Pentingnya Protein Hewani Untuk Mencegah Stunting

Sebagai seorang mommy dari 3 orang anak laki-laki mommy3a sering khawatir apakah anak-anak sudah sesuai umur tumbuh kembangnya. Hal ini membuat mommy sering-sering cari tahu dan upgrade ilmu tentang tumbuh kembang anak selain cara pengasuhan anak.

Tumbuh kembang anak erat kaitannya dengan asupan nutrisi harian dan stimulasi. Mengenai asupan nutrisi harian anak, mommy sering dipusingkan dengan masalah GTM dan picky eater. Ketiga anak mommy adalah anak yang picky eater, sedangkan Aldan dan arfan sering banget GTM. Padahal anak-anak memerlukan asupan nutrisi yang cukup dengan gizi seimbang setiap harinya untuk mendukung tumbuh kembangnya.

Beruntung pada hari Sabtu tanggal 21 Desember 2019 yang lalu mommy3a mendapat undangan acara Moms Mingle di Hotel Mercure Cikini dengan tema yang sangat menarik yaitu “Bicara Seru Tentang Gizi”. Thanks for having me Kumparan.

Sebagai seorang ibu memang harus sering-sering hadir di acara yang padat ilmu dan padat gizi seperti ini.

Narasumber acara Moms Mingle pada hari itu adalah:

1. Dr.Ir. Subandi Sardjoko, Msc (Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan)

2. dr. Diana F. Suganda (Nutrisionis)

3. Andrew F. Saputro (Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia)

Narasumber pertama Dr.Ir. Subandi memaparkan isu yang sangat penting yaitu mengenai stunting. Beliau menunjukkan data hasil riset, kajian dan upaya pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.

Menurut data 1 dari 3 atau 3 dari 10 anak Indonesia terkena stunting. Atau peringkat 3 terbanyak di Asia dan no.5 terbanyak penderita stunting di dunia.

Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyebab stunting (gagal tumbuh). Orang tua kebanyakan hanya berpikir makan itu cukup dengan kenyang, padahal makan bukan hanya sekedar kenyang tapi gizinya harus terpenuhi.

Makan porsinya harus pas, terutama pada anak-anak yang dalam tahap pertumbuhan. Idealnya adalah ¼ piring nasi , ¼ sayur dan ½ protein hewani.

dr. Diana F.Suganda mengatakan anak harus tercukupi kebutuhan protein hewani karena:

- 20% Tubuh terdiri dari protein.

-Protein hewani bagaikan building block tulang, otot, darah, hormon, vitamin.

-Protein merupakan makronutrien komponen utama.

Protein hewani adalah kunci tumbuh kembang anak. Asam amino terdapat pada protein hewani, asam amino sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh kembang dan kecerdasannya. Tubuh memerlukan 20 asam amino 9 diantaranya bisa dihasilkan oleh tubuh, sementara 11 diperoleh dari makanan.

Makanan yang mengandung asam amino adalah protein hewani. Protein hewani mengandung lebih tinggi vitamin B12, vitamin D, DHA dan Zinc dari pada protein nabati atau sayuran.

Kandungan asam amino yang berasal dari protein hewani lebih lengkap untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak. Tapi menurut data dari penelitian menunjukkan 1 dari 7 anak usia sekolah tidak tercukupi kebutuhan asupan protein hariannya.

Anak-anak pada masa golden age (1000 hari pertama kehidupan) ini dimulai dari anak saat masih dalam kandungan dan dua tahun umurnya membutuhkan asupan protein hewani yang cukup bukan hanya asupan protein nabati. Karena Golden age adalah masa krusial yang sangat penting dan tidak dapat terulang lagi orang tua harus benar-benar memperhatikan asupan nutrisi hariannya.

Saat anak lahir kebutuhan akan ASI harus tercukupi, ibu harus cukup konsumsi makanan dengan gizi yang baik dan seimbang agar bayinya tercukupi kebutuhan nutrisinya.

Berlanjut ke MPASI, banyak dari ibu yang mengenalkan anak di awal MPASI hanya sayur dan buah. Ini adalah cara yang salah kenalkan anak dengan berbagai jenis protein hewani agar terbiasa dan suka mengkonsumsinya.

Makanan yang mengandung protein hewani adalah unggas, daging kambing sapi, ikan, telur dan susu.

Protein hewani berperan penting untuk mencegah anemia dan mencegah stunting. Kekurangan protein pada anak akan berpengaruh terhadap perkembangannya dimasa mendatang seperti:

- Akan mengalami berbagi masalah kesehatan seperti resiko penyakit degeneratif.

- Mudah lelah, letih dan lemah.

- Sulit berkonsentrasi.

- Nyeri tulang.

- Penyembuhan luka lebih lama.

- Terjadi penurunan respon imun.

- Stunting (gagal tumbuh).

Stunting pada anak bukan hanya terlihat dari tubuh yang kurang tinggi tetapi juga IQ yang rendah. Gagal tumbuh adalah tahap akhir dari stunting yang terlihat, stunting menggerus otak. Anak-anak yang terkena stunting hanya bisa menyerap pelajaran di sekolah sampai SMP.

Demi mencegahnya ibu harus mensiasati agar anak cukup makan dengan cara:

-Membuat jadwal makan yang teratur (3x makan utama dan 2 x makan selingan sehat).

-Setiap kali makan lengkapi dengan jumlah protein hewani yang sesuai dengan usia anak.

-Memberi selingan sehat ekstra protein.

-Mengenalkan berbagai jenis protein hewani sejak dini saat MPASI.

-Menciptakan suasana makan yang nyaman dan menyenangkan, biasakan makan bersama keluarga.

Pada kesempatan ini hadir juga Pak Andrew F Saputro perwakilan dari Frisian Flag. Frisian Flag sudah ada di Indonesia selama lebih dari 95 tahun dan turut serta mencegah stunting.

Sesi akhir dari “Bicara Seru Tentang Gizi” hari itu adalah cooking competition yang dipandu Chef Astrolem Putra. Chef Astro mengajak para moms memasak lokal lasagna yang bahan utama seharusnya pasta lasagna diganti dengan bahan terong sebagai sumber karbohidrat, sangat menarik.

Lokal Lasagna

Sesi ini para moms sangat antusias memasak berkelompok mengikuti cooking compettion, kelompok saya juga sangat antusias mengikuti, walau tidak menang tidak masalah.

Di acara Moms Mingle kali ini para moms mendapat banyak ilmu mengenai pentingnya kebutuhan protein hewani yang harus tercukupi untuk anak terutama di golden age untuk dukung masa tumbuh kembangnya. Demi mencegah stunting dan menciptakan generasi cerdas di masa mendatang.

#kumparanMOMxFrisianFlag

#kebaikansusuFrisianFlag

#BelajarSeruTentangGizi