Konten dari Pengguna

Spanyol Dilanda Pemadaman Listrik, Rantai Pasokan Global Terdampak

Afidah Shafiana Wiraatmaja
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret
7 Mei 2025 11:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afidah Shafiana Wiraatmaja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
La Sagrada Familia (Sumber : iStock)
zoom-in-whitePerbesar
La Sagrada Familia (Sumber : iStock)
ADVERTISEMENT
Pemadaman listrik besar-besaran yang melanda wilayah Spanyol pada Senin, 28 April 2025, telah menimbulkan dampak signifikan terhadap perekonomian nasional serta rantai pasok internasional. Gangguan ini dipicu oleh kombinasi antara kerusakan teknis pada pembangkit tenaga surya, terputusnya interkoneksi listrik dengan Prancis, dan fenomena atmosfer langka yang menyebabkan gangguan sinkronisasi jaringan listrik Eropa. Saat ini, berbagai penyebab tersebut tengah ditangani dan diselidiki lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Pemadaman total yang terjadi sejak pukul 12.30 waktu setempat berdampak pada lebih dari 50 juta orang di Spanyol, Portugal, dan sebagian Prancis selatan. Listrik padam selama lebih dari 11 jam, dengan pemulihan penuh yang diperkirakan memakan waktu beberapa hari, terutama di wilayah terpencil. Gangguan ini melumpuhkan sejumlah sektor vital, termasuk transportasi, komunikasi, layanan kesehatan, ekonomi digital, dan perbankan.
Sebagai negara dengan posisi strategis dalam produksi dan distribusi barang di Eropa, pemadaman listrik di Spanyol memberikan efek domino terhadap rantai pasok global. Berikut sejumlah dampak utama yang ditimbulkan:
1. Gangguan Transportasi dan Logistik
Layanan kereta api jarak menengah dan jauh terpaksa dihentikan, menghambat distribusi barang dan mobilitas pekerja. Sistem kendali kereta yang bergantung pada listrik membutuhkan waktu lama untuk dipulihkan. Kota-kota besar seperti Madrid mencatat jumlah pembatalan penerbangan tertinggi akibat lumpuhnya sistem navigasi dan komunikasi.
ADVERTISEMENT
2. Terhentinya Operasi Industri dan Produksi
Berbagai pabrik di sektor kimia, otomotif, mesin, serta makanan dan minuman mengalami penghentian operasional. Industri otomotif menjadi salah satu sektor paling terdampak. Produsen seperti Renault dan Stellantis menghentikan operasinya di pabrik-pabrik utama di Valladolid, Zaragoza, dan Vigo.
Pabrik Stellantis di Vigo bahkan kehilangan produksi sekitar 1.000 kendaraan akibat dua shift yang batal beroperasi. Sementara itu, pabrik SEAT di Martorell, yang mempekerjakan 14.000 orang, mengalami pemadaman penuh pada tiga jalur produksi utama. “Setiap jam berhenti berarti ratusan kendaraan tidak jadi dirakit. Ini akan berdampak hingga ke pasar Amerika Latin dan Afrika,” ujar juru bicara Stellantis.
3. Gangguan Komunikasi dan Infrastruktur Digital
Jaringan telepon seluler dan internet terputus di sejumlah kota besar seperti Madrid, Barcelona, dan Valencia, menghambat koordinasi logistik dan manajemen rantai pasok global.
ADVERTISEMENT
Sektor ritel pun ikut terdampak. Toko-toko besar seperti IKEA terpaksa menghentikan operasional karena tidak dapat mengakses sistem kasir dan inventori digital. Gangguan sistem logistik digital memperlambat distribusi barang dan jasa, baik domestik maupun internasional.
4. Efek Domino pada Jaringan Listrik Eropa
Terhubungnya jaringan listrik negara-negara Eropa menyebabkan pemadaman di Spanyol turut menimbulkan gangguan di Portugal dan sebagian Prancis selatan. Hal ini memperpanjang proses pemulihan dan memperluas dampak terhadap rantai pasok lintas negara.
Pemerintah Spanyol kini tengah bekerja sama dengan operator jaringan listrik dan mitra internasional untuk memulihkan dan menstabilkan sistem, serta melakukan evaluasi menyeluruh guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Pemadaman listrik di Spanyol bukan sekadar krisis domestik, melainkan tantangan besar bagi kelancaran rantai pasok global. Peristiwa ini menegaskan pentingnya ketahanan infrastruktur energi dalam menjaga stabilitas ekonomi dan perdagangan internasional di era transisi energi.
ADVERTISEMENT
Afidah Shafiana Wiraatmaja, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret