisi indie harus melalui industri label terlebih dahulu untuk mengupload ke platform spotify.
Resonate. Dengarkan Musiknya Miliki Platformnya
Resonate adalah platform streaming musik dengan tata kelola koperasi pertama di dunia dengan kampanye "stream to own”. Didirikan Peter Hariis tahun 2015 di Berlin, dengan tujuan membangun bisnis dan kontrol perusahaan secara demokratis di tangan musisi. Dilansir oleh Yes Magazine Konsep ini menggunakan tiga point penjualan utama; layanan berlangganan bulanan, teknologi inovatif yang memungkinkan cara pembayaran seniman yang lebih transparan dan efisien, dan model koperasi.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah protes melawan kapitalisme. Ini adalah protes melawan model Sillicon Valley seperti startup, platform dan lainya, ini adalah protes melawan cara musik didistribusikan dan dikonsumsi,” kata haris
Resonate adalah koperasi sehingga, para musisi, pendengarnya, pekerjanya, label indie,penggemar dan pengurus koperasi memiliki saham di Platform Tersebut. Menurut situs webnya https://resonate.is/ , 45 persen dari laba tahunan Resonate didistribusikan kepada artis, 35 persen untuk pendengar, dan 20 persen untuk staf yang dibayar.
Model keuangan Resonate dalam artikel Forbes berbeda dari model layanan streaming lain mana pun memiliki tagline "stream-to-own". Pengguna streaming lagu di Resonate untuk pertama kalinya akan membayar 0,002 sen untuk bermain; permainan kedua akan dikenakan biaya 0,004 sen; bermain berikutnya 0,008 sen, dan seterusnya sampai drama kesembilan, setelah itu mereka sepenuhnya memiliki lagu dengan total biaya 1,016 dolar.
ADVERTISEMENT
Dengan skema seperti itu menjadi tidak begitu menguntungkan buat konsumen streaming lebih sedikit, namun membayar lebih banyak. Namun model ini memberikan kesempatan bagi pendengar untuk akses berinvestasi dengan memiliki dari lagu yang didengarkan. Selain itu, dilihat dari gambar dibawah terlihat pembayaran royalti dari platform resonate lebih besar 2.5 kali lipat dibandingkan dengan platform spotify.
Resonate memiliki unique value yang tidak dimiliki oleh platform streaming lainya yang menciptakan efisiensi dalam transaksi. Bisnis proses mulai dari penciptaan, kurasi bahkan hingga konsumsi dilakukan secara transparan, aman dan terpercaya. Jika platform streaming lainya harus mengorbankan etis, apa yang sesungguhnya diharapkan oleh investor, dan hal ini berbanding terbalik di resonate dimana para pihak platform yang memiliki andil kuat dalam perusahaan (people driven)
ADVERTISEMENT
Koperasi resonate hadir dengan bisnis model platform dengan design yang menarik sehingga bisa meyakinkan orang lain percaya untuk turut andil dalam proses pengembangan bisnis ini. Selain mendapatkan manfaatnya, bergabung dengan resonate berarti memiliki platform yang lebih bermoral, adil dan etis dibandingkan dengan platform ekstraktif lainya.