Konten dari Pengguna

Stimulus, Respons, dan Penguatan: Dasar Teori Belajar Behavioristik

Khusnul Afifah
Mahasiswa UIN Syaeif Hidayatullah Jakarta
27 Oktober 2024 11:01 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khusnul Afifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: https://www.pexels.com/id-id/
zoom-in-whitePerbesar
sumber: https://www.pexels.com/id-id/
ADVERTISEMENT
Behavioristik beranggapan bahwa hal terpenting dalam proses belajar adalah adanya stimulus dan respon, karena keduanya dapat diamati secara langsung. Banyak ahli berpendapat bahwa teori belajar behavioristik menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi dan dikendalikan oleh penguatan atau hadiah yang berasal daari linkungan.
ADVERTISEMENT
Seorang ahli fisiologi asal Rusia, terkenal dengan eksperimennya pada anjing dan teori pengkondisian klasik yang ia kembangkan. Teori ini menjelaskan bagaimana suatu organisme belajar untuk mengaitkan dua stimulus yang awalnya tidak terkait, sehingga menghasilkan respon baru. Teori ini menganalisis kejadian perilaku dengan mempelajari latar belakang penguatan terhadap perilaku tersebut.
Salah satu jenis pembelajaran yang dipelopori oleh Pavlov. Dalam pengkondisian klasik, suatu respos yang awalnya bersifat refleks dikaitkan dengan stimulus baru yang sebelumnya netral.
Seorang psikologi Amerika yang sangat berpengaruh dalam perkembangan behavioristik. ia dikenal sebagai "bapak behavioristik" karena perannya yang sangat signifikan dalam mendirikan dan mempromosikan pendekatan ini dalam psikologi.
Jhon B. Watson melakukan eksperimen terkenal dengan "Little Albert" untuk menunjukan bagaimana emosi seperti ketakutan dapat ditaklukan.
ADVERTISEMENT