Sistem Ekonomi PETA Mengancam Jatuhnya Sistem Ekonomi Kapitalis Dunia?

Afrinaldi Saputra
Hidup bukan untuk difikirkan tapi untuk dinikmati
Konten dari Pengguna
26 April 2018 7:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afrinaldi Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
JAKARTA – Sistem ekonomi dunia yang hanya bisa dipraktek saat ini secara rasional dan realistis, hanyalah 3 (tiga) macam, yakni: sistem ekonomi sosialis, liberal (kapitalis) dan Syariat Islam. Dari ketiga sistem itu sudah dipakai oleh semua negara yang ada didunia ini, namun belum seutuhnya mampu menjawab kepuasan bathin dari rakyat setiap negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Contohnya saja di Indonesia, Pasal 33 Undang – Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 ayat (1-5), sepertinya mencurahkan system ekonomi sosialis dan juga menyinggung pula system ekonomi liberal. Sementara sistem ekonomi Syariat Islam lebih cenderung dianut oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Mayor (Purn) Muhammad Karaeng Sila, Panglima Besar (PangBes) Pembela Tanah Air (PETA), membeberkan bahwa pihaknya memiliki solusi yang dianggap paling cocok sebagai solusi perekonomian dunia.
“Sistem ekonomi ala ekonomi PETA adalah system ekonomi campuran yang mampu menyatukan mampu menyatukan ketiga system ekonomi dunia yang sudah ada sebelumnya. Karena, ketiga system ekonomi tersebut saat berhadapan soal untung rugi, maka berpotensi kerugian akan diderita. Tetapi di system ekonomi PETA, kita tidak mengenal soal rugi, tapi lebih cenderung menekan untung saja pada setiap unit usaha yang dikembangkan dalam system ekonomi ala PETA,” ujar tokoh sentral PETA itu, (25/4/2018).
ADVERTISEMENT
“Saya yakin, system ekonomi ala PETA yang sedang dikembangkan saat ini di Indonesia dan beberapa kader PETA di negara tetangga lainnya seperti salah satunya Malaysia. Ini akan menjadi ancaman bagi system ekonomi dunia, walaupun system ekonomi liberal sedang berusaha keras melakukan ekspansi ke Negara Negara berkembang saat ini,” pungkasnya.
Pernyataan PangBes PETA tersebut tentunya menjadi tanda tanya besar ditengah kalangan yang peduli dengan ekonomi dan nasib rakyat sebagai pelaku sekaligus hilir ekonomi itu sendiri. Bagi pembaca yang masih penasaran dengan pernyataan itu, dapat menghubungi penulis di Nomor WhatsApp: +62812 6654 3467.
 (Rico Adi Utama/ AF)