Cemaran Mikrobiologi pada Selada

Afiya
Saya seorang mahasiswa aktif Teknologi Pangan dari Universitas Al-Azhar Indonesia
Konten dari Pengguna
30 April 2021 13:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afiya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Buah dan sayuran segar sangat penting untuk dikonsumsi sebagai makanan sehat dan seimbang. Akan tetapi, konsumen sering tidak melakukan langkah pemrosesan apa pun pada bahan makanan ini sebelum dikonsumsi untuk memastikan bahwa sudah tidak ada lagi mikroorganisme patogen yang mengontaminasi bahan pangan tersebut. Sehingga banyak terjadinya wabah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang mengontaminasi bahan pangan.
ADVERTISEMENT
Kontaminasi dapat terjadi selama proses penanaman produk segar, pemanenan, proses persiapan atau pencucian, pada proses distribusi dan bahkan pada tahap akhir yakni ketika produk sudah di dapur konsumen. Kontaminasi selama proses budidaya dapat disebabkan oleh penanaman tanaman sering memanfaatkan kotoran hewan yang diolah maupun tidak diolah yang kemudian digunakan sebagai pupuk. Kontak langsung permukaan tanaman dengan pupuk kandang juga dapat menjadi sumber kontaminasi.
Air juga dapat menjadi sumber kontaminasi mikroba. Air yang digunakan untuk irigasi bahan pangan, aplikasi pestisida dan pendinginan umumnya bersumber dari pasokan air kota, air tanah, air hujan, air permukaan maupun atau air limbah. Sumber air dengan kualitas mikrobiologi yang buruk seperti air limbah yang digunakan kembali dapat menjadi sumber kontaminasi tanaman segar. Pertumbuhan mikroorganisme pada tanaman segar tergantung pada faktor-faktor seperti suhu udara, radiasi matahari, atau kelembaban. Selain itu, pengaruh kondisi cuaca juga dapat menjadi penyebab kontaminasi.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan mikroba patogen seperti Escherichia coli dan Salmonella pada sarung tangan yang digunakan untuk pemanenan dapat menjadi sumber kontaminasi. Pisau yang dipakai pada proses pemangkasan selada saat pemanenan dapat mengakibatkan kontaminasi tanaman. Strain non-patogenik dari Escherichia coli merupakan flora normal saluran pencernaan manusia dan hewan. Namun, beberapa strain ganas dapat menyebabkan penyakit pada sistem pencernaan, saluran kencing dan saraf. Salmonella dapat menimbulkan penyakit manusia, penyakit yang paling umum ditimbulkan oleh bakteri ini yakni Salmonella Typhimurium dan Salmonella Enteriditis. Salmonella tersebar luas di lingkungan dan biasanya ditemukan di limbah pertanian dan bahan yang terkontaminasi oleh tinja.
Ilustrasi Selada. Sumber: Dok. Pixabay
Sayuran segar seperti selada berpotensi terhadap kontaminasi mikroorganisme patogen karena tanaman ini ditanam di dekat tanah sehingga rentan terkena kontaminasi oleh air irigasi yang tercemar mikroorganisme patogen. Air yang terikat pada daun selada dapat meningkatkan potensi kontaminasi. Sebagian besar mikroba dalam tanaman segar sering sekali tidak diketahui pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat, walaupun mikroba patogen juga terdapat pada sayuran segar tersebut.
ADVERTISEMENT
Kondisi sanitasi yang buruk di pedesaan dan perkotaan sering mengakibatkan penularan mikroorganisme patogen ke selada dan sayuran lainnya, terutama melalui penggunaan air irigasi dan pupuk yang terkontaminasi oleh kotoran hewan maupun kotoran manusia. Benih yang digunakan juga dapat menjadi potensi kontaminasi yang menyebabkan kontaminasi mikroba pada selada. Benih harus dirawat untuk memastikan kualitas mikrobiologinya.
Cara untuk mencegah atau meminimalisir kontaminasi mikroba pada selada perlu dilaksanakan untuk mengendalikan beban penyakit mikroba bawaan makanan. Untuk mencegah atau meminimalisir kontaminasi mikroba pada selada, kebersihan dan kesehatan para pekerja perlu diperhatikan. Peralatan yang digunakan untuk proses pemanenan harus disimpan dalam kondisi bersih dan tersanitasi. Selada harus disimpan di pendingin ruangan agar terhindar dari cemaran mikroorganisme. Mencuci dan membersihkan sayuran sebelum dikonsumsi harus dilakukan dan cukup efisien untuk mengurangi risiko kontaminasi pada sayuran segar seperti selada.
ADVERTISEMENT