Konten dari Pengguna

Peran Guru dalam Perkembangan Psikososial Remaja

Aghisna Mirdhatillah Mustafa
Mahasiswi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya
28 Mei 2023 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aghisna Mirdhatillah Mustafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Guru merupakan pendidik profesional yang memiliki peran sangat penting dalam tercapainya tujuan belajar yang diharapkan. Seorang guru harus mempunyai kemampuan dan pemahaman secara menyeluruh tentang kompetensinya sebagai pendidik. Masa remaja adalah fase krusial dalam kehidupan, yang ditandai dengan transisi dan perubahan, serta berbagai masalah yang muncul. Masa ini adalah masa dimana individu mencari identitas diri, merasa cemas, mengalami ketidakrealistis, dan berada di ambang dewasa. Tidak sedikit individu dalam fase ini mengalami berbagai masalah di sekolah, di rumah, ataupun di lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
https://unsplash.com/photos/zFSo6bnZJTw
Masalah yang terjadi pada saat remaja bisa berfaktor dari internal dan eksternal. Faktor internal terkait dengan masa transisi yang dialami oleh remaja, di mana terjadi perubahan fisik dan psikososial yang pesat selama pubertas. Kondisi ini kerap menimbulkan konflik tidak hanya dalam diri remaja itu sendiri, tetapi juga dengan lingkungan sekitarnya. Faktor eksternal juga mempengaruhi kemampuan remaja dalam beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, seperti lingkungan keluarga dan sekolah. Salah satu cara untuk menghindari meningkatnya perilaku berisiko pada remaja adalah dengan memaksimalkan peran pengasuhan oleh keluarga dan sekolah. Pengasuhan tersebut harus menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangan remaja (Wulandari, 2014). Namun, sebagian besar remaja yang bersekolah lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah dibandingkan waktu di rumah. Oleh sebab itu, pendidik atau guru seharusnya ikut serta dalam perkembangan psikososial remaja.
ADVERTISEMENT
Kenakalan remaja merupakan perilaku yang melanggar aturan, baik itu aturan hukum maupun aturan sosial/masyarakat. Meningkatnya kenakalan remaja terhadap guru, tidak hanya menimbulkan kekhawatiran tetapi juga menjadi tantangan bagi dunia pendidikan yang memerlukan solusi yang efektif. Hal ini disebabkan oleh perilaku tidak terpuji remaja terhadap guru, seperti yang belakangan ini sering dilaporkan di media massa, menunjukkan bahwa upaya pendidikan karakter di sekolah belum memberikan hasil yang optimal. Di dalam ruang kelas, remaja atau anak merasa terbatas oleh tata tertib yang membuat mereka merasa terkekang, meskipun ada beberapa individu yang ingin aktif dan patuh pada tata tertib. Terdapat juga pengajar yang tidak ahli dalam mengajar, bahkan terdapat profesi pengajar yang dijadikan bisnis. Mereka hanya mengajar materi tanpa memperhatikan perkembangan kepribadian murid.
ADVERTISEMENT
Menurut teori perkembangan psikososial Erikson (1998), pada usia 17 tahun, individu memasuki tahap “Identity vs Role Confusion” yang berlangsung dari usia 13-19 tahun. Erickson menyebutkan dalam teori psikososialnya yaitu masa remaja adalah masa transisi kehidupan manusia, yang menghubungkan antara masa kanak-kanak dan dewasa (Santrock, n.d.). Remaja pada umumnya sedang mencari jati diri dan identitas, dan mulai memilih figur panutan yang ingin mereka tiru dan jadikan sebagai bagian dari diri mereka. Biasanya, seorang remaja memiliki pandangan untuk mengubah dunia atau hal-hal lain yang mempertanyakan peran mereka dalam masyarakat. Pada masa peralihan yang tidak stabil ini, remaja mudah terpengaruh oleh perilaku yang negatif. Oleh sebab itu, tidak sedikit individu pada fase ini mengalami banyak masalah atau melakukan kesalahan di lingkungan sekitarnya. Menyesuaikan diri dengan lingkungan, mencari teman sebaya, mencari jati dirinya merupakan tugas dari remaja di fase ini.
ADVERTISEMENT
Pendidik seperti guru maupun orang tua tentunya memiliki banyak tugas untuk memantau agar anak-anak tidak menyimpang jauh dari ajaran. Peran guru sebagai pendidik dan mentor dalam proses pembelajaran. Setiap guru harus memberikan pemahaman, keahlian, dan pengalaman lain di luar lingkup sekolah seperti hasil belajar yang mencakup aspek pribadi dan spiritual, serta membantu siswa memilih peran di masyarakat. Hasil belajar juga mencakup tanggung jawab sosial dan perilaku sosial siswa.
Dengan demikian, pada fase ini remaja berada di ambang kedewasaan, mencari jati dirinya dan menyesuaikan peran seorang diri dalam masyarakat. Timbulnya perilaku yang berisiko pada masa ini merupakan hal biasa yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Situasi ini sering menimbulkan konflik, tidak hanya dalam diri remaja itu sendiri, tetapi juga dengan lingkungan di sekitarnya. Akan tetapi, penyimpangan atau perilaku tersebut bisa dikendalikan dengan adanya peran yang maksimal oleh pengasuh seperti keluarga atau pendidik di sekolah seperti guru.
ADVERTISEMENT
REFRENSI
Kresna, B. (2018, February 12). Murid Penganiaya Guru, Pelaku atau Korban? Https://Edukasi.Kompas.Com/Read/2018/02/12/06300001/Murid-Penganiaya-Guru-Pelaku-Atau-Korban-?Page=all#page2.
Pertumbuhan Perkembangan Remaja dan Implikasinya Terhadap Masalah Kesehatan Dan Keperawatannya Ade Wulandari, K., & Wulandari Program studi DIII Keperawatan Bima, A. (n.d.). KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN REMAJA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MASALAH KESEHATAN DAN KEPERAWATANNYA.
Santrock, J. W. (n.d.). Life-span development.