Konten dari Pengguna

Perbankan: Perbedaan Sistem Syariah dan Konvesional

M Afgan Al-Gifari
Saya adalah mahasiswa UIN syarif hidayatullah jakarta, dan saya berdomisili di asrama IMM (Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah). kegiatan saya sehari-hari seperti hal nya kegiatan mahasiswa pada umumnya, dan saya sekarang mengikuti 2 organisasi di kampus.
10 November 2024 9:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Afgan Al-Gifari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perbankan dari https://www.shutterstock.com/id/image-photo/hand-holds-virtual-bank-surrounded-by-2528946915
zoom-in-whitePerbesar
Perbankan dari https://www.shutterstock.com/id/image-photo/hand-holds-virtual-bank-surrounded-by-2528946915
ADVERTISEMENT
Di zaman yang sudah modern ini, tentulah kita semua sudah mengetahui berbagai macam bank yang ada di Indonesia ini. Mulai dari bank BCA, bank BRI, bank Muamalat, dan lain-lain. Dan secara umum terbagi menjadi dua macam bank, yaitu bank Syariah dan bank konvesional. Tetapi apa sih perbedaannya? kenapa dibedakan antara bank Syariah dan bank konvesional?. Perbedaan mencolok yang terdapat diantara keduanya terdapat di dalam sistem yang dipergunakannya, yang satu memakai sistem ekonomi yang berbasis Syariah dan yang satunya lagi memakai sistem ekonomi yang berbasis konvesional.
ADVERTISEMENT
Perbedaan di antara sistem ekonomi yang berbasis Syariah dan konvesional dapat dilihat dari 5 aspek penting, yaitu:
1. Prinsip dasar :
- Sistem ekonomi syariah: tetap berlandaskan pada syariat islam yang di dalam hukumnya, melarang riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (perjudian). Transaksi di dalamnya harus adil dan memiliki kemanfaatan Bersama tidak hanya sepihak.
- Sistem ekonomi konvensional: berpatokan kepada keuntungan yang maksimal tanpa ada yang membatasi di dalam agama dan moral tertentu, sehingga bunga menjadi sistem yang utama di dalam ekonomi konvesional.
2.Transaksi keuangan:
- Sistem ekonomi syariah: menggunakan sistem mudharabah (Kerjasama dalam pengelolaan) dan musyarakah (kemitraan bagi hasil) daripada menggunakan sistem bunga di dalam transaksinya.
ADVERTISEMENT
- Sistem ekonomi konvensional : lebih mengedepankan sistem peminjaman terhadap konsumen, yang mana terdapat bunga di dalam transaksinya.
3. Risiko dan keuntungan:
- Sistem ekonomi syariah: membagi rata kerugian dan keuntungan di dalam hasil transaksinya, sehingga menciptakan kemitraan yang lebih adil antara pemodal dan pengelola.
- Sistem ekonomi konvensional: Ketika di dalam kerugian, yang memberi modal akan tetap mendapatkan bunga, terlepas dari resiko yang didapatkan oleh debitur (yang meminjam).
4. Investasi dan aktivitas bisnis:
- Sistem ekonomi syariah: Investasi harus terhadap sesuatu yang halal dengan sistem-sistem transaksi yang diperbolahkan, seperti mudharabah, musyarakah, dan sebagainya.
- Sistem ekonomi konvensional: tidak ada Batasan moral ataupun agama di dalam hal yang akan diinvestasikannya, selagi terdapat keuntungan di dalamya.
ADVERTISEMENT
5. Etika dan tanggung jawab sosial:
- Sistem ekonomi syariah: Syariah memiliki kependulian sosial yang tinggi, sehingga lebih mengedepankan investasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
- Sistem ekonomi konvensional: meskipun terdapat kewajiban terhadap sosial, tetapi keuntungan pribadi lebih diprioritaskan.
Setelah saya paparkan perbedaan diantara keduanya, dapat kita ambil garis besar bahwasannya, sistem ekonomi yang berstandar Syariah lebih mengedepankan keuntungan Bersama serta kemanfaatan kepada masyarakat luas, mereka memiliki Batasan moral dan agama di dalam menjalankan transaksi keuangannya. Sedangkan konvesional lebih mengedepankan terhadap keuntungan tanpa ada Batasan di dalam menjalankan transaksi keuangan nya, mereka pun kurang terlalu mempendulikan kemanfaatan sosial selagi keuntungan tetap mereka dapatkan.
Dan jikalau kita membicarakan siapa yang lebih baik antara sistem ekonomi Syariah dan sistem ekonomi konvesional di dalam masalah perbankan ini, maka jawabannya adalah, Bagi mereka yang mengedepankan prinsip etika dan keadilan dalam transaksi, perbankan syariah mungkin lebih sesuai. Namun, bagi yang mencari fleksibilitas dan variasi produk, perbankan konvensional bisa menjadi pilihan yang lebih menarik. Semua tergantung dari diri kita sendiri, apakah kita mau lebih mementingkan etika dan moral di dalam berekonomi atau lebih mementingkan keuntungan tanpa ada Batasan dalam bertransaksi. Karena keduanya mempunyai kekurangan dan kelebihan nya masing-masing di dalam menjalankan perekonomian nya.
ADVERTISEMENT