Konten dari Pengguna

Suara Pemuda Indonesia Jadi Penentu Pemilu 2024

Affabile Rifawan
Dosen Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran
31 Oktober 2023 11:00 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Affabile Rifawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pemilu.  Foto: Dok Kemenkeu
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pemilu. Foto: Dok Kemenkeu
ADVERTISEMENT
Hari sumpah pemuda bertepatan pada tanggal 28 Oktober 1928, hari ini atau pekan ini sumpah pemuda diperingati di seluruh penjuru negeri. Begitu pula dengan periode ini yaitu periode penentuan presiden Indonesia di tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Masa pendaftaran dan verifikasi calon presiden dan wakil presiden Indonesia 2024 telah dimulai. Sejauh ini tiga pasang calon presiden dan wakil presiden sudah mendaftarkan diri yaitu Anies-Muhaimin, Ganjar-Mahfud, dan Prabowo-Gibran. Berkas sudah diberikan dan sedang diverifikasi untuk ditetapkan pada tanggal 16 November 2023 mendatang.
Lalu, apa hubungannya sumpah pemuda dengan pemilu presiden 2024 ini? Seperti yang ada di tulisan sebelumnya, bahwa Gen Milenial yang berusia di bawah 40 tahun dapat menjadi game changer pemilu presiden 2024. Gen ini secara usia lebih dekat dengan Gen-Z yang keduanya jadi pemilih mayoritas dalam pemilu 2024.
Jika Gibran berhasil ditetapkan sebagai calon wakil presiden pada tanggal 16 November 2023 nanti, dapat dikatakan bahwa pasangan Prabowo-Gibran sudah selangkah lebih maju ketimbang pasangan calon lain.
ADVERTISEMENT
Sebab, ada kesamaan perilaku secara generasi dengan pemilih mayoritas yaitu Milenial dan Gen Z. Gibran memiliki keunggulan untuk lebih paham bagaimana berinteraksi dengan pemilih mayoritas lain ketimbang calon lain. Sehingga komunikasi yang dibangun bisa jadi lebih cair ketimbang calon lainnya.
Ditambah dengan dukungan Kaesang yang menjadi Ketum PSI dan memiliki channel Youtube yang penontonnya jutaan. Dukungan tersebut sudah menjadi nilai tambah bagi pasangan Prabowo-Gibran.
Akan tetapi, hal ini belum dapat dikatakan sebagai suara final sebelum hasil pemilu muncul, karena hanya sebatas potensi saja. Apakah potensi tersebut dapat dikapitalisasi menjadi jumlah suara dalam pilpres nanti atau tidak? Tergantung dari pendekatan masing-masing kandidat.
Memang pada saat ini secara global, tren politisi muda sedang naik daun menjadi pemimpin sebuah negara seperti di negara-negara Skandinavia atau yang terbaru Presiden Ekuador terpilih seperti Daniel Noboa di usia 35 tahun.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi perlu diingat, di Thailand walaupun partai pemenang pemilu berasal dari partai yang dipimpin oleh anak muda yaitu Pita Limjaroenrat tetapi Pita gagal menjadi PM Thailand, karena yang berhasil naik yaitu politisi dan pengusaha senior, Sretta Thavisin. Hal ini yang akan menentukan ke depannya apakah di 2024 Indonesia akan dipimpin oleh politisi muda atau tidak di kursi eksekutif tertinggi yaitu Presiden dan Wakil Presiden.
Ada beberapa strategi yang dapat dimaksimalkan untuk para kontestan Pilpres 2024 nanti untuk meraup suara pemilih mayoritas (pemuda), yaitu:
Data dari APJII dengan link website https://survei.apjii.or.id/home
Pertama, keunggulan di bidang digital, menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 215,63 juta pada tahun 2023, jumlah tersebut lebih besar daripada jumlah daftar pemilih tetap (DPT) yang ditetapkan oleh KPU sebanyak 204,8 juta jiwa.
ADVERTISEMENT
Internet memegang peranan penting dalam berkomunikasi pada saat ini. Pesan-pesan yang disampaikan akan lebih cepat sampai jika memaksimalkan media ini. Apalagi jika diarahkan ke pemilih mayoritas.
Berdasarkan data dari Laporan Digital 2023: Indonesia, pengguna media sosial di Indonesia lebih banyak di Youtube yaitu sebesar 139 juta pengguna, selanjutnya Facebook sebanyak 119,9 juta, dan Tiktok sebanyak 109 juta pengguna. Dapat dilihat bahwa pengguna media sosial lebih banyak pengguna yang menampilkan visual ketimbang hanya tulisan saja seperti Twitter.
Kemudian faktor yang menjadi penting lainnya, pengguna internet di Indonesia lebih tertarik dengan video daripada hal lainnya. Kampanye di bidang digital akan sangat memegang peran penting dalam kampanye politik Pilpres 2024 ini. Video-video atau media lain yang sifatnya interaktif akan lebih banyak dilirik dan dibincangkan ketimbang hanya tulisan saja.
ADVERTISEMENT
Apalagi pemilih mayoritas akan lebih jeli melihat gestur dan pesan yang disampaikan oleh para kandidat, sehingga tim kampanye harus lebih kreatif dan jeli melihat peluang di lapangan untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari publik.
Kedua, isu-isu yang disampaikan oleh para calon, pemilihan isu akan sangat penting untuk menarik perhatian publik. Isu-isu yang sifatnya tradisional seperti pembangunan, lapangan kerja, penegakan hukum dan keamanan tentu tetap menjadi hal utama. Akan tetapi, tidak melupakan isu-isu kontemporer lainnya seperti lingkungan yang sekarang sedang naik daun karena kepedulian terhadap isu tersebut sudah meningkat.
Seperti viralnya Gerakan Pandawara dan diikuti gerakan lainnya di daerah-daerah. Kemudian, isu literasi digital karena para pemilih mayoritas pengguna internet sehingga penggunaan internet secara bijak dan bermanfaat akan menjadi keunggulan tersendiri para calon.
ADVERTISEMENT
Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah pemberdayaan pemuda. Isu ini akan lebih mengena kepada para pemilih mayoritas, karena berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini cukup krusial, sebab calon yang dapat mengolah kampanye tentang isu ini secara tepat menawarkan solusi yang lebih jitu akan lebih banyak mendapatkan simpati dari pemilih mayoritas.
Seperti misalnya, program di bidang pendidikan, kesempatan kerja ataupun modal usaha untuk para fresh graduate (lulusan baru) untuk berkiprah di masyarakat. Jika ada calon yang dapat menyampaikan ide tentang hal ini lebih baik daripada calon lain, maka calon tersebut dapat meraup suara lebih besar dari pemilih mayoritas.
Ketiga, aksi-aksi politik yang dilakukan oleh para kandidat. Image atau citra yang ditampilkan oleh para kandidat adalah citra masing-masing sesuai ciri khasnya. Konsistensi citra tersebut yang perlu ditampilkan.
Capres-Cawapres 2024 - Anies-Cak Imin, Ganjar-Mahfud, dan Prabowo-Gibran. Foto: kumparan
Apakah AMIN masih konsisten dengan citra perubahannya? Apakah GAMA konsisten dengan citra ketegasannya? apakah PRABU konsisten dengan citra melanjutkan kepemimpinan Jokowi dengan elegannya? Citra tersebut dibangun berdasarkan aksi-aksi politik yang dilakukan. Selain itu, gimmick-gimmick yang dibuat juga harus viral dan sifatnya lebih meraih simpati dari pemilih mayoritas.
ADVERTISEMENT
Para kandidat akan saling bersaing untuk menjatuhkan citra satu sama lain dengan melakukan berbagai cara. Tetapi, hal tersebut lumrah dalam berpolitik selama tidak melanggar aturan yang ada. Seperti Gibran yang diserang dengan cap pengkhianat karena berbeda dengan PDI-P, atau Anies dan Muhaimin yang sama juga dicap tidak loyal kepada pengusungnya dulu yaitu Prabowo dan Gus Dur, atau PDI-P sebagai pengusung GAMA yang dicap sangat arogan karena tidak menghormati Jokowi sebagai Presiden incumbent saat ini.
Serangan-serangan ataupun drama-drama tersebut akan tersaji dalam Pilpres 2024 ini. Calon yang memiliki kans kemenangan yang cukup besar adalah calon yang tetap rasional dan tidak emosional menanggapi aksi-aksi tersebut.
Bagaimanapun, Pilpres 2024 ini akan sangat menentukan nasib bangsa Indonesia ke depannya. Siapa pun presiden dan wakil presiden yang terpilih nanti akan menentukan langkah bangsa ini ke depannya terutama dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada di negeri ini untuk kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bagi pemuda sebagai pemilih mayoritas, suaranya akan sangat menentukan masa depan bangsa ini. Apakah dapat menjadi tonggak sejarah seperti 28 Oktober 1928 yang dapat mempersatukan negeri ini dan maju secara bersama atau membuat negeri ini gagal dan tercerai berai.