Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Fenomena PHK Karyawan Startup, Akibat Potensi Resesi? : Analisis Cost Structure
26 November 2022 19:50 WIB
Tulisan dari AFRISMA SILVIA AYU KARNING TIYA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Tanya Sandiaga Uno : Menghadapi Resesi Global | Sumber : YouTube Sandiuno TV](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gjsh17kcs9e81xw1m9d00txc.jpg)
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno memaparkan bahwa maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada karyawan perusahaan startup merupakan salah satu akibat dari adanya potensi resesi global, meski pada dasarnya Indonesia sudah dipastikan terbebas dari fenomena resesi ekonomi yang diprediksi akan terjadi di tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Sandiaga juga menambahkan pada konferensi pers nya di JCC Senayan Jakarta, bahwa keputusan perusahaan rintisan dalam melakukan PHK terhadap para karyawannya merupakan bagian yang baru dalam era ekonomi digital. Namun beliau juga mengatakan bahwa dalam pemutusan hubungan kerja tersebut, setiap perusahaan harus berhati-hati dalam melakukan lay off dan harus tepat sasaran.
Dalam fenomena tersebut tentunya akan menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap banyaknya karyawan yang kehilangan pekerjaan dan mencapai hingga puluhan ribu. Namun menurutnya hal tersebut merupakan hal yang wajar terjadi di era ekonomi baru yang serba digital. Beliau juga akan memastikan bahwa akan menerapkan kebijakan baru terkait karyawan yang terdampak PHK untuk menjamin skill yang dimilikinya.
Lalu mengapa fenomena PHK ini dapat terjadi? Hal tersebut dapat kita lihat dari analisis cost structure dari perusahan-perusahaan startup. Kemunculan perusahan tersebut dapat dikatakan sangat cepat dan mampu langsung mendominasi. Dikarenakan mereka mampu untuk attract kepada konsumen dan bisa mengambil jumlah konsumen yang banyak. Hal tersebut adalah akibat karena kebanyakan perusahaan startup mampu membuat program-program yang dapat menarik keloyalan konsumen.
ADVERTISEMENT
Jika kita amati program-program tersebut pada dasarnya memakan biaya yang cukup mahal. Biaya tersebut berasal dari biaya marketing perusahaan yang penganggarannya relatif besar dibanding pengeluaran lainnya. Sehingga secara cost structure, diawal kemunculannya perusahaan tersebut belum mendapat keuntungan, karena biaya (cost) yang dimiliki cukup mahal demi atrract kepada konsumen.
Ketika konsumen sudah loyal, walaupun pada saat transaksi ada biaya tambahan itu tidak akan terasa di konsumen. Padahal jika kita teliti kembali apabila biaya tambahan tersebut dikalikan dengan kuantitas semua konsumen yang menggunakan layanan tersebut, tentunya income kepada perusahaan akan sangat banyak. Jadi dalam hal itu, prinsip dari kebanyakan perusahaan startup adalah rugi diawal untuk menjangkau konsumen adalah program yang cukup berimbas untuk kelangsungan perusahaan kedepannya.
ADVERTISEMENT
Selain itu perusahaan tersebut juga melakukan branding, misalnya dengan mendirikan lokasi perusahaan di lokasi yang terbaik, merekrut karyawan dengan jumlah yang banyak dan memberikan benefit yang luar biasa untuk karyawan. Upaya tersebut akan menaikkan citra perusahaan diawal berdiri hingga akhirnya ketika go public akan banyak orang yang berbondong-bondong menggunakan layanannya. Padahal secara cost structure, perusahaan tersebut masih dikatakan merugi.
Otomatis ketika ekonomi mengalami kondisi yang tidak sesuai dengan harapan, perusahaan harus memotong biayanya. Jika masih tetap pada anggaran awal yang lebih pada merugi, maka hal tersebut akan menjadi boomerang terhadap kelangsungan perusahaannya. Maka dari itu perusahaan melakukan upaya yang paling efisiensi dan paling mudah, yakni Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan. Karena dilihat secara struktur bisnis, kebanyakan perusahaan startup aktivitas bisnisnya sebenarnya tidak banyak membutuhkan tenaga manusia.
ADVERTISEMENT
Sehingga menurut saya, adanya PHK besar-besaran kepada karyawan perusahaan startup belum tentu karena adanya huru-hara resesi. Tetapi karena sedari awal struktur biaya yang diterapkan oleh perusahaan tersebut tidak bagus. Dan sekarang adalah moment yang sesuai untuk melakukan efisiensi karena ada prediksi bahwa akan terjadi fenomena resesi.
Oleh karena itu, dalam menanggapi fenomena resesi tidak disarankan untuk terlalu berlebihan karena adanya resesi tidak selalu berdampak pada semua faktor. Jika kita sebagai orang yang bekerja kita sangat perlu mengembangkan skill dalam diri. Agar ketika terjadi fenomena PHK atau masalah ekonomi, sebagai karyawan yang mempunyai skill kita tidak mudah untuk ter-replace dan mampu mempertahankan keberadaan pada perusahaan.