Konten dari Pengguna

Siapa Pemimpin Kota Bandung Selanjutnya?

Affabile Rifawan
Dosen Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran
7 April 2024 0:48 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Affabile Rifawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gedung Sate. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gedung Sate. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemilu Presiden 2024 telah diputuskan pemenangnya lewat surat resmi dari KPU pada tanggal 20 Maret 2024. Tahap selanjutnya dalam pemilu 2024 adalah para politikus di daerah akan bertarung lewat pemilihan kepala daerah (Pilkada). Menurut jadwal yang telah ditetapkan melalui keputusan dari KPU, Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024.
ADVERTISEMENT
Pertarungan di daerah tentu tidak kalah pamor dengan pertarungan di tingkat nasional apalagi hal ini menyangkut kepada kepentingan masyarakat secara umum di daerah dalam menentukan pemimpinnya 5 tahun ke depan.
Kota Bandung merupakan tempat strategis di Jawa Barat. Berstatus ibukota provinsi, dengan jumlah kunjungan wisatawan terbanyak sampai saat ini yaitu 7,7 juta pengunjung. Bandung selalu punya daya pikat yang sangat kuat di magnet politik nasional. Apalagi banyak peristiwa politik baik secara nasional dan internasional terjadi di Bandung. Selain itu, banyak tokoh-tokoh nasional yang kuliahnya di Bandung juga.
Dengan latar belakang demikian, Kota Bandung akan jadi kursi panas dalam perebutan Bandung 1. Selepas Ridwan Kamil selesai di masa jabatannya tahun 2018. Tidak ada wali kota yang menyelesaikan masa jabatannya sampai tahun 2023. Mang Oded yang memenangkan Pilkada Kota Bandung 2018 meninggal dunia di masa jabatannya pada tahun 2021, sementara itu Yana Mulyana harus masuk bui akibat menjadi tersangka korupsi pengadaan CCTV Bandung Smart City.
ADVERTISEMENT
Kasus tersebut ternyata tidak hanya menyeret Yana saja tetapi juga melibatkan Ema Sumarna, Sekda Kota Bandung dan 4 anggota DPRD Kota Bandung lainnya. Hal ini mengakibatkan tidak ada sosok petahana dalam Pilkada Kota Bandung 2024 nanti.
Hal ini berarti, setiap orang memiliki peluang yang sama besarnya untuk menjadi Walikota Bandung di Pilkada 2024 nanti. Tidak ada sosok yang memegang kendali penuh pemerintahan pada pertarungan Pilkada 2024 nanti di Kota Bandung.
Masyarakat Kota Bandung tentunya mengharapkan Bandung menjadi Kota yang maju, rapi, tertib dan terintegrasi transportasi umumnya. Hal ini hanya dapat diwujudkan jika pemimpinnya mampu menggerakkan pemerintahan dan masyarakat secara bersama-sama. Ada beberapa kriteria Calon Walikota yang mempunyai kans menang paling besar dalam pilkada ini.
ADVERTISEMENT
Pertama adalah mampu mewujudkan rasa aman bagi warga Bandung. Kejadian begal maupun kekerasan geng motor harus ditekan seminimal mungkin di kota ini. Hal ini mampu diwujudkan dengan Kerja sama stakeholders terakit terutama aparat penegak hukum (TNI-Polri), Dinas terkait serta unsur masyarakat.
Hal yang kedua adalah mampu mengatur arus lalu lintas (transportasi) agar kemacetan dapat ditekan seminimal mungkin, kendaraan yang masuk ke kota bandung terus meningkat setiap tahunnya, apalagi di akhir pekan, Bandung sebagai tempat wisata dipenuhi kendaraan dari luar kota, jumlahnya bisa mencapai 20 ribu kendaraan di kota ini.
Manajemen transportasi di Kota Bandung perlu ditingkatkan lebih lanjut, apakah bekerja sama dengan KAI sehingga dapat membuat KRL Bandung Raya yang dapat meningkatkan kapasitas dan kecepatan keretanya, memaksimalkan Bus Rapid Transportation (BRT) yang sedang diinisiasi Pemprov Jabar lewat bantuan Jerman, dan manajemen angkot supaya lebih baik bahkan setaraf angkutan massal seperti di Florence atau Siena, Italia di mana angkutan massalnya ada yang ukurannya seperti angkot tetapi lebih besar sedikit.
ADVERTISEMENT
Hal ketiga adalah mampu memaksimalkan ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah dan pengendalian banjir di Kota Bandung, kejadian kebakaran TPA Sarimukti tahun lalu membuat kapasitasnya tidak sebesar dulu sehingga Pemkot Bandung harus mengatur sampahnya lebih baik lagi.
Penumbuhan kedisiplinan dengan mewajibkan pemilihan sampah di setiap rumah dapat menjadi pilihan dalam pengaturan manajemen sampah ini. Sementara itu, untuk pengendalian banjir, Pemkot dapat merebosiasi lahan-lahan kritis atau membuat kolam resapan di daerah hulu dan membuat kolam retensi di daerah hilir sehingga arus air lebih mudah dikontrol.
Hal terakhir adalah mampu membuat pemerataan kemakmuran di Kota ini semakin terasa, dengan kota yang tertata lebih rapi, mobilitas lebih lancar dan terjangkau, tata lingkungan kota yang lebih bersih akan semakin menarik minat wisatawan untuk datang ke Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
Perlu diperhatikan bahwa Bandung merupakan kota Jasa, 74,6 persen warganya bekerja di sektor Jasa. Sehingga calon walikota yang memiliki strategi untuk mengayomi sektor Jasa di Kota Bandung akan memiliki kemungkinan terpilih lebih besar.
Mengenai sosok, karena tidak adanya petahana yang akan bertarung di Pilkada 2024 nanti, maka sosok-sosok populer yang punya potensi untuk bersaing. Ada beberapa kalangan yang dapat bersaing, pertama dari sosok artis, Pilkada 2018 yang lalu terdapat sosok Nurul Arifin yang maju sebagai calon walikota walaupun pada akhirnya kalah, selain itu ada Farhan yang punya niat untuk maju juga meskipun kalah pada penetapan KPU Provinsi dalam perebutan caleg DPR RI Dapil Kota Bandung dan Cimahi.
Sosok lain yang cukup kuat adalah Bu Cinta atau Atalia Praratya, istri dari Ridwan Kamil, pertama mampu meraih suara terbanyak di Dapil Kota Bandung dan Cimahi untuk kursi DPR-RI serta menjadi magnet kuat dalam menaikkan suara Golkar di Dapil ini. Kemenangan Bu Cinta tidak terlepas dari asosiasi yang kuat dengan Ridwan Kamil dan citra yang ramah (someah), cantik (geulis), keibuan seperti orang Sunda pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan rekapitulasi KPU Kota Bandung, Suara Bu Cinta sebanyak 299.491 suara, cukup tinggi jika dibandingkan dengan suara kemenangan Ridwan Kamil di tahun 2013 yaitu sebesar 434.130 suara. Sekitar 69 persen masih masih loyal kepada yang diasosiasikan dengan Ridwan Kamil. Ini menunjukkan bahwa afiliasi Ridwan Kamil secara langsung (biologis) masih diminati masyarakat Kota Bandung.
Akan tetapi, para politikus yang merupakan kader partai juga tidak tertutup kemungkinan untuk maju sebagai calon walikota. PKS sebagai partai pemenang pemilu DPRD Kota Bandung memiliki beberapa kandidat untuk maju sebagai calon walikota. Partai-partai lain juga seperti Gerindra, PDIP, Golkar, dan PKB juga memilki kandidat untuk dimajukan dalam pertarungan politik Pilkada Kota Bandung nanti. Hal ini juga harus diikuti dengan mesin partai yang berfungsi sebagaimana mestinya.
ADVERTISEMENT
Kandidat-kandidat terdahulu juga seperti klan dari mantan walikota Dada Rosada maupun klan dari mantan wakil walikota Ayi Vivananda berpotensi untuk maju juga dalam pilkada 2024 nanti.
Siapa pun yang akan maju sebagai calon wali kota nanti, harapannya dapat membawa Kota Bandung menjadi lebih baik ke depannya dan menjadi benchmark kota Jasa di Indonesia maupun global.