Konten dari Pengguna

Terasa Makin Jauh Walaupun (Katanya) Internet Mendekatkan

Agatha Mayra
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Prodi Corporate Communications, Universitas Dr. Soetomo Surabaya.
22 Juli 2023 18:39 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agatha Mayra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pembelajaran online (Pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembelajaran online (Pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Abad 21 adalah zamannya teknologi, yang memunculkan perkembangan pesat internet. Internet menciptakan pintu gerbang baru bagi organisasi yang dapat diakses secara global dari berbagai penjuru dunia. Karakteristik interaktif dari internet dapat menjadi sarana yang efektif untuk membangun dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan jika digunakan dengan benar.
ADVERTISEMENT
Sejak adanya perkembangan internet, media komunikasi telah menjadi salah satu aspek yang paling banyak diteliti dan dikembangkan. Mayoritas orang di segala rentang umur yang memiliki smartphone pasti juga memiliki media komunikasi semacam ini. Bahkan, mayoritas remaja dan mahasiswa memiliki dan memakai setidaknya tiga aplikasi komunikasi berbeda. Aplikasi-aplikasi ini dapat berupa media sosial, aplikasi chat, maupun aplikasi untuk video call.
Banyak orang, khususnya orang-orang muda bergantung pada keberadaan media sosial dalam mencari update tentang apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Kalau bicara tentang perkembangan teknologi, tidak dapat dipungkiri bahwa di zaman yang serba digital seperti ini, media komunikasi online merupakan sesuatu yang sangat penting dan krusial dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya dalam hal pekerjaan atau pencarian informasi, namun juga sebagai bagian dari media pembelajaran dan dalam lingkup sosial dan pertemanan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Ada puluhan jenis media sosial yang biasa dipakai orang-orang, dan ratusan jam yang dihabiskan dalam seminggu melihat-lihat konten yang ada di media sosial, karena adanya banyak hal yang dapat dilakukan di dalamnya. Salah satunya adalah dalam hal komunikasi.
Sejak dahulu kala, manusia selalu memiliki cara untuk menyampaikan informasi kepada sesamanya. Waktu tertentu melalui bunyi-bunyian, waktu lain melalui gambar sederhana, lalu adanya bahasa memampukan kita untuk menyampaikan dan memahami pesan verbal.
Namun, di zaman sekarang, di mana ada banyak jenis pekerjaan dan kegiatan pendidikan yang membutuhkan komunikasi dengan orang-orang asing, tidak hanya dengan mereka yang berasal dari kota atu pulau berbeda, tapi hingga negara berbeda, keinginan akan sebuah media yang dapat memenuhi kebutuhan sosial ini menjadi suatu kebutuhan dan keharusan.
ADVERTISEMENT
Ketika pandemi dan kegiatan quarantine di rumah dimulai, banyak institut pendidikan mulai beralih ke sistem pembelajaran online menggunakan media teknologi. Sampai saat ini pun, meskipun pandemi sudah mereda, masih banyak institut pendidikan di segala jenjang yang masih menggunakan sistem online. Apalagi bagi mahasiswa, yang seringkali memiliki kegiatan lain diluar kegiatan perkuliahan sehingga tidak bisa menghadiri kelas.
Banyak dari mahasiswa yang menjadi mahasiswa baru dalam pandemi yang belum pernah menginjakkan kaki di kampus barunya, apalagi bertemu teman seangkatannya. Dihitung-hitung, sudah hampir 3 tahun sejak pandemi pertama terjadi. Dikarenakan keterbatasan yang ada dalam bertemu tatap muka, maka media sosial dan teknologi pun menjadi satu-satunya alternatif.
Meskipun begitu, kegiatan organisasi mahasiswa masih tetap dapat berjalan walaupun tidak secara penuh. Mahasiswa anggota baru dapat mengikuti orientasi bersama kakak-kakaknya, namun lagi-lagi karena adanya Batasan-batasan di saat pandemi, banyak anggota baru mengenal kakak-kakaknya hanya sebatas nama dan wajah. Tidak banyak yang benar-benar dekat. Apalagi jika kegiatan organisasi tersebut memerlukan adanya perkumpulan bersama. Semakin sedikit kesempatan yang ada untuk bertemu karena kegiatan organisasi pasti diberhentikan sementara.
ADVERTISEMENT
Walaupun sekarang COVID-19 telah diklasifikasikan sebagai endemi, dan kegiatan perkuliahan secara umum telah berjalan seperti normal, masih banyak dosen dan mahasiswa yang lebih menyukai kegiatan pembelajaran online karena berbagai alasan. Alasan yang paling umum yang saya temui secara pribadi adalah mahasiswa meminta kuliah online pada dosen, dengan alasan sudah memiliki janji kegiatan lain diluar universitas, atau memang karena merasa kuliah online lebih mudah. Namun, saat saya bertanya dengan teman-teman, jawaban mereka adalah ‘canggung masuk kelas karena tidak mengenali siapa pun.’
Hal ini mengangkat pertanyaan akan dampak komunikasi yang banyak bergantung pada media online seperti ini, terutama pada ruang interaksi sosial yang berlangsung antar individu, dalam hal ini yaitu lingkup sosial mahasiswa, yang berarti termasuk lingkup/kelompok pertemanan dan berbagai organisasi ataupun unit kegiatan yang dapat diikuti mahasiswa. Berangkat dari situ, maka fokus dari hal ini komunikasi interpersonal, yang membutuhkan adanya tatap muka.
ADVERTISEMENT
Komunikasi interpersonal pada dasarnya memiliki hubungan saling mempengaruhi. Keharusan akan adanya tatap muka memungkinkan adanya respons yang segera, dalam artian si penerima pesan dapat dengan cepat memberikan tanggapan akan pesan yang telah diterima. Agar komunikasi berjalan dengan efektif, maka pribadi yang bersangkutan harus saling terhubung. Efektivitas dalam komunikasi akan menyebabkan dan mendorong hubungan positif antara komunikator dan komunikan.
Komunikasi interpersonal membagi pesan menjadi dua, yaitu pesan verbal dan non-verbal. Sesuai namanya, pesan verbal disampaikan secara langsung melalui kata-kata lisan atau tulisan. Singkatnya, melalui penggunaan bahasa. Pesan non-verbal adalah bentuk komunikasi yang dilakukan tanpa menggunakan bahasa lisan, namun melalui ekspresi wajah, tatapan mata, nada suara, sikap tubuh, dan sebagainya. Komunikasi non-verbal merupakan sesuatu yang dipelajari dari memperhatikan orang di sekitar dan dengan bersosialisasi.
ADVERTISEMENT
Penggunaan hal seperti ekspresi wajah dan sikap tubuh dalam komunikasi akan membantu memperjelas maksud dari pesan yang disampaikan secara lisan, sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih dipahami dengan jelas oleh si penerima pesan. Namun, dengan penggunaan media sosial, sebagian aspek dari penyampaian pesan non-verbal menjadi terhambat, dan mengakibatkan proses komunikasi interpersonal menjadi terhambat.
Abad ini penggunaan internet meningkat, dan media komunikasi online semakin lama semakin terasa pentingnya dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya di zaman ini, banyak pertemanan yang terbentuk hanya dari tulisan dan gambar digital yang dikirim lewat media komunikasi online. Padahal, komunikasi interpersonal secara tatap muka sangat penting untuk pengembangan kemampuan sosialisasi seseorang. Hal-hal seperti cara membaca bahasa tubuh, ekspresi, dan mengenali perubahan dalam suara dan cara bicara merupakan hal-hal yang hanya dapat dipelajari lewat sosialisasi langsung dengan sesamanya, dengan kata lain dari pengalaman langsung.
ADVERTISEMENT
Komunikasi melalui media online memang efisien dan cepat. Pesan tidak terbatas oleh jarak maupun waktu. Pesan yang disampaikan dapat berjumlah banyak dan dapat diulangi berapa kali pun sehingga komunikan tidak merasa tertekan dalam memahami pesan.
Namun sebagai makhluk sosial, komunikasi secara langsung adalah kodrat manusia. Pesan yang disampaikan secara non-verbal membuat manusia lebih saling memahami dalam tingkatan emosional, tidak hanya sebatas kata-kata ataupun pesan yang disampaikan. Lewat komunikasi interpersonal secara langsung, akan ada ikatan yang tercipta. Tidak hanya antar individu, namun juga dalam organisasi dan lingkup sosial sekalipun. Adanya tatap muka membantu seseorang memahami dan ikut berpartisipasi dalam sebuah kelompok, karena mereka dapat ‘membaca’ satu sama lain dan ‘go with the flow’ bersama anggota-anggota lain, yang kemudian menghasilkan teamwork yang baik dan hasil yang maksimal.
ADVERTISEMENT
Maka apa kesimpulannya?
Tidak bisa dipungkiri bahwa komunikasi melalui media online sangat efisien, namun komunikasi intrapersonal secara langsung juga sangat dibutuhkan. Kalau tidak, kita akan melewatkan banyak hal menarik yang hanya bisa kita dapatkan dalam berkomunikasi secara langsung jika berkomunikasi melalui media online.
Lewat komunikasi interpersonal secara langsung, akan ada ikatan yang tercipta. Tidak hanya antar individu, namun juga dalam organisasi dan lingkup sosial sekalipun. Adanya tatap muka membantu seseorang memahami dan ikut berpartisipasi dalam sebuah kelompok, karena mereka dapat ‘membaca’ satu sama lain bersama anggota-anggota lain, yang kemudian menghasilkan teamwork yang baik dan hasil yang maksimal.
Namun, baik komunikasi secara langsung maupun komunikasi melalui media komunikasi, memiliki kelemahan dan kekuatannya masing-masing. Maka kalau ditanya mana yang lebih baik, harus dilihat dari sisi ‘manakah yang lebih cocok digunakan?’ Kalau begitu, bukankah untuk berbicara dengan teman-teman, lebih baik berbicara secara langsung?
ADVERTISEMENT
Harapan saya dari pembahasan ini adalah agar mahasiswa memiliki kesadaran akan pentingnya komunikasi tatap muka dengan teman-temannya. Kemampuan sosialisasi harus selalu diasah. Hanya karena kita sudah menginjak umur dewasa, bukan berarti kita harus berhenti belajar bersosialisasi. Perkuliahan seharusnya menjadi tempat di mana kita bisa berkumpul bersama untuk bertukar pikiran, bukan hanya sebuah gedung kosong dengan plat nama universitas.