Konten dari Pengguna

Kontroversi K-Drama ”When The Phone Rings” dengan Unsur Propaganda

Afifah Berliana Afriyanti
Mahasiswa aktif ilmu komunikasi, Universitas Andalas
7 Januari 2025 12:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afifah Berliana Afriyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Industri hiburan Korea Selatan terkenal dengan produksi K-Drama yang berkualitas, memukau, dan menyentuh hati penonton. Namun, K-Drama terbaru "When The Phone Rings" menuai kontroversi besar yang menarik perhatian global. Drama ini, yang awalnya dipuji karena kualitas produksinya, memicu perdebatan setelah episode terakhirnya dianggap menyelipkan propaganda terkait konflik Palestina dan Israel.
Sumber gambar: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: dokumen pribadi
Pada episode-episode terakhir, narasi dalam drama ini menyentuh isu sensitif yang dianggap membelokkan fakta sejarah. Alih-alih menyajikan konflik dengan data yang akurat, drama ini justru menunjukkan dukungan tersirat terhadap salah satu pihak. Hal ini memicu kemarahan banyak penonton, terutama pada adegan akhir yang disebut-sebut menyampaikan pesan pro-genosida.
ADVERTISEMENT
Kontroversi dan Respon Penonton
Setelah episode terakhir tayang, media sosial dibanjiri kritik pedas dari penonton. Banyak yang menilai drama ini menjadi alat propaganda. Penonton yang memahami konflik Palestina dan Israel menuduh drama ini "memutar balikkan fakta sejarah".
Di situs ulasan seperti MyDramaList dan IMDb, When The Phone Rings mengalami penurunan rating yang drastis. Bahkan di Google, drama ini hanya meraih rating 6.5/10 dengan komentar negatif yang mendominasi. Kritikan ini menjadi bukti bahwa penonton semakin sadar akan pentingnya tanggung jawab sosial dalam karya seni.
Pentingnya Tanggung Jawab Sosial dalam Karya Seni
Kontroversi "When The Phone Rings" menjadi pengingat bahwa hiburan tidak bisa lepas dari tanggung jawab sosial. Sebuah karya seni, terutama yang memiliki jangkauan global seperti K-Drama, memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik. Oleh karena itu, penting bagi pembuat karya untuk memastikan bahwa karya mereka tidak menjadi tempat atau media untuk menyebarkan opini dan pemahaman mereka ke dalam sebuah karya. Penonton sebagai konsumen, memiliki hak untuk mengevaluasi dan memberikan kritik terhadap karya yang mereka nikmati, terutama jika karya tersebut melanggar prinsip kemanusiaan.
ADVERTISEMENT