Konten dari Pengguna

Empowering Society: Investasi Ternak Sapi sebagai Kemajuan Ekonomi Barru

Afif Alqaf
Mahasiswa Kesejahtraan Sosial Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar/Pengurus Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahtraan Sosial Indonesia Regional Sulsel dan Gorontalo/Tim Pers Forkomkasi News Room
16 Februari 2025 9:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afif Alqaf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lili Cahyati (Peserta Advance Training LK III HMI BADKO Jawa Timur) bersama warga Desa Pattappa.
zoom-in-whitePerbesar
Lili Cahyati (Peserta Advance Training LK III HMI BADKO Jawa Timur) bersama warga Desa Pattappa.
ADVERTISEMENT
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan yakni yang bersifat people-centered, participatory, empowering, and sustainable. Pemberdayaan masyarakat adalah segala usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat agar bisa mencapai kehidupan yang sejahtera. Keberdayaan masyarakat akan terlihat ketika masyarakat berani membuat keputusan untuk memperbaiki hidupnya kearah yang lebih baik, dalam arti tidak lagi tergantung kepada kebijakan dan kendali orang lain sehingga mampu membuat ide-ide cemerlang untuk menciptakan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dalam pengertian yang lebih luas, social empowerment merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang. Proses tersebut menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pengembangan (people or community centered development).
Ranah pengembangan masyarakat bersifat terbuka dan dapat dengan mudah dimasuki oleh para spesialis sektoral pendidik, pekerja kesehatan, penyuluh pertanian, ahli hukum, ahli ekonomi, akuntan, arsitek, ulama dan lain-lain) dan bahkan oleh orang-orang yang merasa bukan ahli apapun, asal mereka menaruh minat pada kehidupan kolektif dan mau membuka diri kepada hal-hal baru.masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan di segala bidang dan sektor kehidupan.
ADVERTISEMENT
Aspek yang terpenting dalam social empowerment adalah program yang dapat diinisiasi oleh masyarakat itu sendiri sehingga mampu menjawab kebutuhan dari masyarakat dengan melakukan pemanfaatan sumber daya lokal tanpa menciptakan ketergantungan (dependant mentality) dengan melibatkan beberapa pihak untuk membangun mitra dalam proses pengembangan secara berkelanjutan.
Masyarakat dan komunitas yang dimaksud tersebar di berbagai daerah yang ada di Sulawesi Selatan. Termasuk di Barru terdapat berbagai sumber yang menjadi mata pencaharian masyarakat mulai dari pegawai, pengusaha, bertani, nelayan, hingga beternak. Keragaman sumber perekonomian tersebut menjadikan masyarakat kerap kali memadukan antara bertani sekaligus beternak ataupun pengusaha juga beternak sebagai sumber penghasilan.
Ketersediaan lahan yang cukup luas di Desa Pattappa belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat terutama untuk kegiatan peternakan, metode yang digunakan dalam pemeliharaan hasil ternak masih alamiah sehingga untuk biaya yang dikeluarkan tergolong rendah. Masyarakat yang memiliki hewan ternak dibebaskan dan baru dikandang pada saat akan dijual. Penjualan sapi ternak bukan hanya sebagai kebutuhan konsumsi tetapi sebagai penunjang kebutuhan seperti pendidikan, dan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Investasi dalam dunia peternakan merupakan sesuatu hal yang baru terdengar karena pada umumnya investasi dapat berupa uang dan benda seperti emas. Namun, melihat beberapa daerah dengan sumber kekayaan dari segi hewan peliharaan mampu menjadi ladang bisnis dan diinvestasikan guna memperoleh keuntungan serta kemandirian dalam segi perekonomian. Program ini sangat dibutuhkan dalam keberdayaan sosial masyarakat Desa Pattappa sebab potensi ternak yang cukup melimpah bagi masyarakat.
Penulis: Lili Cahyati (Peserta Advance Training LK III HMI Badko Jawa Timur)