Konten dari Pengguna

Konser Harpis Muda, Menatap Festival Harpa Internasional

4 Februari 2018 21:39 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afriadi Rosdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Konser Harpis Muda, Menatap Festival Harpa Internasional
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jakarta - Keindahan suara yang keluar dari denting dawai harpa yang dimainkan murid-murid Heidi Awuy of School Harp seakan menghipnotis penikmat harpa yang menyaksikan konser. Kurang lebih 100 menit, penonton khidmat menikmati musik. Tak ada suara yang terdengar di ruangan tersebut selain nama-nada indah dentingan harpa serta gemuruh tepuk tangan ketika setiap performance anak berakhir.
ADVERTISEMENT
Sore itu, Minggu (4/2) murid-murid harpa Heidi Awuy, sang maestro harpa Indonesia, menampilkan keahlian jari jemari mereka memetik senar-senar harpa dalam acara "Concert of Heidi Awuy of School Harp" di Gedung Tresno, Jakarta Selatan.
Ada 29 lagu yang dimainkan oleh 29 harpis muda dan cilik binaan Heidi Awuy tersebut. Komposisi musik yang dimainkan mulai dari gubahan J.S Bach (maestro musik klasik dari Jerman, 1685 - 1750), Ettore Pozzoli (komposer musik klasik Italia, 1873-1957), hingga Komposer harpis Amerika modern Debra Hanson (kelahiran 1953).
"Konser ini bertujuan memberikan keberanian, kepercayaan diri kepada harpis muda dan pemula tampil di atas panggung disaksikan khalayak," ujar Heidi.
Heidi, pembawa harpa ke Indonesia itu, menaruh harapan besar kepada harpis muda tersebut. Masa depan nasib musik harpa di Indonesia berada di tangan mereka. Diakui Heidi, sampai sekarang musik harpa belum begitu memasyarakat di Indonesia. Meski perkembangannya sudah jauh lebih baik dibanding awal-awal dia memperkenalkan musik harpa di Indonesia pada akhir tahun 80an dulu.
ADVERTISEMENT
Heidi konsisten mengorbitkan murid-muridnya yang bertalenta. Harpis muda dengan skill yang sudah bagus diikutkan dalam festival harpa Internasional. "Tahun kemarin harpis muda kami tampil pada Festival Harpa Internasional di Hongkong," ujar Heidi.
Dalam konser sore tadi, Heidi menampilkan tiga orang siswanya yang sudah memiliki skill harpa bagus. Salah satunya Fania Muthia. Meski masih muda, gadis berumur 16 tahun itu sudah menghasilkan satu album musik harpa berisi lima lagu. Empat gubahan dari maestro musisi harpa, satu lagu ciptaan dia sendiri. Album tersebut dia maksudkan sebagai musik healing bagi anak-anak korban kekerasan.
"Kami terus membina pemain harpa muda berbakat untuk bisa tampil lagi di Festival Internasional tahun ini," tutup Heidi. (afr)
ADVERTISEMENT