Konten dari Pengguna

Anak dituntut agar Mendapatkan Nilai Bagus oleh Orang Tuanya

Ainun Nur Fadhilah
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
12 Desember 2023 12:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ainun Nur Fadhilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seorang ibu menuntut kepada anak. Sumber foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang ibu menuntut kepada anak. Sumber foto: Freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Orang tua mana yang tidak ingin melihat anaknya mendapatkan nilai bagus? Dan orang tua mana yang tidak bangga saat anaknya mendapatkan nilai yang sempurna?”
ADVERTISEMENT
Kebahagiaan orang tua seakan adalah salah satu tanggung jawab anak. Hampir setiap orang tua tentunya bangga saat melihat hasil akademik yang diraih dengan baik oleh anaknya. Namun, tidak semua anak memiliki kemampuan berpikir yang sama. Orang tua merupakan sosok yang sangat berpengaruh besar bagi anak, dengan adanya tuntutan atau harapan yang tinggi untuk mendapatkan nilai yang bagus dari orang tua tanpa membantu dalam proses belajar, dapat menyebabkan stres, bahkan depresi pada anak. Keunggulan akademik memang dijunjung tinggi, terutama karena secara realita memang persaingan sangat ketat.
Anak sebagai pelajar pun terkadang merasakan lelah dalam belajar, merasa lelah untuk mampu menyelesaikan tugas-tugas dari sekolah dengan baik. Ada juga anak yang masih harus menjalani bimbingan belajar sepulang sekolah, seperti pelajaran bahasa Inggris, Matematika atau mengikuti les musik dan lain sebagainya. Itu semua karena orang tua mereka yang menyuruhnya untuk mengikuti bimbingan belajar tersebut, dibalik itu mereka merasa berat dan beban. Sebagian anak lebih menyukai sesuatu hal yang mereka anggap mampu untuk dikerjakan. Orang tua terus memaksa dan menekan anak untuk terus belajar agar mendapatkan hasil akademik yang bagus dan sempurna.
ADVERTISEMENT
“Apakah orang tua pernah bertanya apa bakat dan minat anak?”
Sumber foto: Freepik.com
Orang tua memaksa keinginan yang ia miliki terhadap anaknya tanpa kemauan atau persetujuan dari anak, ialah sebuah beban bagi anak. Misalnya, tidak jarang orang tua yang menginginkan anaknya menjadi dokter, pramugari, polisi, atlet, pintar berbahasa asing, dan lain sebagainya. Sebenarnya hal itu wajar, sebagai orang tua tentu ingin memberikan semua yang terbaik untuk anaknya. Namun, memberikan tuntutan atau harapan yang tinggi kepada anak malah justru membebaninya. Dan setiap anak tidak dapat disamaratakan kemampuan berpikirnya dalam bidang akademik maupun non akademik, serta setiap anak juga memiliki kapasitas yang berbeda dengan anak yang lainnya. Ada anak yang mampu menguasai di semua bidang, seperti pintar melukis, menulis, menyanyi, dan juga memperoleh prestasi yang unggul. Ada juga anak yang menguasai salah satunya saja, baik itu hanya pada bidang akademik maupun non akademik. Pada intinya, anak ingin diterima dan dipahami oleh orang tua dengan apa adanya.
ADVERTISEMENT
Selalu diminta untuk mengerti, namun anak juga ingin dimengerti. Orang tua memang lebih tua daripada anak, namun bukan berarti lebih berkuasa menuntut anak untuk bisa melakukan semua hal. Anak diwajibkan untuk menaati perintah orang tua, jika tidak mengikuti perintahnya anak akan dianggap sebagai anak yang durhaka. Sehingga, anak berupaya untuk patuh terhadap peraturan yang diberikan oleh orang tua. Namun, sejujurnya anak mengalami banyak kesulitan saat melakukan sesuatu yang di luar kemampuannya. Perlu diingat, mendidik anak membutuhkan proses panjang, sehingga hasilnya tidak bisa langsung dinikmati begitu saja.
Terkadang orang tua sering mengabaikan pendapat, hak dan keinginan anak. Seolah orang tua bisa mengendalikan atau mengatur semua jika ada yang tidak sesuai dengan keinginan. Sebagai anak juga ingin dihargai oleh orang tuanya. Padahal tuntutan yang berlebih bisa menyebabkan gangguan pada anak seperti mudah stres, kecemasan, tidak percaya diri, dan bahkan mengalami masalah kesehatannya. Orang tua yang selalu menuntut pun akan merasa sedih, marah, kecewa dan tertekan bila anak menolak atau tidak berhasil memenuhi keinginannya.
ADVERTISEMENT
Orang tua tidak boleh terlalu melarang apapun keinginan anak selama keinginan tersebut merupakan hal yang positif. Jika anak ingin menolak keinginan dari orang tuanya pun harus bisa memberikan alasan yang tepat, jelas, dan mampu memberikan gambaran kepada orang tua, apa keinginan dan cita-cita yang ingin kalian raih. Orang tua dan anak harus saling menghargai dan menyadari perannya masing-masing. Anak tanpa ada dukungan dari orang tuanya tentu akan sulit untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai pelajar dengan baik, dan anak pun akan sulit untuk mewujudkan cita-cita yang ingin diraihnya. Orang tua seharusnya tetap bangga melihat anaknya sukses meraih semua cita-citanya dengan baik, walaupun proses atau jalan yang ditempuhnya tidak sesuai dengan keinginan dan harapan orang tua.
ADVERTISEMENT
Dampak negatif terlalu memberi tuntutan atau tekanan pada anak, yaitu:
1. Merasa takut dalam menyampaikan pendapat
Ilustrasi malu untuk berpendapat. Sumber gambar: Freepik.com
Orang tua yang tidak memberikan anak ruang untuk berdiskusi, menyebabkan anak merasa takut ketika ingin menyampaikan pendapatnya.
2. Berkurangnya rasa percaya diri
Ilustrasi kurangnya rasa percaya diri. Sumber foto: Freepik.com
Mendorong anak untuk terus mendapatkan nilai bagus bisa mengganggu perkembangan rasa kepercayaan dirinya. Anak merasa tidak percaya diri karena selalu merasa hasil usahanya tidak memuaskan.
3. Berkurangnya jam tidur
Ilustrasi belajar hingga larut malam. Sumber foto: Freepik.com
Anak yang harus mendapatkan nilai bagus, cenderung akan belajar terus-menerus hingga larut malam dan menyebabkan kurangnya jam tidur pada anak. Jika anak mengalami kurangnya jam tidur, maka akan sulit fokus di sekolah. Bukannya mendapatkan nilai bagus, anak malah semakin sulit untuk mengikuti pelajaran.
ADVERTISEMENT
4. Mengganggu kesehatan mental
Sumber foto: Freepik.com
Orang tua yang terbiasa menuntut, memaksa dan mengontrol kehidupan anak, akan membuat anak menjadi stres, tidak bahagia, dan bahkan depresi.
“Lalu, bagaimana sikap yang harus dilakukan oleh orang tua terhadap anak?”
Sumber foto: Freepik.com
Dalam hal ini, orang tua juga seharusnya memikirkan kebahagiaan dan kemauan anak, serta tahu akan batas kemampuan anaknya. Jangan terpaku pada hasil, prestasi anak memang sangat penting untuk masa depannya, oleh karena itulah anak perlu bimbingan dari orang tua agar mencapai hasil yang baik. Namun, perlu diingat kalau yang terpenting ialah proses atau usaha anak bagaimana cara ia mencapainya, bukan hasil akhirnya. Seharusnya, orang tua memberikan apresiasi terhadap pencapaian anaknya untuk menunjukkan rasa bangga atas usaha anak dalam belajar dan memberikan dukungan penuh serta memotivasi prestasi belajarnya.
ADVERTISEMENT