Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Menciptakan Asesmen Pembelajaran Antitegang
8 Mei 2024 8:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Afifah Ayuditya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata “ulangan” atau “ujian”? Pasti kamu akan merasa deg-degan, cemas dan khawatir padahal ujian nya masih dilaksanakan beberapa hari lagi. Kita juga mengetahui bahwa banyak siswa yang tidak menyukai ujian. Mereka mengikuti ujian karena keterpaksaan untuk mendapatkan nilai. Mereka juga terpaksa mempelajari soal-soal yang akan keluar di ujian. Bagi siswa pelaksanaan ujian adalah momen yang menegangkan. Hal ini karena suasana pada saat ujian berlangsung hening, tegang dan terasa mencekam. Suasana yang seperti itu membuat siswa menjadi mudah lupa materi yang sudah mereka pelajari dan membuat hasil belajar menjadi tidak maksimal. Suasana yang menegangkan juga memberi kesan terhadap ujian menjadi suatu hal yang menyeramkan.
ADVERTISEMENT
Ujian atau dikenal dengan istilah asesmen dalam dunia pendidikan merupakan sebuah proses pengumpulan data atau informasi yang digunakan untuk mengukur ketercapaian suatu tujuan pembelajaran. Pengertian menurut Slavin (2011) menyatakan bahwa penilaian adalah suatu pengukuran sejauh mana siswa telah mempelajari tujuan yang telah ditetapkan bagi mereka. Selain kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, guru juga harus menyiapkan penilaian yang tidak kalah menyenangkan. Guru juga harus bisa mengubah mindset siswa bahwa asesmen bukan lagi hal yang menegangkan tetapi menyenangkan, lalu bagaimana caranya?.
Asesmen identik dengan menjawab soal-soal di kertas, padahal banyak sekali teknik-teknik asesmen yang bisa digunakan. Teknik-teknik asesmen yang bisa digunakan adalah dengan tes lisan, penilaian unjuk kerja (performance), penilaian portofolio dan penilaian produk. Teknik-teknik tersebut memungkinkan guru untuk membuat asesmen yang bervariasi dan lebih menarik bagi siswa. Selain teknik asesmen media, pendekatan, dan prinsip penilaian dalam pembuatan asesmen juga harus diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Untuk menciptakan asesmen yang menyenangkan, asesmen harus dibuat sesuai tujuan pembelajaran. Jangan sampai soal yang keluar tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran dan apa yang diajarkan. Asesmen juga dibuat dengan memperhatikan karakter siswa. Siswa dalam satu kelas pastinya akan mempunyai karakter yang berbeda-beda. Hal ini lah yang menjadi tantangan bagi guru untuk membuat asesmen sesuai dengan karakter siswa. Penggunaan teknologi dapat membuat asesmen pembelajaran menjadi lebih bervariasi. Harapannya dengan bantuan teknologi dapat merangkul semua karakter siswa dan menciptakan suasana yang menyenangkan.
Banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat asesmen pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa. Contohnya adalah aplikasi Quizziz, Kahoot! dan Plickers. Aplikasi quizziz dan Kahoot! bisa digunakan di hp masing-masing siswa, sedangkan Plickers tidak menggunakan hp melainkan siswa akan diberikan kartu yang memuat barcode yang sudah disesuaikan dengan nama masing-masing siswa. Penggunaan aplikasi tersebut memberikan suasana yang berbeda sehingga diharapkan siswa tidak tegang pada saat ujian berlangsung.
Penggunaan teknologi tentunya menjadi solusi yang inovatif untuk menciptakan asesmen yang menyenangkan. Namun, bagaimana jika sekolah dan siswa mempunyai keterbatasan teknologi? Tenang saja masih banyak cara yang bisa dilakukan seperti menggunakan game based assessment untuk menciptakan asesmen antitegang. Asesmen bisa dikemas dalam sebuah permainan. Contohnya dengan menggunakan balok stacko yang sering dimainkan oleh anak muda, bisa juga dengan menggunakan ular tangga yang merupakan permainan masa kecil, atau dikemas menjadi sebuah games cerdas cermat.
Selain menggunakan pendekatan teknologi dan permainan guru juga harus memperhatikan kemampuan siswa. Kita mengetahui bahwa setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Menilai mereka dengan teknik yang terbatas membuat anak yang memang pintar membaca dan menghitung akan terlihat sangat pintar, sementara anak-anak yang kesulitan belajar di dalam kelas dengan teknik yang baku akan terlihat kurang pintar. Penyusunan asesmen dengan pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) bisa menjadi solusi untuk mengukur kemampuan siswa yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Pendekatan TaRL merupakan pendekatan dimana siswa dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya. Adanya pendekatan ini, maka pembelajaran dan asesmen memperhatikan kapasitas dan kebutuhan siswa. Sehingga siswa tidak lagi kesulitan untuk menghadapi ujian karena telah disesuaikan dengan kemampuannya. Untuk memberikan motivasi dan juga dorongan supaya siswa dapat meningkatkan kemampuannya guru bisa memberikan umpan balik atau reward kepada siswa. Hal ini bertujuan supaya siswa yang awalnya berada di tingkat paling rendah bisa naik ke tingkat menengah sampai tingkat tertinggi sehingga terdapat kemajuan dalam belajar.
Selain kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, asesmen juga harus dibuat menyenangkan tentunya dengan memperhatikan prinsip, teknik dan pendekatan yang ada. Asesmen yang dikemas dengan bentuk yang berbeda akan menghasilkan suasana yang berbeda. Asesmen yang menyenangkan membuat siswa termotivasi untuk belajar lebih giat karena mereka tidak lagi berada dalam suasana hening dan menegangkan. Ketika siswa lebih enjoy menjalankan asesmen hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa untuk belajar.
ADVERTISEMENT
Referensi
Ningrum, M. C., Juwono, B., & Sucahyo, I. (2023). Implementasi Pendekatan TaRL untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Fisika. PENDIPA Journal of Science Education, 7(1), 94–99. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/pendipa94
Slavin, E. Robert. (2011). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: Indeks.