Konten dari Pengguna

Tim Sukses: antara Kepentingan Bersama dan Politik Pribadi

Afe Erma Telaumbanua
Mahasiswa Magister Ilmu Pemerintahan Di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Darma Agung.
9 September 2024 8:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afe Erma Telaumbanua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi politik identitas. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi politik identitas. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang diselenggarakan pada 27 November 2024 nanti, telah menjadi isu politik hangat dan ramai diperbincangkan di jagat raya.
ADVERTISEMENT
Kian memanasnya politik pemilukada karena pendaftaran bakal calon kepala daerah tinggal hitungan hari. Berdasarkan lampiran PKPU Nomor 2 Tahun 2024, pendaftaran pasangan calon dimulai 27-29 Agustus 2024.
Sebelum mendaftar di KPU (Komisi Pemilihan Umum) sebagai kontestan pemilukada 2024, tentu saja langkah awal yang dilakukan pasangan calon yaitu menyiapkan strategi politik untuk meraih kemenangan di pemilu nantinya, yakni membentuk tim pemenangan dan sebagainya.
Berdasarkan pengamatan saya lewat sosial media, sebagian tim pemenangan pasangan calon sudah mulai bereaksi memperkenalkan figur politiknya, bahkan jauh sebelumnya sudah ada sebagian yang memperkenalkan beberapa putra/putri terbaik di daerahnya masing-masing.
Bukankah itu hal yang baik? Ya, tentu saja itu baik. Namun, itu terjadi atas dasar apa, apakah karena kepentingan bersama seluruh rakyat daerah atau karena kepentingan politik tertentu?
ADVERTISEMENT
Di setiap momentum pemilukada, tujuan utama masing-masing tim pemenangan adalah memperjuangkan figur politiknya yang mampu mewujudkan kepentingan umum di antaranya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, ada kepentingan politik pribadi terselubung yang harus mereka perjuangkan untuk memenuhi kebutuhan politiknya sendiri atau kelompok tertentu.
Sehingga kedua kepentingan politik itu terkadang saling bertabrakan baik di pandangan lawan politik maupun di mata dan pikiran masyarakat banyak. Kenapa tidak, bayangkan saja jika itu yang diutamakan dalam memenangkan pasangan calon adalah kepentingan politik pribadi.

Peran Tim Pemenangan

Tim pemenangan dalam konteks pemilukada adalah sekelompok orang yang berjuang untuk memenangkan figur politiknya di kontestasi pemilukada.
Namun, terkadang sebagian dari tim tersebut memperlakukan hak politiknya dengan tidak etis, menyerang personal lawan politik dan bahkan kontestasi lain. Apakah itu etis dalam politik yang demokratis?
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini, itu sering muncul di sosial media terutama di platform Facebook. Terdapat beberapa yang menggiring opini dengan mengedepankan sentimen pribadi pada lawan politik, saling menyindir privasi orang dan masih banyak yang lainnya.
Sejatinya pegiat politik harus menciptakan suasana politik demokratis yang kondusif dengan mengedepankan ide atau gagasan dalam menyoal visi dan misi lawan figur politik. Dan mampu merespons lawan politik dengan komunikasi politik yang logis.
Menurut hemat saya, tim pemenangan dalam konteks pemilukada adalah orang-orang yang mampu berpikir secara rasional dan sudah dewasa dalam memahami politik itu sendiri. Sehingga, mereka mampu membantu para kandidat kontestan pemilukada dalam mengimplementasikan visi dan misi kepada masyarakat sekitar.
Penting untuk dipahami bahwa perbedaan pendapat adalah sebuah keseruan yang terjadi dalam proses menyambut pesta demokrasi pemilukada yang sebentar lagi dilaksanakan pada 27 November 2024.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dalam mewujudkan politik yang demokratis harus menghargai perbedaan pendapat. Dengan pro dan kontra yang terjadi harus mengedepankan ide dan gagasan bukan sentimen politik dengan menyerang personal orang lain.