Konten dari Pengguna

Kolaborasi Literasi dan Relaksasi untuk Menarik Minat Generasi Muda

Afina Putri Yahdiyan
Mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Airlangga
30 Desember 2024 14:09 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afina Putri Yahdiyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi suasana membaca yang lebih santai dan menyenangkan. (Foto ilustrasi milik author: Ilustrasi Taman Amphitheater Universitas Airlangga//Sumber edit Kualitas AI).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suasana membaca yang lebih santai dan menyenangkan. (Foto ilustrasi milik author: Ilustrasi Taman Amphitheater Universitas Airlangga//Sumber edit Kualitas AI).
ADVERTISEMENT
Perpustakaan adalah lebih dari sekedar tempat penyimpanan buku, ia merupakan pusat pengetahuan dan informasi yang penting bagi masyarakat. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Solo menargetkan bisa menjangkau 170.000 pengunjung pada tahun 2024. Jumlah pengunjung tersebut meningkat hingga mencapai 11,17% dibandingkan tahun sebelumnya yang jumlah pengunjungnya hanya 152.913 orang. Meskipun telah ada peningkatan, namun kunjungan ke perpustakaan bagi masyarakat Indonesia masih tegolong rendah. Eksistensi perpustakaan terbuka di tengah taman kota adalah sebuah inovasi yang patut diapresiasi karena konsep ini tidak hanya mendekatkan buku kepada masyarakat, tetapi juga menciptakan suasana membaca yang lebih santai dan menyenangkan. Cara ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan minat baca, terutama di kalangan generasi muda apalagi duduk dengan menikmati secangkir kopi. Perpustakaan terbuka seperti ini memberikan pengalaman berbeda dibandingkan perpustakaan konvensional yang sering kali dianggap kaku dan membosankan. Dengan menyediakan rak-rak buku di ruang terbuka dan meja kursi yang tersebar di taman, pengunjung lebih leluasa menikmati waktu mereka tanpa merasa terbatasi oleh suasana formal. Adanya kebijakan yang memperbolehkan pengunjung membawa makanan dan minuman ke area perpustakaan menjadi salah satu penunjang untuk menarik perhatian generasi muda. Kebijakan ini cukup progresif, tetapi harus diimbangi dengan tanggung jawab dan perlu menambahkan aturan yang menetapkan denda jika buku terkena noda atau rusak. Dengan begitu, pengunjung tetap bisa menikmati kenyamanan, tetapi juga menjaga buku agar tetap dalam kondisi baik.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang pecinta buku, konsep ini bisa lebih dari sekedar tempat membaca dengan di bumbui lokasi yang terbuka, santai, dan tidak terlalu formal. Perpustakaan taman juga bisa menjadi ruang interaksi dan kegiatan literasi, seperti diskusi buku, lokakarya menulis, seminar, dan lainnya. Dengan cara pendekatan ini, masyarakat akan lebih tertarik untuk berkunjung. Bahkan mereka yang sebelumnya jarang membaca sekalipun akan tertarik membuat jadwal kunjungan ke perpustakaan tersebut. Perpustakaan dengan konsep terbuka adalah bukti bahwa literasi tidak harus terbatas pada ruang tertutup, formal, dan kaku. Membaca bisa menjadi bagian dari gaya hidup santai namun tetap produktif karena konsep seperti ini bisa diterapkan pada taman kota yang strategis. Konsep perpustakaan di tengah taman kota juga memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat terutama pada generasi muda, seperti:
ADVERTISEMENT
1. Sebagai Tempat Berinteraksi
Taman perpustakaan menyediakan ruang untuk masyarakat berinteraksi yang ramah bagi pengunjung. Mereka dapat berkumpul, berdiskusi, dan berbagi pengalaman membaca tanpa merasa tertekan atau terikat oleh aturan formal apalagi di bumbui dengan suasana sejuk.
2. Dapat Meningkatkan Minat Baca
Dengan menyediakan akses mudah seperti koleksi buku bacaan atau tata cara berkunjung, hal tersebut juga dapat meningkatkan minat baca masyarakat. Anak-anak dan remaja dapat lebih tertarik untuk membaca ketika mereka melakukannya di tempat yang nyaman dan tidak formal.
3. Akses Ruang Terbuka Hijau yang Edukatif
Konsep taman perpustakaan menggabungkan fungsi ekologis dan sosial yang di mana tidak hanya berfungsi sebagai tempat membaca tetapi juga sebagai ruang hijau yang membantu memperbaiki kualitas lingkungan. Keberadaan ruang terbuka hijau telah terbukti dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental pengunjung.
ADVERTISEMENT
4. Aksesibilitas yang Mudah untuk Semua
Taman perpustakaan dirancang untuk bisa diakses oleh semua kalangan masyarakat, termasuk mereka yang kurang mampu. Dengan menyediakan koleksi buku yang beragam dan fasilitas yang mendukung, taman ini berfungsi sebagai sarana untuk mendukung pendidikan dan literasi di masyarakat.
5. Kegiatan Kreatif dan Edukatif
Di taman perpustakaan, berbagai kegiatan kreatif seperti lokakarya menulis, seminar, workshop, diskusi buku, atau pertunjukan seni dapat diadakan. Ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan edukatif yang menyenangkan dan bermanfaat.
6. Menyediakan Fasilitas Tambahan untuk Mendukung Konsep
Fasilitas yang mendukung umumnya seperti kafe atau area bermain anak, sehingga menciptakan suasana yang lebih menarik bagi pengunjung serta membantu menciptakan ekonomi lokal, dengan memberikan ruang bagi pedagang kecil untuk berjualan di area tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan semua manfaat ini, konsep perpustakaan di tengah taman kota tidak hanya menjadi tempat untuk membaca tetapi juga menjadi pusat komunitas yang mendukung interaksi sosial, pendidikan, dan kesehatan mental masyarakat secara keseluruhan. Adapun beberapa perpustakaan yang mengusung konsep serupa dengan perpustakaan yang terintegrasi di tengah taman, yakni:
1. Taman Literasi Martha Christina Tiahahu yang terletak di Blok M, Jakarta, dan merupakan hasil kolaborasi antara Perpustakaan Jakarta dan Gramedia. Taman ini menyediakan ruang baca dengan koleksi buku yang beragam serta area untuk kegiatan komunitas. Selain itu, pengunjung dapat mengakses buku digital melalui QR code di beberapa titik baca yang ada di taman ini.
2. Perpustakaan Mini di Taman Suropati yang terletak di Jakarta, memiliki perpustakaan mini berbentuk pos-pos kayu yang berisi buku bacaan. Pengunjung dapat membaca buku di bawah pohon-pohon rindang dan juga menyumbangkan buku layak baca ke dalam kotak penyimpanan yang tersedia.
ADVERTISEMENT
3. Taman Bacaan Masyarakat yang terletak di Bali Canti, Lombok, taman ini menawarkan beragam buku dan program-program pendidi yang juga berfokus pada pelestarian budaya Sasak lokal. Sehinggga, secara tidak langsung perpustakaan tersebut mempromosikan budaya literasi di antara anak-anak dan dewasa.
4. Taman Bacaan Masyarakat yang terletak di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, ini berhasil menjadi pusat literasi khususnya bagi anak-anak dan remaja di daerah tersebut. Mereka seringkali mengadakan kegiatan seperti perpustakaan keliling, lokakarya menulis, dan diskusi buku yang mendukung peningkatan literasi masyarakat.
Konsep perpustakaan yang berkolaborasi dengan taman tidak hanya mendukung tingkatan literasi masyarakat, tetapi juga menciptakan ruang sosial yang mendukung interaksi dan kegiatan komunitas.