Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Antara Impian dan Ketakutan: Apa Kata Psikoanalisis dan Terapi REBT?
28 November 2024 18:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Aflanaura Tauhidy Shainyra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah Anda pernah terbayang seperti apa hidup lima tahun dari sekarang? Apakah mimpi-mimpi besar yang selama ini Anda perjuangkan dengan penuh pengorbanan sudah tercapai? Atau pada hari esok, mungkinkah Anda masih diberi kesempatan untuk menikmati hidup dengan sehat, mencicipi berbagai makanan lezat dari seluruh dunia, dan berkumpul bersama orang-orang terkasih? Tak ada yang dapat memastikan bahwa semua itu akan abadi di dalam kehidupan kita. Kadang kala, rasa takut atas ketidakpastian masa depan datang begitu tiba-tiba. Bahkan ia bisa muncul saat kita tengah disibukkan dengan berbagai hal yang sungguh menyita waktu dan memaksa kita berhenti sejenak untuk merenungi kekhawatiran yang sulit dihindari. Ternyata, psikoanalisis dan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) memiliki pandangan tersendiri tentang ketakutan itu, lhoo... Yuk simak pandangan psikoanalisis dan REBT tentang rasa takut!
ADVERTISEMENT
Pandangan Psikoanalisis tentang Rasa Takut
Tahukah kamu siapa itu Sigmund Freud?
Sigmund Freud merupakan ilmuwan psikologi yang dijuluki sebagai Bapak Psikoanalisis, sebab Freud lah yang mendirikan psikoanalisis dalam ilmu psikologi. Dalam memandang rasa takut, Freud seringkali menghubungkan hal tersebut dengan dorongan bawah sadar yang bertentangan dengan norma sosial atau moral, yang bertanggung jawab untuk menekan keinginan-keinginan tersebut. Ia juga berpendapat bahwa rasa takut dapat muncul akibat ketidakseimbangan antara id (keinginan primal), ego (prinsip realitas), dan superego (aturan moral internal).
Misalnya, Anda bermimpi ingin menjadi seorang penyanyi terkenal tanpa usaha apapun (id), tapi setelah berpikir lebih rasional Anda menyadari bahwa mimpi tersebut memerlukan kerja keras, waktu, dan pengorbanan (ego). Setelah itu, Anda juga mulai merasa terbebani oleh nilai-nilai moral dan tanggung jawab sosial. Anda berpikir, ”Bagaimana jika saya menjadi seorang penyanyi, apakah pendapatan saya dapat memenuhi kebutuhan keluarga?” Kemudian Anda juga memikirkan bahwa sukses tidak hanya untuk diri sendiri saja, melainkan harus memikirkan orang lain sehingga dapat memberi dampak positif (superego).
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya adalah id, ego, dan superego bekerja bersama untuk membentuk cara seseorang menata masa depan. Id mendorong individu untuk mengejar impiannya, sedangkan ego bertindak lebih rasional, menyadari realitas dan tantangan yang akan dihadapi, dan superego memberi kontrol moral dengan memastikan bahwa keputusan tersebut tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Inilah yang menyebabkan seseorang memliki rasa takut akan masa depan, ketakutan ini muncul karena individu merasa tidak mampu mengendalikan konflik antara dorongan dalam diri mereka dengan aturan yang ada.
Apakah Rasa Takut dapat Kita Kendalikan?
Seorang psikolog Amerika benama Albert Ellis menciptakan sebuah teori pendekatan yang dapat membantu seseorang dalam menghadapi rasa takut, yaitu teori Rational Emotive Behavior Therapy (REBT). Gantina Komalasari dkk (2011) mengungkapkan bahwa metode Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dikenal sebagai pendekatan kognitif yang mempertimbangkan hubungan antara perasaan, perilaku, dan pemikiran.
ADVERTISEMENT
Misalnya Anda bepikir, jika Anda tidak lolos seleksi ke perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia maka Anda tidak akan sukses. Daripada berpikir demikian, Anda dapat mulai mengevaluasi kegagalan tersebut dengan memperbaiki cara belajar dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tes di kesempatan yang akan datang. Pendekatan REBT dapat membantu mengelola ketakutan dengan merubah cara pandang terhadap kegagalan.
Referensi
Harahap, dkk. (2022). PENDEKATAN REBT (RASIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPHY) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Al-Mursyid: Jurnal Ikatan Alumni Bimbingan dan Konseling Islam (IKABKI), 4. doi: http://dx.doi.org/10.30829/mrs.v4i1.1248
Ardiansyah, dkk (2023). KAJIAN PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD. Jurnal Kependidikan, 7(1), 25–31.