Konten dari Pengguna

Inspiratif! Mahasiswa KKN UNDIP Konversi Minyak Bekas Menjadi Lilin Aromaterapi

Anis Kholila
## Terjemahan Mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro yang berdedikasi tinggi pada konservasi laut. Saya bertekad untuk mendukung eksplorasi keanekaragaman hayati laut yang memberikan dampak positif bagi keberlanjutan ekosistem
12 Agustus 2024 9:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anis Kholila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemalang (11/08/2024). Penggunaan minyak goreng sebagai media penggorengan dalam mengolah makanan terus meningkat hingga saat ini. Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mengonsumsi makanan gorengan menjadi salah satu faktor utama peningkatan penggunaan minyak goreng. Namun, minyak goreng yang telah digunakan lebih dari tiga kali tidak lagi aman untuk dikonsumsi, karena proses penggorengan dapat menghasilkan senyawa karsinogenik dalam minyak jelantah tersebut. Konsumsi minyak jelantah dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti aterosklerosis, diabetes, stroke, penyakit jantung, hingga kanker. Selain itu, pembuangan minyak jelantah secara langsung ke lingkungan dapat menyumbat saluran drainase dan mengganggu ekosistem perairan akibat kandungan zat-zat pengotor di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah minyak bekas rumah tangga, Anis Kholila, mahasiswa KKN TIM II UNDIP, melaksanakan program edukasi dan demonstrasi di Desa Gedeg. Sasaran kegiatan ini adalah pemuda-pemudi dan ibu rumah tangga di Desa Gedeg yang sehari-hari menggunakan minyak goreng. Program ini berfokus pada pengolahan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi, dengan tujuan mengurangi dampak lingkungan serta memberdayakan masyarakat melalui pengembangan keterampilan dan potensi wirausaha.
Edukasi pengelolaan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi
"Pada awalnya, banyak warga yang terkejut sekaligus penasaran bahwa minyak jelantah bisa diolah menjadi lilin aromaterapi. Namun, setelah saya jelaskan proses pengolahannya, beberapa warga tertarik untuk mencobanya di rumah," kata Anis.
"Saya merasa senang karena warga Desa Gedeg terbuka dalam menerima pengetahuan baru yang saya sampaikan," tambahnya. Program ini ditujukan terutama untuk ibu rumah tangga dan pemuda-pemudi Desa Gedeg.
Langkah pembuatan lilin aromaterai dari limbah minyak bekas
Kegiatan dimulai dengan memberikan informasi mengenai dampak buruk penggunaan minyak jelantah yang berulang kali bagi kesehatan tubuh, serta bahaya lingkungan dari pembuangan minyak jelantah secara sembarangan. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan memberikan demonstrasi langsung kepada ibu-ibu di Desa Gedeg tentang cara mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi, termasuk langkah-langkah pembuatannya. Hal ini bertujuan agar para ibu dapat dengan mudah memahami setiap tahapan prosesnya dan menerapkannya di rumah.
Lilin aromaterapi dari minyak bekas dengan aroma bunga
Inisiatif ini mendapat tanggapan positif dari masyarakat Desa Gedeg yang hadir dalam penyuluhan. "Ternyata lilin aromaterapi ini bagus, dan produk yang dihasilkan juga cantik sehingga bisa dijadikan dekorasi ruangan," ujar seorang ibu rumah tangga berusia 45 tahun. Ibu Win, ketua PKK Desa Gedeg, menambahkan, "Lilin aromaterapi ini bisa menjadi solusi yang menenangkan saat terjadi pemadaman listrik di kemudian hari."
ADVERTISEMENT
Diharapkan setelah terlaksananya kegiatan penyuluhan ini, masyarakat memperoleh wawasan baru untuk turut menyelamatkan ekosistem dengan lebih bijak dalam mengelola limbah rumah tangga, serta membuka peluang usaha baru dan menggugah jiwa wirausaha di Desa Gedeg, yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar.
Penulis: Anis Kholila, NIM 26040121130060, Mahasiswa S1 Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Dosen Pembimbing Lapangan: Marwini, S.H.I., M.A., M.S.I.