Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Gereja Atmodirono Semarang
9 Juli 2022 14:30 WIB
Tulisan dari Agatha Lilis Pratiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah Gereja
Misi dimulai sejak tahun 1929 oleh Romo Adrianus Kouwenhoven MSF (Kongregasi para Misionaris Keluarga Kudus). Sebelum tahun 1933 Romo Jesuit diJawa ini meminta dilakukan lebih awal. Nama Atmodirono sendiri berasal dari arsitek pertama Indonesia (Aboekasan Atmodirono). Batu pertama diletakkan pada 14 Desember 1939 oleh Romo Wilkens. Setelah bangunan selesai tanggal 10 Agustus 1940, paroki diresmikan oleh Mgr. Wilkens SJ dibawah perlindungan “Sacra Familia” atau disebut Keluarga Kudus. Resminya gereja Atmodirono memberikan dampak baik. Sebab, dari tahun ke tahun banyak Kongregasi para Misionaris Keluarga Kudus dari Belanda datang untuk ikut menjalankan misi diJawa.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan berjalannya waktu, daerah di sekitar gereja kawasan tempat orang untuk membuka usaha. Sehingga gereja hanya mengembangkan sisi luarnya. Pengembangan diawali dari ditinggikan bangunan yang seringkali banjir. Di sisi lain, umat ingin memiliki aula sendiri yang dapat digunakan untuk beraktivitas. Penambahan bangunan berlanjut pada penambahan kapasitas gereja. Karena tempat yang kurang strategis, pihak gereja menyediakan sebuah televisi agar umat yang berada di belakang tetap bisa mengikuti ibadat ekaristi dengan khusyuk dan hikmat.
Ketika Romo F.X. Gunawan Heru Susanto menjabat sebagai kepala paroki, sudah ada pemikiran untuk mengupayakan pembangunan balkon bagi umat agar bisa berbaur pada satu gedung saja dalam perayaan misa hari minggu. Sehingga umat bisa satu gedung dan tidak di tempat atau disekat yang terpisah lagi. Tersedia juga bangunan gedung serba guna yang diberi nama “Christiani” untuk mengenangkan atas pemberian lahan oleh umat untuk membangun gedung tersebut. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Rm. Mikael Walidi selaku Kepala Paroki. Untuk prasasti dan pemberkatan dilakukan oleh Rm. YR. Mulyono MSF selaku provinsi MSF Jawa.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2010 lalu, tepat 70 tahun Gereja Keluarga Kudus Atmodirono berdiri. Hal ini bersamaan dengan pembuatan Gua Maria “Mater Familiae” yang berarti Bunda Keluarga. Pemberkatan dilakukan oleh Rm. Ag. Parso Subroto MSF selaku Kepala Paroki Keluarga Kudus Atmodirono. Patung Keluarga Kudus diletakkan di depan sebagai identitas Gereja Atmodirono. Peletakan ini mempertimbangkan sesuai dengan ruangan yang telah di renovasi sejak Juli hingga November 2012 lalu.
Profil Paroki Keluarga Kudus Masa Kini
Gereja Atmodirono beralamat di Jalan Atmodirono No.8 terletak tidak jauh dari keramaian kota Semarang. Gereja menempati lahan seluas 8.733 m2. Kapasitas gereja bisa menampung umat sebanyak kurang lebih 1.000 orang dalam satu gereja. Gereja sudah dilengkapi dengan pastoran, gedung serbaguna, area parkir luas, dan berbagai bangunan pendukung lainnya.
ADVERTISEMENT
Gereja berlindung pada Keluarga Kudus yang diharapkan dapat memberi semangat spiritualitas kekeluargaan seperti Yesus, Maria, dan Yosef. Penjiwaan semangat ini semoga ada dalam kehidupan kita sebagai anggota keluarga, masyarakat dan gereja. Nama yang diambil tidak hanya sekedar nama, tetapi juga harapan yang dapat di realisasikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai tanda syukur kepada Tuhan. Sebagai Keluarga Kudus, paroki memiliki konsekuensi untuk dapat membawa umat pada kehidupan di gereja dan bergerak aktif untuk mendukung satu sama lain. Maka keluarga inilah yang bergerak dalam membentuk umat agar dapat memiliki iman yang mendalam dan semakin tangguh.
Visi dan Misi
Umat Allah Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang sebagai persekutuan paguyuban murid Yesus Kristus dalam bimbingan Roh Kudus dan teladan Keluarga Kudus berupaya menghadirkan Kerajaan Allah melalui keluarga yang semakin memiliki iman mendalam, tangguh, misioner, sehingga secara signifikan dan relevan bagi umat dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Harapan dari Gereja Atmodirono:
- Kehadiran Gereja Keluarga Kudus Atmodirono dapat menjadi garam dan terang bagi masyarakat.
- Tidak mudah berpuas diri dalam mengupayakan pengembangan gereja untuk mewartakan Kerajaan Allah.
- Adanya umat yang terpanggil untuk Romo, biarawan biarawati. Karena peminat tidak sebanding dengan pertumbuhan umat.
- Dapat berkembang semakin terbuka, transparan. Dengan adanya hubungan yang baik ini tidak menutup kemungkinan agar relasi antara umat, dewan paroki, dan Romo terjalin dengan baik. Sehingga gereja bisa terus berkembang
- Berkesinambungan agar dapat mewariskan hal-hal yang terbaik bagi generasi selanjutnya karena itu kewajiban kita bersama-sama.
Gereja terus berupaya mengembangkan Kerajaan Allah untuk semakin baik ke depannya. Keluarga Kudus yang diharapkan ini dapat dijadikan sebagai semangat dalam keluarga, gereja maupun masyarakat pada umumnya.
ADVERTISEMENT