Konten dari Pengguna

Energi yang Tak Pernah Padam

AFIFAH RISMA ALFARIYANI
Electrical Engineering Telkom University
26 Februari 2022 8:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari AFIFAH RISMA ALFARIYANI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
RUEN atau Rencana Umum Energi Nasional merupakan pedoman untuk memberikan arah pengelolaan energi nasional guna mewujudkan kemandirian energi dan ketahanan energi nasional untuk mendukung pembangunan nasional berkelanjutan, dengan Target Bauran EBT 2025 dan 2030 adalah 23% dan 31%.
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dengan memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Banyak keuntungan yang didapat Indonesia karena beriklim tropis, seperti suhu udara yang tidak berbeda jauh antara siang dan malam, memiliki kekayaan flora dan fauna yang beragam, banyaknya jenis tumbuhan yang dapat hidup di tanah Indonesia, memiliki hutan hujan tropis yang sangat luas serta dapat merasakan sinar matahari sepanjang tahun. Tanpa sinar matahari tidak akan ada kehidupan di bumi.
Nah dari keuntungan-keuntungan yang dimiliki Indonesia ada satu keuntungan yang kita bisa manfaatkan semaksimal mungkin untuk kehidupan kita, yaitu merasakan sinar matahari sepanjang tahun. Sinar matahari bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia, sinar matahari juga bukan hanya sekadar bisa menerangi bumi ini akan tetapi juga sangat bermanfaat sebagai sumber energi alternatif untuk membantu Indonesia dalam transisi energi yang saat ini sedang diusahakan oleh pemerintah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Energi matahari adalah energi terbesar di bumi ini, energi yang tidak pernah padam. Dengan adanya sumber energi terbarukan ini, sumber yang sangat ramah lingkungan sehingga kita bisa memanfaatkannya dalam berbagai bidang. Sinar matahari mampu membantu seluruh kehidupan di bumi ini, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Penyinaran matahari rata-rata sekitar 12 jam setiap hari dengan energi rata-rata harian sebesar 4,5 kWh/m2/hari maka Indonesia dapat disebut memiliki potensi energi surya yang tinggi.
Dalam mendukung dan mewujudkan tercapainya Target Bauran EBT 2025 dan 2030 maka berbagai kegiatan untuk memanfaatkan energi baru terbarukan digerakkan oleh pemerintah Indonesia. Salah satu kegiatannya adalah penelitian berkelanjutan mengenai potensi energi listrik tenaga surya Atap. Sinar matahari dapat dikonversikan menjadi energi listrik dengan bantuan panel surya. Selain dengan bantuan panel surya, konversi sinar matahari menjadi energi listrik juga membutuhkan beberapa komponen lain seperti controller, baterai, Inverter dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas mengenai cara konversi sinar matahari menjadi energi listrik kita harus mengetahui teori dasar mengenai energi listrik. Ada beberapa istilah dalam energi matahari seperti Iradiasi, Fulks Iradiasi, dan PSH. Nah mari kita bahas satu persatu istilah istilah yang ada dalam energi matahari.
Yang pertama yaitu Iradiasi yang merupakan gelombang radiasi matahari dalam rentang waktu tertentu dengan satuan kilowatt-jam per meter persegi (kWh/m2). Lalu ada pula Fulks Iradiasi yang merupakan geombang radiasi matahari dalam satuan watt per meter persegi (W/m2). Dan juga PSH atau Jam Puncak Matahari yaitu waktu atau jam ketika mataahari benar-benar bersinar penuh setara 1000 Wh/m2 .
Radiasi matahari di permukaan bumi berbeda dengan radiasi matahari yang terjadi di atmosfer bumi. Radiasi matahari di permukaan bumi sangat bervariasi dikarenakan beberapa sebab seperti tutupan awan, polusi udara, derajat lintang dari suatu lokasi, dan musim. Ada tiga jenis cara radiasi matahari sampai ke permukaan bumi, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Direct Radiation/ Beam (Radiasi langsung)
Direct Radiation adalah radiasi yang mencapai bumi tanpa perubahan arah atau radiasi yang diterima oleh bumi dalam arah sejajah sinar dating.
2. Diffuse Radiation (Radiasi hambur)
Diffuse Radiation adalah radiasi yang mengalami perubahan akibat pemantulan dan penghamburan.
3. Global Radiation (Radiasi total)
Global Radiation adalah penjumlah radiasi secara Direct Radiation (Radiasi langsung) dan Diffuse Radiation (Radiasi hambur).
Ada beberapa macam cara yang digunakan untuk mendapatkan lebih banyak radiasi matahari yaitu dengan mengatur modul surya, dengan mengatur modul surya mengikuri pergerakan arah matahari dengan menentukan posisi sudut kemiringan, bujur lintang, sudut deklinasi, sudut zenith, sudut permukaan azimuth, sudut datang matahari serta sudut jam matahari terhadap pergerakan arah matahari.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengatur pengaruh posisi modul surya terhadap pergerakan arah matahari, hal yang pertama dilakukan sebelum membangun pembangkit listrik tenaga surya adalah mengetahui potensi energi matahari. Ada dua cara mengukur potensi energi matahari yaitu pengukuran secara langsung dan pengukuran menggunakan satelit.
Pengukuran secara langsung bisa diukur dengan beberapa alat seperti, Pyranometer, Pyrgeometer, Phyreliometer, dan Sunshine Radiaton. Pyranometer sendiri memiliki fungsi mengukur iradiasi matahari atau global radiasi. Lalu Pyrgeometer yang berfungsi mengukur globar radiasi melalui infrared, selanjutnya ada Phyreliometer yang fungsinya adalah mengukur radiasi matahari lebih tepatnya mengukur energi langsung dari matahari, serta untuk Sunshine Radiaton memiliki fungsi sebagai alat ukur durasi matahari ketika bersinar. Sedangkan, untuk pengukuran potensi matahari dengan satelit bisa dilihat hasilnya pada Global Solar Atlas.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/dc/Indonesia_DNI_Solar-resource-map_GlobalSolarAtlas_World-Bank-Esmap-Solargis.png
Energi surya atau matahari memegang peranan penting sebagai sumber energi yang dapat kita manfaatkan, dan dengan menyadari potensi energi matahari yang sangat besar yang berada di Indonesia, kita harus yakin bahwa kita mampu mencapai Target Bauran EBT 2025 dan 2030.
ADVERTISEMENT