Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jelang Pilkada Sawahlunto: Popularitas DERAZS Meroket, Incumbent Terancam?
9 April 2018 9:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Afrinaldi Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
SAWAHLUNTO - Banyak pihak mengatakan, Pilkada Sawahlunto kali ini cukup hangat dan fenomenal. Dari penelusuran dilapangan, ditambah monitoring di beberapa saluran media sosial, pasangan No Urut 3, yang menyebut dirinya DERAZS (Deri Asta - Zohirin) makin hari popularitasnya menanjak dan jika dilakukan up grade maka dimungkinkan akan meroket.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut mendapat perhatian serius dari Rico Adi Utama, Ketua Ormas Front Komunitas Indonesia Satu (FKI-1) Provinsi Sumatera Barat, yang saat ini juga menginisiasi perintisan sebuah NGO (Non Govermental Organization) bernama Political and Legal Institute (POLEGINS).
"Incumbent (Pasangan Nomor Urut 2 ALIS (Ali Yusuf - Ismet), memang memiliki kekuatan dan kaki politik yang kokoh, karena dengan berkuasa tentu siapapun berkesempatan mempersiapkan strategi jaringan. Tetapi, penentu terpilihnya Paslon pada Pilkada hingga Pilpres, berada ditangan rakyat. Jadi, jika Incumbent tidak merubah strategi politiknya dan membenahi komunikasi politik yang lebih baik, saya rasa DERAZS akan melaju kencang, karena pasangan Nomor Urut 3 saya perhatikan popularitasnya makin hari makin meroket," ujarnya, (9/4/2018).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Rico Adi Utama membeberkan, bahwa bergulirnya isu #gantiwalikotasawahlunto saat ini cukup menjadi tambahan ancaman bagi Incumbent. Sebab, Incumbent bukan hanya akan berhadapan dengan ketangguhan DERAZS, tetapi juga akan berhadapan dengan Paslon Nomor 1 yang menyebut dirinya F-DE (Fauzi Hasan - Dasrial Ery), yang disinyalir kuat di bagian Selatan Kota Sawahlunto (Lembah Segar - Silungkang).
"Saya perhatikan, masyarakat Kota Sawahlunto membutuhkan perubahan, terutama soal ekonomi. Karena pasca PT Bukit Asam (PT. BA) tidak lagi mengoperasikan tambangnya di Kota Sawahlunto, ekonomi di Kota Sawahlunto terlihat lesu. Saya menyaksikan kelesuan itu secara langsung, apalagi salah seorang teman dekat saya yang berjualan furniture di pusat Kota Arang tersebut saat ini sudah gulung tikar, karena daya beli masyarakat yang kurang bagus," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
"Saya juga takjub ketika melihat program kerja dan visi serta misi DERAZS, disana terlihat adanya fokus kepada ekonomi kerakyatan. Apalagi saat ini DERAZS juga aktif blusukan kepada petani dan merangkul para pedagang. Memang, jika ekonomi suatu masyarakat sudah baik, maka apapun program pemerintah, tentu juga dengan sendirinya akan didukung dan peran serta keaktifan masyarakat juga tidak diragukan lagi," ulasnya. (RAU/***)