Tipe Pasangan Idaman, dan Impian yang Utopis dalam Dunia Percintaan

Afiqul Adib
Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tinggal di Lamongan.
Konten dari Pengguna
30 Oktober 2021 22:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afiqul Adib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Source by: Dương Hữu on Unsplash.com
Tipe pasangan idamanmu seperti apa?
Pertanyaan tentang pasangan ideal sering muncul di beberapa perbincangan publik, entah sekadar obrolan ringan, debat panas, atau sampai pada titik misuh secara mendalam.
ADVERTISEMENT
Kebanyaan orang memiliki angan-angan mendapatkan pasangan yang menyenangkan. Ada yang berkeinginan memiliki pasangan yang dapat memahami perilakunya selayaknya psikolog, memiliki wawasan luas selayaknya profesor, sampai dapat melakukan hal-hal romantis layaknya sinetron, film, Drakor, dan sejenisnya.
Dulu, saya juga memimpikan hal serupa. Berkeinginan memiliki pasangan yang menyenangkan ketika diajak bicara. Alasan saya sederhana, nanti jika diberi umur panjang dan tiba pada usia tua, saya dan pasangan tidak bisa lagi jalan-jalan ke pantai, gunung atau tempat wisata lainnya.
Satu-satunya yang bisa dilakukan hanya duduk berdua di satu meja yang sama, dengan segelas teh hangat tanpa gula, dan menghabiskan hari dengan membincang banyak hal dengan pasangan. Saya membayangkan jika pasangan saya tidak menyenangkan, rasanya sebelum tua saya akan mati kebosanan.
ADVERTISEMENT
Namun, semakin ke sini, saya merasa kayaknya nggak perlu ndakik-ndakik deh untuk memiliki pasangan yang ini-itu. Kayaknya tidak harus mencari pasangan yang menyenangkan, yang penting tidak menyebalkan saja, itu sudah cukup, lebih dari cukup malahan. Lha wong, ada yang mau sama saya saja itu sudah bagus kok.
Saya mulai menyadari kalau tidak ada manusia yang hanya mempunyai sisi menyenangkan saja. Tidak ada orang yang memiliki kelebihan saja tanpa kekurangan. Semua adalah satu paket yang terdiri dari sifat menyenangkan beserta sisi menyebalkannya.
Saya sering menemukan orang-orang yang sangat perhatian, tapi ia juga posesif. Seseorang yang memiliki wawasan luas, tidak jarang menyukai perdebatan yang tidak penting. Orang yang seru, lucu, dan nyambung ketika diajak bicara biasanya memiliki banyak teman lawan jenis yang dapat memicu kecemburuan serta guncangan dalam keharmonisan sebuah hubungan.
ADVERTISEMENT
Menyenangkan adalah rasa yang timbul setelah nyaman. Ketika kita sudah sayang, maka apapun pembahasannya ia akan terasa menyenangkan. Obrolan dengan tema serupa memiliki kadar menyenangkan yang berbeda ketika diobrolkan dengan orang yang kita sukai.
Bukti paling sederhana adalah banyaknya pasangan yang memiliki humor internal, yang jika dilempar ke orang lain akan terdengar aneh, alay, dan pengin misuh. Apakah kita masih ingat kalau ada pasangan yang saling memberi panggilan sayang secara random, misalnya, iyus, ndut, bunda, ayah, beruang, unta, kupu-kupu bersayap gelap, dan sebagainya.
Panggilan tersebut adalah hal yang aneh, tapi bagi sepasang kekasih, memiliki humor internal atau panggilan kesayangan adalah suatu kewajaran.
Saya menduga kalau sifat menyenangkan seseorang di mata kita adalah akibat campur tangan dari perasaan cinta. Karena jika kita membenci seseorang, betapa menyenangkannya seseorang tersebut, pasti kita akan timbul kemalasan saat menjalin komunikasi dengannya.
ADVERTISEMENT
Kalau sudah suka, apalagi sampai sayang, mendapat emoticon senyum saja, rasanya kayak mau salto. Lebih bahagia daripada mendapat jokes bapak-bapak.
Artinya bukan pasanganmu menyenangkan kemudian kamu jatuh cinta, tapi kamu jatuh cinta, kemudian apa-apa tentang pasanganmu menjadi menyenangkan.
Sama seperti fisik, bukan dia ganteng/cantik kemudian kamu jatuh cinta, tapi kamu jatuh cinta, kemudian dia terlihat ganteng/cantik dari semua arah penjuru.
Angan-angan memiliki pasangan idaman adalah hal yang boleh-boleh saja, tapi meyakininya secara berlebihan menyulitkan Anda untuk menjalin suatu hubungan secara berkelanjutan, karena Anda terus mencari sosok idaman secara paripurna. Tentu saja semakin dicari, semakin tidak menemukan.
Efek paling brutal adalah Anda merasa kalau pasangan Anda sekarang tidak menyenangkan, kemudian merasa kalau orang lain lebih mendekati tingkat idaman dari pasangan Anda sekarang. Dan Anda rela meninggalkan pasangan Anda untuk mencoba peruntungan dengan orang lain. Hasilnya sudah bisa ditebak, tidak lama hubungan Anda juga akan kandas.
ADVERTISEMENT
Ini sama seperti cerita di film radio galau (2012). Di mana tokoh utamanya rela meninggalkan pasangannya karena dianggap tidak menyenangkan, dan memilih orang baru untuk mewujudkan mimpi menjalin relasi dengan pasangan idaman. Alhasil, ia juga tidak bahagia meski dengan orang baru. Kenapa demikian? Karena yang menjadi permasalahan bukan orang lain, tapi diri sendiri.
Jadi, Anda mau sibuk membangun tembok dengan mengatasnamakan tipe pasangan idaman, atau mencoba berdamai dengan hal-hal menyebalkan dari pasangan yang memang lumrah dimiliki semua umat manusia?