Konten dari Pengguna

The Power of Lerak: Multifungsi dan Hypoallergenic

Afifah Rufaidah
Mahasiswa Psikologi, Universitas Pembangunan Jaya
20 Oktober 2024 3:56 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afifah Rufaidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Air tercemar, plastik berkurang, hidup sehat, uang pun tertabung, apa yang bisa membuat itu semua terjadi? Yuk kita bahas!
ADVERTISEMENT
Kegiatan mandi, mencuci piring, mencuci pakaian, mengepel lantai menghasilkan air limbah domestik atau limbah rumah tangga. Tentu saja limbah domestik tersebut akibat dari penggunaan sabun komersil yang hingga saat ini masih banyak penggunanya. Produk sabun, shampo, deterjen pakaian, pasta gigi banyak yang mengandung SLS. Sodium Lauril Sulfat (SLS) merupakan surfaktan yang umumnya terkandung dalam produk perawatan tubuh yang berfungsi membersihkan tubuh dan dapat menciptakan busa. Memang benar jika SLS ini memiliki dampak positif, yaitu membantu membersihkan tubuh akan tetapi SLS mampu berdampak negatif pada ekosistem air (Hartono et al., 2024). Apabila setiap rumah terus menggunakan produk mengandung SLS, lalu bagaimana ekosistem air di masa depan?
Digitalisasi memudahkan kita memperoleh informasi dari media sosial. Saat ini banyak publikasi mengenai buah lerak yang digunakan di setiap kegiatan rumah tangga. Lerak (Sapindus rarak) merupakan tumbuhan atau pohon dengan tinggi rata-rata 10 meter. Lerak ini buah yang bijinya sangat berguna sebagai bahan pencuci batik dan perhiasan emas (Solikhin et al., 2011). Lerak yang seringkali dijumpai di pulau Jawa digunakan untuk mencuci batik karena tidak merusak kualitas warnanya. Kandungan biji buah lerak ada bahan aktif alkaloid, triterpene, ateroid, dan saponin yang paling menonjol pada buah lerak (Solikhin et al., 2011). Saponin memiliki kandungan antibacterial, antifungi dan juga dapat menghasilkan busa, meskipun tidak sebanyak busa komersial (Darwis, 2021). Keberfungsiannya tidak hanya untuk kain batik atau pakaian, tetapi juga bisa sebagai pembersih rambut, muka dan anggota tubuh lainnya, serta lantai, piring hingga membersihkan binatang peliharaan. Lerak dapat digunakan juga pada wajah karena kulitnya membantu mengurangi jerawat dan kudis, tentu saja lerak juga hypoallergenic yang aman untuk kulit sensitif (Solikhin et al., 2011).
Ilustrasi buah lerak. Sumber: Canva.com
Kita dapat membuat sabun lerak di rumah, dikutip dari (Pertiwi, n.d.) berikut cara membuat sabun lerak:
ADVERTISEMENT
1. Lerak sebanyak 25 gram di rebus dalam 1 liter air dan tambahkan 1 sendok garam, rebus hingga daging buah menjadi empuk.
2. Setelah empuk, diamkan air rebusan hingga dingin.
3. Saring air rebusan ke dalam botol
Cara penggunaan buah lerak lainnya adalah rendam buah lerak ke dalam air panas hingga empuk, setelah itu masukan ke dalam pouch kecil dan masukan pouch dalam mesin cuci (Zamroni, 2024). Di sisi lain lerak juga mempunyai kekurangan, yaitu tidak tahan lama sehingga penambahan garam berfungsi sebagai pengawet alami untuk membantu mempertahankan sabun lerak dan dapat disimpan dalam kulkas. Kemudian, tidak memiliki aroma yang kuat seperti sabun komersial atau deterjen. Untuk aroma dapat menggunakan pewangi alami seperti daun mint, daun jeruk, sereh, rosemary dan lainnya (Alwafa, 2024).
ADVERTISEMENT
Bahan alami lerak ini sangat bermanfaat dalam menjaga kelestarian alam dalam jangka waktu panjang karena biodegradable. Selain itu dengan penggunaan lerak yang beragam fungsi akan mengurangi individu dalam membeli produk-produk khusus untuk rambut, muka, badan, lantai, pakaian, hingga piring. Hal ini juga berpengaruh pada pengurangan sampah plastik produk sabun komersial yang sulit untuk diuraikan. Tentunya masih membutuhkan penyuluhan kepada masyarakat terkait biji dari buah lerak untuk mengubah gaya hidup mereka dengan perubahan dalam mengelola lingkungan. Pengelolaan lingkungan melalui proses psikologis yang terlibat dalam perubahan sikap dan perilaku yang diperlukan oleh penduduk adalah alat untuk pendidikan untuk maju menuju sustainability, hal ini ditunjukkan oleh Corraliza (1998) yang dikutip dalam (Bechtel & Churchman, 2002).
ADVERTISEMENT
Terkait penyampaian informasi pada khalayak ramai, tidak semua informasi akan efektif jika hanya menyampaikannya saja. Informasi perlu disampaikan bersamaan dengan contoh aktivitas terkait untuk menjadikan strategi yang lebih efektif. Seperti teori Bandura yang mengasumsikan bahwa seseorang membuat kesimpulan tentang bagaimana berperilaku dalam situasi tertentu dengan mengamati perilaku orang lain (Abrahamse & Matthies, 2019). Selain itu, berdasarkan Cialdini (2003) yang dikutip oleh (Abrahamse & Matthies, 2019), informasi normatif adalah informasi mengenai pendapat atau perilaku orang lain dapat menjadi efektif dalam mendorong perilaku pro-lingkungan. Beberapa influencer Instagram ataupun TikTok membagikan pengalamannya menggunakan sabun lerak. Influencer Instagram pro-lingkungan dengan akun @tami_andrenari seringkali berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai sustainable living, seperti sabun lerak, eco enzyme, tallow balm, hingga kompos tanaman.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pengalamannya dengan alergi kulit yang membuat gatal, mengelupas, dan timbul bintik isi cairan hingga pemilik akun @tami_andrenari mencoba mengganti lerak sebagai sabun cuci piring yang berdampak positif pada kulitnya menjadi tidak pernah iritasi dan kering. Bahkan hasil cucian peralatan masak dan makan pun tidak ada residu yang tersisa. Ia pun sudah menggunakan lerak selama hampir 3 tahun sebagai deterjen pakaian, meskipun pada awal penggunaan lerak ia merasa kesulitan beradaptasi. Tetapi kuncinya adalah mencoba dan konsisten untuk meraih hasil yang baik terhadap kesehatan diri dan lingkungan. Hasil berbagi informasi tersebut, pengikut Instagram-nya turut mencoba penggunaan lerak dalam keseharian mereka dan berbagi cerita dampak positif dari sabun lerak, untuk lebih lengkap lagi dapat dilihat dalam laman Instagram @tami_andrenari pada sorotan atau highlight “lerak”.
ADVERTISEMENT
Mengganti penggunaan produk komersial menjadi buah lerak merupakan langkah bermakna dan tepat untuk melestarikan lingkungan serta menjaga kesehatan kulit dari bahan kimia. Solusi efektif ini mendukung perubahan dengan menjadikan lerak bagian rutinitas sehari-hari demi masa depan bumi.
Referensi:
Alwafa, L. D. (2024, February 12). Kekurangan dan kelebihan lerak (Sapindus Larak) sebagai sabun ramah lingkungan. MA Asih Putera.
Bechtel, R., & Churchman, A. (2002). Handbook of Environmentak Psychology. John Wiley & Sons, Inc.
Darwis, K. (2021). Penyuluhan penggunaan biji lerak (Sapindus Rarak) sebagai alternatif pengganti sabun yang ramah lingkungan. Mega Pena: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 7–12.
Hartono, G. A., Margaretha, G. T., Ramadhani, N. F., Asy’ari, M. A., Dharmawan, I. M. S., Cahyo, H. N., & Prayitno, D. K. F. (2024). Pengaruh Sodium Lauril Sulfat pada kemaksimalan cara membersihkan suatu sampo anti ketombe dan sabun badan. Jurnal Analisis, 3(1), 057–065.
ADVERTISEMENT
Solikhin, A., Alfajri, M., & Hasyim, R. F. (2011). Pemanfaatan lerak (Sapindus rarak DC) sebagai sabun nabati yang ramah lingkungan. Repository.Ipb.Ac.Id.
Abrahamse, W., & Matthies, E. (2019). Informational Strategies to Promote Pro‐Environmental Behaviour: Changing Knowledge, Awareness, and Attitudes. In L. Steg & J. I. M. Groot (Eds.), Environmental Psychology (2nd ed.). John Wiley & Sons Ltd. http://psychsource.bps.org.uk
Pertiwi, A. (n.d.). Lebih ramah lingkunga, ini cara membuat sabun lerak untuk pengganti deterjen. TheAsianparent.
Zamroni, M. (2024, July 1). Lerak, si pembersih alami warisan nenek moyang. Tunas Hijau.