Konten dari Pengguna

Kokedama: Mengubah Kesadaran Lingkungan Siswa Menjadi Tindakan Nyata

Muhammad Zahrudin Afnan
Laboran di SMA Nation Star Academy. Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Magister Pendidikan Biologi Universitas Negeri Surabaya
7 Mei 2025 14:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Zahrudin Afnan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Krisis lingkungan global semakin nyata di depan mata. Dari perubahan iklim hingga degradasi ekosistem, semua ini menuntut solusi yang melibatkan semua lapisan masyarakat, termasuk generasi muda. Pendidikan memegang peran kunci dalam membentuk kesadaran ekologis sejak dini. Namun, apakah pendidikan kita sudah cukup efektif? Di sinilah inovasi pembelajaran berbasis praktik seperti kokedama menjadi relevan.
ADVERTISEMENT
Kokedama, seni menanam asal Jepang, adalah cara unik untuk memperkenalkan siswa pada konsep keberlanjutan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 30 April, sebagai bagian dari program inovasi lingkungan di SMA NSA Surabaya. SMA NSA Surabaya menunjukkan bagaimana kokedama dapat menjadi alat yang lebih dari sekadar estetika. Dengan metode pembelajaran berbasis praktik langsung dan refleksi afektif, siswa diberikan pengalaman yang tidak hanya mendidik, tetapi juga menyentuh aspek emosional mereka.
Pembuatan Kokedama (Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Pembuatan Kokedama (Dokumentasi Pribadi)
Hasilnya mengejutkan. Siswa tidak hanya belajar keterampilan bercocok tanam, tetapi juga mengembangkan empati terhadap alam. Mereka mulai memahami pentingnya tanggung jawab ekologis sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Ini adalah pelajaran hidup yang tidak bisa didapatkan dari buku teks semata.
Menurut Kepala Sekolah SMA NSA, I Putu Tony Purana, kegiatan kokedama ini sangat relevan dengan misi sekolah untuk membentuk karakter siswa yang peduli terhadap lingkungan. "Kokedama memberikan pengalaman nyata kepada siswa untuk belajar mencintai dan menjaga alam. Ini adalah langkah konkret untuk menginternalisasi nilai-nilai ecological awareness," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Budi Utomo. Ia menekankan bahwa pembelajaran berbasis praktik seperti kokedama adalah strategi efektif untuk mencapai misi SMA NSA. "Kegiatan ini tidak hanya mendukung pencapaian kurikulum, tetapi juga membangun kesadaran ekologis yang menjadi bagian penting dari visi besar kami," ujarnya.
Penting untuk dicatat bahwa metode ini bukan sekadar teori. SMA NSA telah membuktikan bahwa kegiatan semacam ini mampu memperkuat literasi lingkungan di kalangan siswa. Praktik kokedama mengajarkan siswa bagaimana merawat tanaman dengan penuh perhatian, sekaligus memahami dampaknya terhadap keberlanjutan ekosistem. Dengan kata lain, mereka belajar untuk berpikir secara ekologis dan bertindak secara konkret.
Kokedama (Dokumentasi Pribadi)
Tentu, ada tantangan dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis praktik ini, seperti kebutuhan akan waktu dan sumber daya yang lebih besar. Namun, manfaat jangka panjangnya jauh lebih signifikan. Generasi muda yang dibekali kesadaran ekologis sejak dini akan tumbuh menjadi pemimpin yang peduli terhadap keberlanjutan planet kita.
ADVERTISEMENT
Kokedama adalah contoh kecil, tetapi berdampak besar. Jika diterapkan lebih luas, ini bisa menjadi langkah awal untuk merevolusi pendidikan lingkungan di Indonesia. Dengan pendekatan yang kontekstual dan kreatif seperti ini, sekolah-sekolah dapat membekali siswa dengan keterampilan dan kesadaran yang benar-benar relevan dengan tantangan dunia saat ini.
Pada akhirnya, pendidikan bukan hanya soal angka dan teori, tetapi juga soal membentuk karakter dan kesadaran. Kokedama, dengan segala kesederhanaannya, telah membuktikan bahwa kesadaran lingkungan dapat ditanamkan melalui langkah kecil yang bermakna. Mari kita jadikan ini sebagai inspirasi untuk menciptakan generasi yang peduli dan siap beraksi demi masa depan bumi kita.