Review Film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021): Suka Duka Para Diaspora

Afwi Abdi
Saya Afwi Abdi. Saya bukan seorang penulis dan fotografer, tetapi saya mungkin jatuh cinta pada momen-momen kecil 100 kali sehari. Mereka membuat saya tersenyum, berhenti sejenak, dan menginspirasi saya untuk mengabadikan mereka.
Konten dari Pengguna
19 April 2023 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Afwi Abdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Adegan dalam Film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021). Foto: Instagram/@alidanratuqueens
zoom-in-whitePerbesar
Adegan dalam Film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021). Foto: Instagram/@alidanratuqueens
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021) merupakan film Indonesia orisinal Netflix yang disutradari oleh Lucky Kuswandi dan ditulis oleh Gina S Noer. Film berdurasi 100 menit ini kembali dibintangi oleh Iqbaal Ramadhan sebagai tokoh utama, setelah Ia sukses memerankan tokoh Dilan dalam film Dilan 1990 (2018) beserta sekuelnya, dan tokoh Minke dalam film Bumi Manusia (2019). Dalam film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021), Iqbaal Ramadhan berperan sebagai tokoh utama yang bernama Ali.
ADVERTISEMENT

Sinopsis

Film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021) bercerita mengenai Ali, seorang anak muda yang pergi ke New York dengan tujuan untuk menemui Ibunya. Diketahui ibunya, bernama Mia, telah meninggalkan Ali sejak Ia berusia 5 tahun. Mia merantau ke Negeri Paman Sam demi mengejar mimpinya sebagai seorang penyanyi. Akan tetapi kepergian Mia yang terlampau lama, berdampak pada rumah tangganya di Indonesia. Kedua orang tua Ali pun berpisah tanpa sepengetahuan Ali sebagai anak. Hingga ketika Ali menemui Ibunya di New York, sang Ibu telah memiliki keluarga baru yang meliputi suami dan kedua anaknya.
Pada saat-saat Ali berupaya untuk menemui Ibunya, Ali bertemu dengan para perempuan paruh baya yang merupakan para diaspora asal Indonesia, yaitu Ance, Party, Biyah, dan Chinta. Keempat perempuan tersebut menamai diri mereka sebagai Ratu-Ratu Queens. Selain bertemu dengan Ance, Party, Biyah, dan Chinta, Ali pun bertemu dengan Eva, wanita muda yang merupakan anak tunggal dari Tante Ance. Mereka menjalani kehidupan sehari-hari di negeri Paman Sam bersama-sama dalam suka dan duka.
ADVERTISEMENT

Penggambaran Kota New York dari Sudut Pandang yang Berbeda

Setting Film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021) di Pinggiran Kota New York. Foto: Instagram/Aalidanratuqueens
Kota New York sebagai setting film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021) disajikan cukup berbeda dibandingkan dengan film-film Indonesia lainnya, seperti sebut saja film Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015). Penggambaran Kota New York dalam film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021) cenderung hanya menampilkan bagian pinggiran, terkesan kotor, dan tidak mewah. Penggambaran ini cukup berhasil merepresentasikan kehidupan para tokoh dalam film yang notabene merupakan kelas menengah bawah di Amerika Serikat.
Selain ditinjau dari setting film, kostum yang dikenakan pemeran pun cukup berhasil merepresentasikan kehidupan Kota New York. Penggunaan pakaian berlapis dan cenderung tebal merupakan pakaian yang biasa dikenakan warga New York di musim dingin. Walaupun tetap saja, pakaiannya pun mencerminkan warga kelas menengah bawah.
ADVERTISEMENT

Kehidupan Para Diaspora Indonesia sebagai Pembangun Unsur Naratif

Kehidupan para diaspora Indonesia dalam film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021), tidak jauh berbeda dengan penggambaran Kota New York yang sebelumnya telah dibahas. Kehidupan diaspora Indonesia dalam film ini, secara naratif sangat berbeda dengan kebanyakan film serupa yang menjadikan kehidupan dispora sebagai cerita utamanya. Sekali lagi, sebut saja film Bulan Terbelah di Langit Amerika (2015) beserta sekuelnya yang bercerita dari sudut pandang diaspora kelas menengah atas. Sementara film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021) bercerita dari sudut pandang diaspora kelas menengah bawah. Sehingga mereka bekerja lebih keras, tinggal di apartemen yang relatif murah, hingga belanja di pasar tradisional.
Adegan dalam Film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021). Foto: Instagram/@alidanratuqueens
Atas dasar pendapatan pribadi dan hubungan satu negara, mereka pun mempertimbangkan untuk hidup satu atap dan membangun rumah makan Indonesia bersama-sama. Hal tersebut dilakukan oleh Ratu-Ratu Queens yang pada akhirnya turut berkontribusi dalam perjalanan Ali menemukan ibunya. Kontribusi tersebut diantaranya memberi Ali tempat tinggal, membantu Ali mencari ibunya, menghibur Ali ketika Ia sedang bersedih, dan sebagainya. Bahkan di penghujung film, Ali sampai menganggap mereka seperti keluarga sendiri, atau lebih tepatnya adalah keluarga baru.
ADVERTISEMENT

Talenta Kreatif Tokoh Utama Melengkapi Aspek Estetika

Nilai-nilai estetika dalam film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021) diterapkan melalui talenta kreatif tokoh utama, dalam hal ini adalah Ali. Bakat-bakat seni visual seperti menggambar, fotografi, dan videografi yang dimiliki Ali menjadi nilai plus dalam film ini.
Film serupa yang banyak menyajikan aspek estetika dari tokohnya adalah film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2019). Perbedaanya terletak pada fungsi aspek estetika yang dihasilkan. Pada film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2019), karya seni cenderung hanya sebatas bagian dari tata artistik yang memanjakan mata penonton. Sementara pada film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021), selain manjadi bagian dari tata artistik, karya seni yang dihasilkan juga turut serta dalam membangun penceritaan. Hal tersebut dapat dilihat dari adegan permohonan maaf Ali kepada Ratu-Ratu Queens. Ali membuat sebuah video kreatif tentang kebersamaan mereka.
ADVERTISEMENT

Kelemahan

Kelemahan pada film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021), yang pertama, adalah karakterisasi tokoh Ali yang kurang jelas. Sifat Ali terletak diantara pemberani, pemalu, dan percaya diri, sehingga terkadang tampak polos dan terkadang tampak tidak polos. Mungkin hal tersebut bermaksud untuk menggambarakan anak usia 19 tahun yang berada di masa peralihan antara usia remaja dan dewasa. Namun sayangnya tidak cukup berhasil divisualisasikan.
Kemudian yang kedua, adalah pemeranan tokoh Ali oleh Iqbaal Ramadhan yang tidak jauh berbeda dengan film-film Iqbaal Ramadhan sebelumnya. Sebut saja tokoh Dilan dalam film Dilan 1990 (2018) beserta sekuelnya, dan tokoh Minke dalam film Bumi Manusia (2019). Di antara tokoh Dilan, Minke, dan Ali, ketiganya tidak memiliki perbedaan yang khas ketika ditinjau dari gestur dan mimik wajah. Terlebih lagi, kesan ”cowok keren” ala Dilan masih bisa ditemukan dalam karakter Minke dan Ali.
ADVERTISEMENT

Keunggulan

Adapun keunggulan pada film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021), yang pertama, adalah penggambaran sisi lain Kota New York beserta kehidupan diaspora Indonesia yang cukup berhasil divisualisasikan dengan kualitas yang cukup sempurna. Penggambaran tersebut sangat jarang ditemui dalam film-film serupa.
Kemudian yang kedua, adalah aspek estetika yang diterapkan melalui keahlian tokoh utama dalam menggambar, fotografi, dan videografi, dinilai cukup mampu memanjakan mata penonton. Selanjutnya yang terakhir, adalah kehadiran Ratu-Ratu Queens sebagai pembentuk unsur komedi dan kehadiran Eva sebagai pembentuk unsur romansa, disajikan dengan proporsi yang cukup pas untuk mengiringi unsur drama film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021).

Penutup

Film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021) merupakan film yang cukup merepresentasikan kehidupan diaspora Indonesia, khususnya mereka yang tinggal di Kota New York, Amerika Serikat. Film ini pun sarat makna akan hubungan persahabatan dan kekeluargaan, terlebih soal saling mengerti satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Apabila ditinjau dari konteks sosial budaya, maka hal tersebut dapat dilihat pada tokoh Mia yang pergi meninggalkan keluarga demi meniti karir di negeri yang jauh. Hal tersebut tentu saja tidak mengesampingkan urusan menafkahi keluarga. Namun suami Mia yang tidak setuju dengan keputusan Mia, menyebabkan terjadinya kehancuran rumah tangga dan berdampak pada anak mereka.
Hal seperti di atas terjadi akibat pembagian tugas suami istri dalam budaya masyarakat Indonesia. Suami mencari nafkah, sementara istri mengurus pekerjaan rumah (kecuali tenaga pendidik dan perawat). Sehingga bagi masyarakat konservatif, mereka akan merasa terganggu apabila seorang istri turut serta dalam membantu menafkahi keluarga. Tidak ada yang salah antara perempuan yang memilih untuk berkarir maupun perempuan yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Semuanya adalah hak masing-masing individu yang disertai rasa tanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Adapun pesan penting yang dapat dipetik dari film Ali & Ratu-Ratu Queens (2021) adalah tentang saling mengerti satu sama lain dalam sebuah keluarga. Sebab menjaga keutuhan keluarga sejatinya adalah tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.