Konten dari Pengguna

Mitos atau Fakta: Masyarakat Perkotaan Tidak Bisa Berkebun dan Bertani?

AFNY CHOLISAH
Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis
27 Juni 2024 15:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari AFNY CHOLISAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Meningkatnya kesibukan dan urbanisasi di era modern ini menyebabkan masyarakat perkotaan semakin teralienasi dari alam dan sumber pangan segar. Hal ini memicu berbagai permasalahan, seperti ketergantungan pada pangan olahan yang tidak sehat, ketidakpastian ketahanan pangan, dan keterputusan dari alam.
ADVERTISEMENT
Stigma bahwa masyarakat perkotaan tidak bisa bertani masih melekat kuat di masyarakat. Padahal, di era modern ini anggapan tersebut mulai terbantahkan dengan maraknya tren Urban Farming atau bertani di perkotaan.
Urban Farming atau Urban Agriculture adalah kegiatan budidaya tanaman atau memelihara hewan ternak di dalam dan di sekitar wilayah kota besar (metropolitan) atau kota kecil untuk memperoleh bahan pangan atau kebutuhan lain dan tambahan finansial. (Bareja, 2010).
Urban farming hadir sebagai solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang sudah disebutkan diatas. Urban farming memungkinkan masyarakat perkotaan untuk menanam sendiri bahan pangan segar dan sehat, meningkatkan ketahanan pangan, mendekatkan manusia dengan alam, serta meningkatkan kualitas hidup.
Urban Farming tidak hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki hobi berkebun, tetapi juga menjadi solusi bagi masyarakat perkotaan untuk mendapatkan akses pangan yang lebih segar, sehat, dan terjangkau.
ADVERTISEMENT

Meningkatnya Minat Urban Farming

Berbagai faktor mendorong meningkatnya minat masyarakat perkotaan terhadap urban farming, di antaranya:

Keterbatasan lahan

Lahan di perkotaan umumnya sempit, sehingga urban farming sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah, balkon, atau bahkan atap rumah.

Keinginan untuk hidup lebih sehat

Masyarakat perkotaan semakin sadar akan pentingnya mengonsumsi makanan yang segar dan bebas pestisida. Urban farming memungkinkan mereka untuk menanam sendiri bahan makanan yang mereka konsumsi.

Meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan

Urban Farming dapat membantu mengurangi polusi udara dan air, serta meningkatkan keanekaragaman hayati di perkotaan.

Berbagai Metode Urban Farming

Ada banyak metode urban farming yang dapat dilakukan, di antaranya:

Hidroponik

Hidroponik merupakan metode menanam tanaman tanpa menggunakan tanah, melainkan dengan air dan larutan nutrisi. Metode ini terkenal dengan efisiensi airnya, kontrol nutrisi yang lebih presisi, dan pertumbuhan tanaman yang lebih cepat. Hidroponik cocok untuk berbagai jenis tanaman, termasuk sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. Namun, metode ini membutuhkan modal awal yang lebih besar, pengetahuan tentang hidroponik, dan kehati-hatian dalam pengelolaan nutrisi untuk menghindari kegagalan panen.
ADVERTISEMENT

Akuaponik

Akuaponik merupakan metode menggabungkan budidaya ikan dan tanaman dalam satu sistem simbiosis yang saling menguntungkan. Ikan menghasilkan limbah yang kaya nutrisi, yang kemudian diolah oleh tanaman sebagai pupuk. Akuaponik hemat air, ramah lingkungan, dan menghasilkan dua jenis panen (ikan dan tanaman). Sistem ini ideal untuk lahan sempit dan cocok untuk pemula karena relatif mudah dirawat. Namun, akuaponik membutuhkan pengetahuan tentang budidaya ikan dan akuaponik, serta kehati-hatian dalam menjaga keseimbangan sistem untuk menghindari kegagalan panen.

Vertikultur atau Vertikal Farming

Metode Vertikultur atau Vertikal Farming memanfaatkan ruang vertikal secara maksimal dengan menanam tanaman secara bertingkat. Metode ini ideal untuk lahan sempit, memungkinkan budidaya tanaman di area yang tidak biasa seperti balkon atau dinding, dan nilai estetika yang tinggi. Vertikal farming cocok untuk berbagai jenis tanaman, termasuk sayuran, buah-buahan, dan tanaman obat. Namun, metode ini membutuhkan sistem penyangga yang kuat, pencahayaan buatan, dan biaya perawatan yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT

Kontainer Farming

Kontainer farming merupakan metode yang memanfaatkan kontainer bekas sebagai wadah untuk menanam tanaman. Metode ini menawarkan fleksibilitas dan kemudahan relokasi, tahan lama, dan cocok untuk lahan yang tidak rata. Kontainer farming dapat digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman, termasuk sayuran, buah-buahan, dan tanaman rempah. Namun, metode ini membutuhkan modal awal untuk membeli kontainer, modifikasi kontainer, dan potensi panas berlebih di dalam kontainer yang perlu dikontrol.

Manfaat Urban Farming

Urban farming memiliki banyak manfaat, di antaranya:
Masyarakat perkotaan tidak hanya bisa bertani, tetapi juga memiliki banyak potensi untuk mengembangkan usaha pertanian yang inovatif dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah dan berbagai pihak terkait perlu memberikan dukungan dan edukasi kepada masyarakat perkotaan agar mereka dapat memanfaatkan urban farming sebagai solusi untuk berbagai permasalahan di perkotaan.
Urban farming bukan hanya tren sesaat, tetapi merupakan solusi jangka panjang untuk mengatasi berbagai permasalahan di perkotaan. Dengan dukungan dari pemerintah, komunitas, dan masyarakat, urban farming dapat menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat perkotaan yang sehat, berkelanjutan, dan sejahtera.