Konten dari Pengguna

Idul Adha Ujian Bagi Rasa Syukur dan Keikhlasan

22 Agustus 2018 11:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afriadi Rosdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Idul Adha Ujian Bagi Rasa Syukur dan Keikhlasan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jakarta - Hari Raya Idul Adha menjadi ujian bagi rasa syukur dan keikhlasan seorang hamba kepada Sang Pencipta melalui pelaksanaan ibadah haji dan kurban. Demikian ceramah KH. Abdul Razaq Alwi, Khatib Sholat Idul Adha di DPD Golkar DKI Jakarta, Rabu (22/8).
ADVERTISEMENT
Disampaikan Khatib, haji adalah ibadah yang tidak terukur. Banyak pejabat berbadan sehat dan kaya tapi tak kunjung naik haji. Sementara tukang cuci, tukang pijit, pedagang kecil, terlihat seperti tak memiliki duit banyak tapi berangkat ke tanah suci menunaikan ibadah haji. “Intinya ada pada bersyukur dan ikhlas. Umat Islam yang menunaikan ibadah haji adalah hamba yang ikhlas dan bersyukur,” ujar Kiyai Abdul Razaq.
Haji, lanjut Khatib, adalah miniatur kecil perjalanan hidup kita yang sempurna dan lengkap. Ketika kita terlahir ke dunia tak ada dosa yang kita tanggung, masih suci. Tapi coba periksa ketika umur 40-50 tahun, hati kita sudah banyak titik-titik hitam karena dosa dan nafsu. Haji mengingatkan kita untuk menjadikan akhir hayat kita terbebas dari segala dosa dan noda.
ADVERTISEMENT
“Semua terlihat di Wukuf Arafah. Ketika itu semua berpakaian ihram, putih suci, dan yang berkumandang hanya takbir, tahmid, tasbih dan baca alquran. Sama persis di padang mahsyar nanti. Kita berusaha mengakhiri hidup tanpa dosa, tanpa noda, tanpa halangan,” ujar Kiyai Abdul Razaq.
Kurban juga perwujudan dari rasa syukur. Hamba Allah yang mampu berbagi rezeki kepada masyarakat yang papa, yang miskin. Lewat berkurban, manusia menyemblih ke-egoan dan nafsunya untuk melayani sesama manusia. “Jadikanlah tahtamu sebagai semblihanmu, harta kekayaanmu sebagai semblihanmu. Kau harus rela mengorbankan pemberian Allah untuk melayani dan berbagi untuk sesama,” seru Khatib.
Idul Adha Ujian Bagi Rasa Syukur dan Keikhlasan (1)
zoom-in-whitePerbesar
Diingatkan KH Abdul Razaq Alwi, keikhlasan adalah hal yang sangat esensial dalam berkurban. Kurban tak akan sampai kepada Allah jika niat memberi dan berbagi pada mereka yang papa dilandasi oleh keinginan duniawi: agar jabatan naik, status sosialmu meningkat, agar dipandang sebagai orang yang peduli.
ADVERTISEMENT
“Yang sampai kepada Allah adalah taqwamu, bukan daging atau kulit kurban. Allah menilai sebatas mana keikhlasanmu pada yang papa, pada yang terlunta-lunta. Kau pejabat untuk menjabat tangan sesama. Kau kaya untuk berbagi. Kau merangkul dan memeluk sesama,” tegasnya.
Kurban 57 Sapi dan 60 Kambing
Sholat Idul Adha di DPD Golkar DKI Jakarta dilaksanakan di halaman kantornya yang luas dan hijau. Jamaah yang hadir sekitar 300 orang. Pengurus teras DPD Golkar DKI Jakarta yang tampak hadir Basri Baco (Sekretaris), Adhinusa (Bendahara), Muhammad Anwar (Wakil Ketua), dan Olsu Babay (Ketua Golkar Jakarta Utara).
Ashraf Ali, Ketua Penyelenggara Idul Adha DPD Golkar DKI Jakarta, melaporan bahwa pada tahun ini, keluarga besar Golkar DKI Jakarta berhasil mengumpulkan dan membagi hewan kurban sebanyak 57 sapi dan 60 kambing.
ADVERTISEMENT
Ashraf Ali, yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar di DPRD DKI Jakarta, mengatakan bahwa hewan kurban tersebut dibagikan ke enam wilayah, menjangkau masyarakat yang kurang mampu yang tersebar di setiap wilayah. “Yang dipotong di Golkar DKI Jakarta hanya enam ekor sapi,” ujarnya.
Basri Baco, Sekretaris Golkar DKI Jakarta mengatakan, sebagai partai nasionalis-relijius, Golkar terus menjaga komitmen melaksanakan kegiatan keagamaan di kantor Golkar DKI Jakarta. Sholat Idul Adha, sebelumnya Idul Fitri, serta sholat Jumat di Masjid Golkar DKI Jakarta, adalah bagian dari bentuk komitmen tersebut. (Afr)