Alasan Saya Tetap Memakai Masker, Meski Sudah Ada Kelonggaran

Afiqul Adib
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tinggal di Lamongan.
Konten dari Pengguna
5 Juni 2022 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afiqul Adib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: unsplas.com/kyleaustin
zoom-in-whitePerbesar
sumber: unsplas.com/kyleaustin
ADVERTISEMENT
Akhir bulan kemarin, Pak Jokowi mengumumkan dengan lantang pada masyarakat akan kebolehan melepas masker dengan ketentuan di luar ruangan, serta tidak banyak orang. tentu saja aturan ini didasari dengan pandemi covid-19 yang mulai dapat dikendalikan.
ADVERTISEMENT
Saya tercengang, bukan saja karena tumben sekali bukan Pak Luhut yang memberikan pengumuman, tapi juga karena respons dari netizen terhadap aturan ini.
Iya, alih-alih seneng, beberapa netizen justru mengatakan kalau mereka akan tetap memakai masker saja. Berbagai alasan mencuat, mulai dari merasa lebih percaya diri, tidak kelihatan belum mandi, sampai merasa kegantengannya meningkat 80%.
Memang ada sih yang senang akan aturan ini dan akan memilih untuk melepas masker, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak. Setidaknya jumlah ini terlihat dari komentar di beberapa media sosial yang saya amati.
Saya menduga bahwa kemarin yang taat memakai masker bukan karena patuh terhadap prokes, tapi memang lebih nyaman saja memakainya. Dan saya termasuk golongan ini.
ADVERTISEMENT
“Sudah tidak ada covid, kenapa pakai masker?” Sering sekali saya menjumpai pertanyaan demikian. Biasanya hanya saya merespons dengan tertawa saja. Paling mentok saya katakan kalau masker adalah fashion.
Ya, gimana, sangat mustahil juga saya jelaskan alasan secara detail kenapa tetap memakai masker ketika berada dalam suasana obrolan yang mencekam dan di bawah tekanan. Nah, beda lagi kalau dalam tulisan, di sini saya bebas menjelaskan dengan saksama.
Berikut alasan saya tetap memakai masker meski kata Pak Jokowi sudah boleh dilepaskan:
#1 Lebih percaya diri
Ada salah satu komentar yang saya temukan di twitter, ia mengatakan “membuka masker rasanya seperti membuka aurat”. Saya agak setuju. Tentu ini bukan berarti menyamakan hukum melepas masker dengan melepas aurat.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, ketika memakai masker, entah kenapa ada semacam perasaan percaya diri yang meningkat berkali-kali lipat. Mungkin karena semua jerawat, wajah kusam, sampai kulit berminyak dapat tersamarkan begitu saja, atau mungkin karena memang wajah saya jelek aja sih, jadi lebih baik ditutup pakai masker.
Nah, karena alasan itu, melepas masker menjadi hal yang cukup berat dilakukan, akhirnya mengurangi kadar percaya diri ketika di tempat umum.
#2 Menghindari flu/pilek
Bagi saya, manfaat memakai masker selain lebih percaya diri adalah terhindar dari flu.
Sebagai anak muda yang memiliki hidung cukup sensitif dengan debu, yang selalu pilek ketika motoran jarak jauh. Memakai masker adalah hal wajib untuk meningkatkan standar kesehatan dan kenyamanan dalam menjalani hidup.
ADVERTISEMENT
Setelah terbiasa memakai masker, saya jadi jarang terkena pilek. Padahal dulu hubungan saya dengan pilek adalah teman baik. Ia sering mengunjungi saya setelah melakukan perjalanan agak jauh dengan motor.
Yah, ibarat lebih baik mencegah daripada mengobati, memakai masker bagi saya adalah sebuah usaha menjaga tubuh agar tetap kesehatan. Ini menjadi penting karena jika sehat, aku lebih bebas mencintaimu. Wqwqwq.
#3 Bebas komat-kamit dalam segala situasi
Saya tipikal orang yang suka ngomong sendiri, kadang juga suka ketawa mendengar humor yang “so yesterday”. Bukan ketawa karena humornya, melainkan pemikiran orangnya, kok bisa sih, masih dipakai aja humornya?
Iya, memakai masker memberi kebebasan mulut kita untuk komat-kamit di segala situasi. Selain itu, di saat genting kita juga bebas menguap tanpa tedeng aling-aling. Bahkan ketika mood sedang kurang baik, wajah murung kita juga bebas dari cercaan.
ADVERTISEMENT
Jasa dari si Masker memang sangat mulia.
#4 Sudah menjadi bagian hidupku
Sudah dua tahun terbiasa memakai masker, alhasil kalau pergi tanpa masker serasa ada yang kurang.
Selain itu, karena beberapa alasan di atas, saya jadi telanjur nyaman memakai masker dan agak susah untuk melepas kepergiannya. Memakai masker memang sudah menjadi bagian dari hidupku. haissh.
Memang terasa agak lebay, sih. Tapi memang demikian alasan saya tetap pakai masker. Dan tolong, memakai masker juga tidak merugikan siapa pun, jadi berhentilah bersikap seakan-akan memakai masker adalah sebuah kesalahan. Oke, sip.