Konten dari Pengguna

Festival Payung Indonesia 2024 : Lebih dari Sekadar Perayaan Seni Budaya

Afidah Shafiana Wiraatmaja
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret
22 Desember 2024 11:45 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afidah Shafiana Wiraatmaja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pameran Payung di FESPIN 2024 (dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Pameran Payung di FESPIN 2024 (dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
Festival Payung Indonesia (FESPIN) 2024 kembali hadir dengan membawa semangat seni, budaya, dan pemberdayaan ekonomi lokal. Mengusung tema "Payung Catra Wastra," festival ini bukan hanya panggung untuk menampilkan keindahan instalasi payung, tetapi juga ruang kolaborasi antara seniman, pelaku UMKM, dan masyarakat untuk menciptakan dampak yang lebih luas. Berlokasi di Taman Balekambang, Solo, Jawa Tengah, FESPIN ke-11 ini melibatkan lebih dari 1.500 seniman dari berbagai daerah di Indonesia hingga mancanegara. Dengan perpaduan seni tradisional dan kontemporer, festival ini menawarkan pengalaman yang unik melalui berbagai instalasi kreatif, pertunjukan seni, hingga pameran produk UMKM yang menggambarkan kekayaan budaya Nusantara. Seni, Budaya, dan Kreativitas dalam Satu Festival FESPIN 2024 menghadirkan serangkaian aktivitas menarik yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi. Pengunjung dapat menikmati berbagai pertunjukan seni tari, musik, dan fashion show khas daerah, serta mencicipi makanan tradisional Nusantara di pasar kuliner yang menjadi bagian dari acara. Salah satu daya tarik utama adalah pameran UMKM yang menampilkan produk-produk unggulan seperti Sepayung Wastra, Payung Tradisi, hingga Fotografi Esai Payung Juwiring. Selain itu, kegiatan literasi seperti penerbitan buku dokumentasi tentang ragam payung Nusantara memperkaya wawasan pengunjung. Festival ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga medium untuk memperkenalkan keunikan budaya Indonesia kepada dunia. Dampak Positif untuk Ekonomi dan Pariwisata Lebih dari sekadar perayaan seni, Festival Payung Indonesia memiliki kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Berikut beberapa dampaknya: 1. Pemberdayaan Tenaga Lokal Festival ini membuka peluang kerja bagi masyarakat setempat, mulai dari seniman, pengrajin, hingga pelaku UMKM. Selain itu, kebutuhan dekorasi, logistik, dan operasional festival turut memberdayakan tenaga kerja di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 2. Platform untuk UMKM Dengan ribuan pengunjung lokal dan internasional, FESPIN menjadi platform besar bagi UMKM untuk memamerkan produk unggulan mereka. Hal ini tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga memperluas pasar bagi pelaku usaha kecil dan menengah. 3. Meningkatkan Pariwisata Solo Sebagai salah satu acara budaya terbesar di Solo, FESPIN memperkuat citra kota ini sebagai destinasi wisata budaya. Kehadiran wisatawan mendorong peningkatan hunian hotel, restoran, dan layanan transportasi, sehingga menggerakkan sektor ekonomi lainnya. 4. Promosi Produk Lokal ke Dunia Internasional Melalui partisipasi seniman dan pengunjung mancanegara, produk budaya seperti payung tradisional dan kain wastra mendapatkan peluang untuk dikenal lebih luas, bahkan hingga pasar ekspor. Festival Sebagai Langkah Pemulihan Ekonomi Kreatif Pasca-pandemi, FESPIN menjadi simbol kebangkitan ekonomi melalui seni dan budaya. Festival ini menunjukkan bagaimana sinergi antara kreativitas dan pemberdayaan ekonomi dapat menciptakan dampak yang berkelanjutan. Lebih dari sekadar ajang perayaan, Festival Payung Indonesia 2024 adalah bukti nyata bahwa seni budaya dapat menjadi motor penggerak ekonomi kreatif yang inklusif, membangun daya saing lokal, dan memperluas jangkauan ke pasar global.
ADVERTISEMENT
Afidah Shafiana Wiraatmaja, Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret