Konten dari Pengguna

Kebijakan Kenaikan UKT: Antara Kepentingan Universitas dan Beban Mahasiswa

Muhammad Afdal Juliansyah
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
4 Oktober 2024 16:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Afdal Juliansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan ini, kebijakan kenaikan UKT kembali menjadi sorotan panas di kalangan mahasiswa. Seiring dengan kenaikan biaya operasional dan peningkatan fasilitas kampus, beberapa universitas memutuskan untuk menaikkan UKT. Kebijakan ini kerap dihadirkan dengan alasan untuk menjamin kualitas pendidikan. Namun, di sisi lain, mahasiswa merasakan kenaikan ini sebagai beban yang semakin berat, terutama dalam situasi ekonomi yang tidak menentu saat ini.
Mengapa Kenaikan UKT Dianggap Tidak Tepat?
ADVERTISEMENT
Peningkatan UKT, walaupun mungkin beralasan dari perspektif universitas, seakan tidak mempertimbangkan realitas yang dihadapi banyak mahasiswa dan keluarga mereka. Dampak pandemi, disertai dengan inflasi dan meningkatnya biaya hidup, menjadikan kenaikan UKT terasa tidak manusiawi. Banyak mahasiswa yang berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah, dan kenaikan biaya kuliah ini bisa berujung pada kesulitan yang serius bagi mereka untuk melanjutkan pendidikan.
Kenaikan UKT tidak hanya berdampak pada kesejahteraan finansial mahasiswa, tetapi juga berpengaruh pada kesehatan mental mereka. Tekanan finansial yang semakin besar dapat menyebabkan stres berlebihan, yang akhirnya dapat mempengaruhi kinerja akademik. Bukankah seharusnya universitas menjadi ruang yang mendukung mahasiswa untuk berkembang, bukan tempat yang justru menambah beban kehidupan mereka?
ADVERTISEMENT
Ada Pilihan Lain?
Sebenarnya, jika dilihat dari berbagai perspektif, universitas seharusnya tidak hanya bergantung pada kenaikan UKT sebagai sumber utama pendapatan. Ada beberapa alternatif yang bisa diambil, seperti menjalin kemitraan dengan sektor swasta, meningkatkan efektivitas alokasi anggaran, atau mencari pendanaan dari donatur. Bahkan, universitas bisa mendorong mahasiswa untuk lebih berpartisipasi dalam proyek riset yang bersifat komersial, sehingga dana yang didapat dapat mendukung operasional kampus tanpa harus membebani mahasiswa dengan kenaikan UKT.
Solusi ideal untuk kebijakan kenaikan UKT harus memperhitungkan keadilan sosial dan aksesibilitas pendidikan. Skema subsidi silang bisa menjadi opsi yang layak, di mana mahasiswa dari keluarga mampu membayar lebih, sementara mereka yang berasal dari latar belakang kurang mampu mendapatkan pengurangan biaya. Selain itu, transparansi penggunaan dana pendidikan juga penting untuk memastikan mahasiswa dan orang tua memahami alasan di balik setiap kebijakan yang diterapkan.
ADVERTISEMENT
Jika kampus tetap bersikeras menaikkan UKT, penting untuk membuka dialog bersama mahasiswa agar keputusan yang diambil bisa lebih dipahami dan diterima. Universitas adalah tempat belajar, dan seharusnya semua pihak, baik mahasiswa maupun pengelola, dapat belajar bersama untuk mencari solusi terbaik yang tidak hanya fokus pada kepentingan finansial, tetapi juga pada keberlanjutan pendidikan bagi semua kalangan.