Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Samurai dan Abdi Negara
17 Maret 2021 21:33 WIB
Tulisan dari I Aeni Muharromah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jauh dari rumah dan keluarga harus diimbangi dengan oleh-oleh yang harus kudapat, begitu pikiran dalam benakku. Oleh-oleh yang sangat berarti bukan barang-barang merchandise karena semua itu ada di Indonesia hadir lengkap dari daiso sampe ke miniso atau pernak-pernik di Aeon. Sama sekali tidak tertarik. Tinggal jalan sedikit tidak jauh dari saya tinggal di Indonesia semua barang tersebut ada beraneka rupa.
ADVERTISEMENT
Selama mengikuti kegiatan seminar di JAEA Tokaimura Jepang saya ikutin dengan seksama. Lebih-lebih materi dan kemasan kegiatan sangat menarik dan komunikatif rasanya saya enggan menyia-nyiakan kepercayaan organisasi yang telah mengizinkan saya hadir di sini.
Sederet agenda sudah kulalui dengan sungguh-sungguh, akhirnya tiba juga pada kunjungan ke sekolah samurai terbesar yaitu Kodokan di Mito. Saya yang pernah membaca beberapa literatur dan novel atau komik yang menuturkan kisah para samurai rasanya gak sabar ingin segera tahu bagaimana sekolah yang mengajarkan etika dan filosofi lahir dari abad 17 hingga saat ini masih melegenda di hati masyarakat Jepang. Nilai-nilai luhur yang masih dihormati dan diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat.
Kami para peserta naik kereta biasa dari stasiun Tokai menuju Mito dan dari apartemen kami naik bus menuju stasiun Tokai. Kereta walau sudah tua namun terawat baik dan sangat resik. Tidak jauh dari stasiun Mito kami berjalan kaki menuju Kodokan yang merupakan bekas sekolah tradisional samurai yang berkembang pada periode Edo dan ditutup sejak jaman restorasi Meiji.
ADVERTISEMENT
Setelah membeli tiket kami masuk mengikuti alur anjungan dari petugas informasi kami mengetahui bagaimana sekolah ini menerpa para siswanya untuk menjaga dan mengikuti sifat yang paling menonjol dari seorang samurai adalah kesetiaan yang hingga saat ini membudaya yang muncul dari rasa solidaritas yang menimbulkan rasa kebersamaan dalam kehidupan sosial.
Kodokan Musium Samurai Muara Etika
Kodokan telah menjadi museum sekolah samurai yang menjadi saksi betapa pentingnya membina dan menempa karakter para siswanya sehingga menjadi budaya bahkan sebagian menjadi nasional karakter Jepang. Mereka sangat menyadari bahwa moralitas itu sangat penting, norma dan etika harus terus dijaga. Bentuk pengorbanan, keadilan rasa malu, bertata krama sopan, kesucian, dan rendah hati (kesederhanaan), kehematan, menjunjung tinggi kehormatan, semangat berperan dan selalu mengemban kasih sayang adalah bagian dari etika para samurai. Moralitas yang digembleng terus-menerus hingga menjadi trade mark dan budaya.
ADVERTISEMENT
Setiap dinding kami disuguhi informasi dan diaroma dalam Bahasa Jepang dan Inggris bagaimana kode etik dan norma yang diajarkan. Unsur kesetiaan, kesungguhan samurai dalam bermasyarakat, keberanian dan menegakan keadilan.
Saat itu Jepang dibagi menjadi beberapa golongan yang dikenal dengan sebutan. Shi-No-Ko-Shi. Shi berasal dari kata Bushi/Samurai, No dari Nomin/petani, Ko dari Shokunin/pengrajin, Sho dari Shonin/pedagang. Bushido merupakan serangkaian peraturan atau kode yang memuat prinsip moral. Bushido disampaikan secara turun temurun dan harus dipatuhi serta dilaksanakan oleh para golongan samurai pada zaman dahulu.
Prinsip Ajaran Moral Bushido
Prinsip-prinsip ajaran moral yang terkandung di dalam bushido tidak tertulis, melainkan hanya sebuah norma yang memiliki sanksi kuat bagi yang melanggar. Prinsip moral ini tidak dibuat oleh seorang saja, namun merupakan pengalaman para samurai yang berlangsung secara terus-menerus selama puluhan tahun bahkan berabad-abad. Berikut ini ketujuh nilai falsafah bushido. Kesungguhan, Keberaniaan, Kesopanan, Kejujuran, Kehormatan, dan Kesetiaan.
ADVERTISEMENT
Melalui museum sekolah samurai ini Jepang terus mengenalkan nilai-nilai luhur pada generasi muda dan dunia. Nilai-nilai tersebut banyak yang dipertahankan dan implementasinya disesuaikan dengan kondisi peradaban dan norma yang berlaku saat ini.
Setiap ruangan dan dinding syarat makna dan memperlihatkan kearifan yang patut diperlihatkan pada kehidupan riil saat ini, sebagai abdi negara saya teringat etika dan kode etik ASN yang dulu pernah disampaikan saat orientasi pegawai dan prajab. Saya harus bangga pada kode etik ASN yang bukan semata materi orientasi atau prajab namun harus senantiasa diimplementasikan dalam setiap real kehidupan.
Bagaimana Kode Etik ASN dan Implementasinya?
Kode etik adalah serangkaian norma-norma yang memuat hak dan kewajiban yang bersumber pada nilai-nilai etik yang dijadikan sebagai pedoman berpikir, bersikap, dan bertindak dalam aktivitas sehari-hari yang menuntut tanggung jawab suatu profesi (UU no 5 tahun 2014 tentang ASN).
ADVERTISEMENT
Kamus Bahasa Indonesia mengartikan etika sebagai sistem nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya. Sebagaimana etika menurut K.Bertens (1999) adalah nilai-nilai atau norma-norma (moral) yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Kode etik adalah rumusan eksplisit tentang kaidah-kaidah atau norma yang harus ditaati secara sukarela oleh para pegawai di dalam organisasi publik. Bagaimana ASN beretika pada diri sendiri salah satunya adalah jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar dan bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan.
Etika sesama ASN di antaranya adalah menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan harus saling menghormati, dan menjaga persatuan ASN dalam instansi atau lintas instansi. Etika terkait dalam melaksanakan kehidupan bernegara seperti berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Etika dalam kehidupan bermasyarakat salah satunya ASN dapat menentukan pola hidup sederhana. Dalam berorganisasi seorang ASN harus melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku dan menjaga kerahasiaan negara. Itu hanya sekelumit etika yang harus dilaksanakan dan diimplementasikan dalam kehidupan ASN.
ADVERTISEMENT
Prinsip Dasar Kode Etik yaitu ketaqwaan, kesetiaan, ketaatan, semangat nasionalisme, mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, penghormatan, tidak diskriminatif, profesionalisme, netralitas, bermoral dan semangat jiwa korps.
Kode etik PNS diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 42 Tahun 2004. Menurut Pasal 1 ayat 2 Peraturan Pemerintah tersebut, kode etik Pegawai Negeri Sipil adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari. Kode etik PNS wajib dilaksanakan oleh seluruh PNS di Indonesia. Dalam pasal 7 Peraturan Pemerintah (PP) No. 42 Tahun 2004 ditegaskan bahwa dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari, Pegawai Negeri Sipil wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan Pemerintahan, dalam berorganisasi, terhadap diri sendiri dan terhadap sesama Pegawai Negeri Sipil.
ADVERTISEMENT
Samurai vs Kode Etik PNS
Berbeda dengan kode etik PNS, etika samurai dengan bushidonya, tidak tertulis apalagi diatur dalam UU atau peraturan pemerintah, kode etik PNS lebih kuat dan eksplisit terstruktur, dikuatkan dengan sanksi moral dan administratif. Pertanyaannya mengapa samurai-bushido lebih popular dan dapat menjadi budaya? Menurut para pengamat kuatnya komitmen penutur budaya dalam hal ini para samurai dalam mengimplementasikan moralitas bushido menjadi prioritas setiap individu sehingga walau tidak tertulis tetap hidup dan diajarkan/disampaikan secara lisan dan role model pada generasi berikutnya. Inilah kekuatan mereka.
Kode etik ASN yang dikukuhkan dalam UU dan diimplementasikan dalam juklak Lembaga/kementrian lalu digabungkan dengan komitmen individu untuk menjaga dan mengamalkan dalam setiap sektor kehidupan akan memberikan warna indah dalam khasanah budaya karakter Indonesia. Etika ASN akan lebih mengurita bila setiap individu punya komitmen kuat dan pengawasan yang baik. ASN akan malu bila korupsi, tidak jujur, mendahulukan kepentingan pribadi dan menyalahgunakan wewenang.
ADVERTISEMENT
I.Aeni Muharromah - Humas Badan Tenaga Nuklir Nasional