Konten dari Pengguna

Gemini, Teknologi AI Buat Kalahkan GPT

Afgiansyah
Praktisi dan Akademisi Komunikasi Media Digital dan Penyiaran. Co-Founder Proxymedia.id // Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana, Universitas Indonesia, dan Universitas Paramadina.
2 Juli 2023 5:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afgiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kecerdasan Buatan (AI) sekarang ini terus berkembang dan membawa berbagai penemuan baru. Salah satu hal yang paling menarik adalah munculnya 'model bahasa besar', seperti GPT dari OpenAI, LaMDA dari Google, dan yang terbaru, Gemini dari Google DeepMind.
ADVERTISEMENT
Model bahasa besar ini bisa membuat berbagai jenis tulisan baru berdasarkan informasi yang kita berikan. Misalnya, GPT, salah satu model bahasa besar, dapat membantu dalam membuat percakapan pada Bing Chat, yang bisa digunakan untuk membantu pengguna menjawab pertanyaan atau memberikan informasi. Sementara itu, LaMDA digunakan oleh Google Bard, yang membantu mengubah teks menjadi suara, memudahkan bagi pengguna yang butuh bantuan dengan membaca teks.
Namun, sebenarnya kita tidak langsung berinteraksi dengan model bahasa besar ini. Mereka bukanlah aplikasi yang kita buka dan gunakan. Sebaliknya, mereka adalah teknologi di balik aplikasi tersebut. Mereka adalah sistem pintar yang membantu aplikasi berfungsi.
Kita akan mengulas lebih banyak tentang Gemini, teknologi pintar yang sedang dikembangkan oleh Google DeepMind. Demis Hasabis, CEO dari DeepMind yang mengembangkan teknologi, dalam wawancaranya dengan Wired.com, berbicara tentang apa itu Gemini dan bagaimana cara kerjanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Hasabis, "Gemini dibuat untuk bisa lebih baik dari teknologi sejenis lainnya. Kami menggunakan teknik dari program AlphaGo kami dan menggabungkannya ke dalam Gemini. Teknik tersebut adalah reinforcement learning dan tree search."
Sebenarnya teknologi GPT dan LaMDA juga menggunakan teknik-teknik ini, tetapi dengan cara yang berbeda. GPT belajar dari data teks besar dan menggunakan reinforcement learning untuk memperbaiki hasil tulisan berdasarkan umpan balik yang diterima. GPT juga menggunakan tree search untuk memilih kata-kata yang paling cocok dalam suatu situasi. LaMDA, di sisi lain, dirancang untuk berbicara dengan manusia secara alami. LaMDA belajar untuk menyesuaikan gaya bicara berdasarkan preferensi pengguna dan menggunakan tree search untuk mengeksplorasi topik yang mungkin diminati pengguna
ADVERTISEMENT
Jadi, apa yang membuat Gemini beda? Gemini tidak hanya mampu memahami dan membuat tulisan baru, tapi juga bisa merencanakan dan menyelesaikan masalah. Menurut Hasabis, iIni adalah hal baru yang belum tentu dimiliki oleh teknologi sejenis lainnya.
Meski masih dalam proses pembuatan, Gemini sudah menarik banyak perhatian. Hasabis juga berbicara tentang harapannya pada Gemini, "Dengan teknik yang sudah terbukti berhasil di AlphaGo, kami harap Gemini bisa melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan oleh teknologi sejenis lainnya."
Jadi, setiap teknologi punya keunikan dan manfaatnya sendiri. Meski GPT, LaMDA, dan Gemini semuanya termasuk model bahasa besar, mereka punya keunggulan dan fungsi yang berbeda. Setiap teknologi punya peran dan kelebihan tersendiri.
ADVERTISEMENT
Gemini menunjukkan potensi untuk membawa dunia AI menjadi lebih maju. Dengan menggabungkan teknik dari AlphaGo, Gemini menunjukkan bahwa teknologi AI bisa terus berkembang, memberikan solusi baru untuk berbagai tantangan yang ada.
Walaupun masih dalam proses pembuatan, Gemini menunjukkan potensi besar. Teknologi ini membuka jalan untuk inovasi baru dan bisa membantu menyelesaikan tantangan yang ada dengan lebih baik. Jadi, kita bisa berharap bahwa Gemini akan menjadi bagian penting dalam perkembangan AI di masa depan.