Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
MENGAPA PERAWAT BISA MENGALAMI LOW BACK PAIN (LBP) ?
15 Agustus 2020 19:12 WIB
Tulisan dari witaafnella tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Wita Afnella (Mahasiswi FKM UINSU) Kelompok 28 KKN-DR 2020
ADVERTISEMENT
Aktivitas kerja di rumah sakit mempunyai potensi timbulnya penyakit akibat kerja. Salah satu penyakit akibat kerja yang menjadi masalah kesehatan dan berpengaruh terhadap aktivitas secara umum yaitulow back pain. Perawat mempunyai tugas yang kolaboratif seperti memberikan obat melaui suntikan, memasang kateter dan lain-lain. Perawat dalam melalukan pekerjaannya banyak menggunakan gerakan seperti membungkuk, memutar tubuh, mengangkat benda berat dan mengangkat pasien merupakan faktor risiko terbesar terkena low back pain.
ADVERTISEMENT
International Labor Organitation (ILO) menyatakan bahwa setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan kerja. Tiga ratus ribu kematian terjadi 250 juta kecelakaan dan sisanya merupakan kematian karena penyakit akibat kerja, dimana diperkirakan terjadisekitar 160 juta penyakit karena pekerjaan baru setiap tahunnya.
LBP termasuk dalam isu khusus dalam kesehatan kerja. Seorang perawat yang mengalami low back pain akan terganggu produktivitas kerjanya. Produktivitas kerja yang menurun pada akhirnya akan berdampak pada kualitas pelayanan pasien.Penyakit ini dapat terjadi akibat stress fisik yang berlebihan padasumsum tulang belakang yang normal, atau stress fisik yang normal pada sumsum tulang belakang yang abnormal. Adanya beban kerja yang dimiliki oleh perawat sering kali menyebabkan berbagai keluhan yang diderita oleh perawat, diantaranya nyeri punggung bawah atau LBP.
ADVERTISEMENT
LBP dapat disebabkan oleh berbagai penyakit muskuloskeletal, gangguan psikologis dan mobilisasi yang salah. Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi. Otot yang menerima beban statis secara berulang -ulang dan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament dan tendon.
Usia, jenis kelamin, beban kerja, dan sikap selama bekerja menjadi pemicu kejadian LBP pada perawat. Perawat merupakan profesi kesehatan dengan intensitas mobilitas yang tinggi dalam menjalankan profesinya. Keadaan tersebut menjadikan perawat sebagai salah satu profesi yang memiliki tidak ergonomis untuk mengalami LBP.Pekerja Rumah sakit mempunyai risiko lebih tinggi dibanding pekerja industri lain dalam hal penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja, sehingga perlu dibuat standar perlindungan bagi pekerja yang ada di rumah sakit (Kepmenkes, 2010).
ADVERTISEMENT
Aktivitas kerja di rumah sakit mempunyai potensi timbulnya penyakit akibat kerja. Salah satu penyakit akibat kerja yang menjadi masalah kesehatan dan berpengaruh terhadap aktivitas secara umum yaitu low back pain.Sebanyak 90% kasus low back pain bukan disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. Pekerjaan mengangkat atau manual handling yang menjadi penyebab terlazim dari LBP.
Secara histologis penyebab umum dari low back pain adalah proses peradangan pada jaringan disekitar area punggung bawah atau pinggang sehingga menimbulkan rasa sakit. Peradangan itu sendiri dapat ditimbulkan oleh beberapa hal yang dapat mempengaruhinya. Peradangan sebenarnya merupakan ujung dari suatu proses yang terjadi diawalioleh munculnya faktor resiko. Perawat adalah profesi dengan pekerjaan beresiko tinggi lowback pain, karena aktivitas perawat berhubungan dengan peningkatan resiko pada gangguan tulang belakang terutama pada aktivitas angkat angkut atau mobilisasi pasien, dan juga pekerjaan dengan postur membungkuk.
ADVERTISEMENT
National Safety Council (NSC) juga melaporkan bahwa di Israel, angka prevalensi cedera punggung terjadi pada perawat (16,8%). Di Australia, diantara 813 perawat 87% pernah mengalami low back pain, dan di Amerika Serikat insiden cedera muskuloskeletal 4,62/100 perawat per tahun (Kepmenkes, 2010).
Perawat merupakan petugas kesehatan terbanyak dengan komposisi hampir 60% dari seluruh petugas kesehatan di rumah sakit dan yang melakukan kontak terlama dengan pasien. Perilaku keselamatan yang baik di kalangan perawat akan berdampak baik bagi kejadian cedera yang terjadi pada perawat.Perawat selain mengalami bahaya fisik dan kimiawi juga dapat mengalami cedera ergonomik yang serius akibat memindah pasien. Perawat mempunyai peluang besar mengalami low back pain (LBP) dan cedera muskuloskeletal di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Prevalensi perawat mengalami LBP 40-50% pertahun dan 35-80% sepanjang hidup dengan klaim kesehatan yang tertinggi. Lebih dari sepertiga perawat pernah mengalami cedera punggung yang cukup parah yang menyebabkan perawat harus meninggalkan pekerjaan.Perawat dapat terpapar berbagai macam risiko cidera dan penyakit saat bekerja. Petugas kesehatan berisiko lebih tinggi mengalami kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dibanding pekerja industri lain (Kepmenkes, 2010).
Penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja pada perawat selain disebabkan oleh faktor lingkungan yang tidak aman (unsafe condition), juga dapat disebabkan oleh perilaku yang tidak aman (unsafe act).Berdasarkan data ILO tahun 2013, satu pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja, 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
ADVERTISEMENT
Satu survei telah melaporkan bahwa 17,3 juta orang Inggris pernah mengalami LBP. Sementara itu sekitar 26% orang dewasa Amerika dilaporkan mengalami LBP setidaknya satu hari dalam durasi tiga bulan.Prevalensi penyakit musculoskeletal di Indonesia berdasarkan pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan yaitu 11,9 persen dan berdasarkan diagnosis atau gejala yaitu 24,7 persen sedangkan (Riskesdas, 2013).
Tenaga perawat merupakan salah satu sumber daya rumah sakit yang memiliki jumlah yang cukup besar dan memiliki peranan yang sangat menentukan mutu pelayanan suatu rumah sakit. Tugas dan tanggung jawab perawat dalam melakukan asuhan keperawatan mencakup bio, psiko, sosio dan kultural terhadap kebutuhan pasien, baik itu pasientotal care,partial care, maupun self care.
ADVERTISEMENT
Perawat seringkali kurang peduli terhadap bahaya di tempat kerja dan dalam melakukan upaya proteksi diri meskipun perawat tahu hal tersebut dapat membahayakan kesehatan dan nyawa perawat. Perilaku perawat dalam bekerja di pandu melalui pedoman kerja. Selain Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) sebagai pedoman perawat dalam bekerja, panduan keselamatan perawat perlu diperlukan untuk memandu perawat berperilaku aman dan selamat dalam bekerja.
Oleh karena itu, protocol keamanan untuk perawat dan pasien harus diikuti dan dipratikkan dengan baikkarena keselamatan sangat dibutuhkan oleh perawat saat bekerja.Keselamatan saat ini telah menjadi isu global di semua sektor, termasuk dalamsektor pelayanan kesehatanPerawat selain mengalami bahaya fisik dan kimiawi juga dapat mengalami cedera ergonomik yang serius akibat memindah pasien.
ADVERTISEMENT
Perawat mempunyai peluang besar mengalami low back pain (LBP). Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi Low back pain pada perawat yaitu karakter individu, beban kerja, masa kerja serta postur saat bekerja.Posisi yang salah atau tidak ergonomis dalam melakukan pekerjaan sering menimbulkan ketidak nyamanan.
Kesalahan postur seperti kepala menunduk ke depan, bahu melengkung ke depan, perut menonjol ke depan dan lordosis lumbal berlebihan dapat menyebabkan spasme otot (ketegangan otot). Hal ini merupakan penyebab terbanyak dari low back pain.Faktor lain terkait pekerjaan yang sering mengakibatkan LBP adalah kesalahan dalam posisi kerja. Bahwa posisi atau postur pada saat kerja berkontribusi sebagai penyebab LBP pada pekerja batik tulis.
ADVERTISEMENT
Pekerja yang paling banyak mengalami keluhan nyeri punggung bawah adalah yang memiliki sikap kerja duduk tidak ergonomis. Sikap tubuh yang baik pada saat bekerja akan membantu tubuh bekerja maksimal, membuat daya tahan dan pergerakan tubuh jadi efektif, serta pencegahan terbaik agar tidak menderita keluhan nyeripunggung bawah.
Perawat merupakan profesi kesehatan dengan intensitas mobilitas yang tinggi dalam menjalankan profesinya. Keadaan tersebut menjadikan perawat sebagai salah satu profesi yang memiliki tidak ergonomis untuk mengalami LBP.Sikap yang salah yang dilakukan secara terus menerus juga dapat mengakibatkan posisi tulang belakan mengalami perubahan dari anatomisnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini menjadi resiko besar munculnya keluahan LBP pada seseorang. Lama kerja ini berkorelasi dengan usia responden. Usia merupakansalah satu keadaan yang dapat meningkatkan resiko LBP yang tidak dapat dirubah. Semakin tua usia seseorang maka resiko ia mengalami LBP menjadi lebih tinggi.
Referensi :
Abdulghani, Muaadh., dan Higazi Mohammed. 2015. “Prevalence of Low Back Pain Among Nurses Working In Elmak Nimer University Hospital” dalam Jurnal Penelitian Internasional Granthaalayah 3 (9), 108-21.
M.L Yacob, Desriana., dkk. 2018. “Hubungan Antara Masa Kerja Dan Beban Kerja Dengan Keluhan Low Back Pain Pada Perawat Di Ruangan Rawat Inap RS Bhayangkara Tingkat III Manado” dalam Jurnal Kesmas Vol . 7, No. 4.
ADVERTISEMENT
Maha M, Mohamed M, Hanan H, et al. 2015. “Low Back Pain And Coping Strategies’ Among Nurses In Port Said City, Egypt” dalam Jurnal Internasional Nurs Educ Pract. 2015;5(7):55–62.
Mekonnen, Tesfaye Hambisa. 2019. “Work-Related Factors Associated with Low Back Pain Among Nurse Professionals in East and West Wollega Zones, Western Ethiopia, 2017: A Cross-Sectional Study” dalam Jurnal Penelitian Internasional Pain Ther (2019) 8:239–247 https://doi.org/10.1007/s40122-019-0129-x.
Patrianingrum M, Oktaliansah E, Surahman E. 2015. “Prevalensi dan Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah di Lingkungan Kerja Anestesiologi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung” dalam Jurnal Artikel Penelitian Vol. 3, No. 1.
ADVERTISEMENT
Pitoyo, Joko., dkk. 2017. “Kepatuhan Perawat Menerapkan Pedoman Keselamatan Kerja Dan Kejadian Cedera Pada Perawat Instrumen Di Instalasi Bedah Sentral” dalam Jurnal Pendidikan Kesehatan, Volume 6, No. 2.
Sumangando, Monalisa., dkk. 2017. “Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan Kejadian Low Back Pain (Lbp) Pada Perawat Pelaksana Di Rs Tk. III R.W Monginsidi Manado” dalam Ejoural Keperawatan (E-Kp) Vol. 5,
Nomor1.Susanto, Hardi., dan Ajeng Tias Endarti. 2018. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Low Back Pain (LBP) Pada Perawat Di Rumah Sakit X Jakarta” Dalam Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 10, Nomor 2.
ADVERTISEMENT