Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ada JNE di Antara Belahan Hati, Kilau Swarovski, dan Pandemi
31 Maret 2023 22:27 WIB
Tulisan dari Agil Septiyan Habib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Saya punya keinginan untuk memensiunkan suami dari tempatnya bekerja, supaya kami bisa lebih dekat sebagai keluarga.” Itulah kalimat pertama yang Bu Nur lontarkan ketika kami berbincang.
ADVERTISEMENT
Sebuah harapan yang menjadi musabab dari kisah perjalanan bisnisnya kini.
Bu Nur, demikian saya memanggilnya, pada mulanya adalah seorang wanita karir. Ia bekerja sebagai pegawai salah satu rumah sakit di Tangerang. Sementara sang suami telah lama bekerja di daerah Jakarta.
Rutinitas untuk pergi pulang Jakarta – Tangerang tentu sangat melelahkan bagi sang suami, terlebih karena dia harus berangkat di pagi buta dan baru pulang ketika malam menjelang.
Untuk menyiasati keadaan, suaminya pun tinggal sementara di kos-kosan dekat tempat kerja dan hanya pulang setiap akhir pekan.
Hidup terpisah dengan sang belahan hati bukanlah sesuatu yang Bu Nur inginkan dalam kehidupan rumah tangganya.
Maka, pada tahun 2016 lalu ia pun memutuskan untuk menjalankan usaha sampingan sebagai reseller produk-produk kerajinan (craft) seperti bros, kalung, gelang, dan beberapa jenis aksesoris wanita lainnya.
ADVERTISEMENT
Pada periode awal Bu Nur memulai usaha, penghasilan yang ia dapatkan tidaklah seberapa. Hanya menghasilkan keuntungan beberapa ratus ribu saja setiap bulan.
Masih sangat jauh dibawah gaji suaminya kala itu.
Padahal, ia memiliki harapan agar usaha yang dijalankannya tersebut mampu meraup hasil yang cukup untuk menggantikan penghasilan sang suami.
Meski demikian, Bu Nur tidak berputus asa dengan pencapaiannya kala itu. Naluri kreatif yang ia miliki turut mendorongnya untuk mengembangkan usaha yang ia geluti.
Kemilau Kristal Swarovski
Bu Nur melihat bahwa produk-produk yang ia jualkan tersebut masih memiliki celah agar bisa dikembangkan lagi.
Ia mencoba merangkai sendiri produk sejenis dengan memadukan beberapa bahan yang berbeda dari sebelumnya. Ada manik-manik dan bahan resin ia gunakan untuk menambahkan kesan menarik dan mewah pada produk buatannya.
ADVERTISEMENT
Demikian halnya dengan bros, kalung, gelang, dan beberapa produk lain sengaja ia buat sendiri desainnya serta memilihkan bahan-bahan yang menurutnya paling menarik.
“Pada dasarnya saya memang suka mendesain. Dulu, sebelum memulai usaha craft ini saya pernah menjalin kerjasama dengan penjahit baju dimana saya yang membuat desainnya.” Paparnya kepada saya.
Berkat ketekunannya itu ternyata produk-produk hasil karyanya menjadi lebih diminati. Omset penjualan meningkat meskipun belum terlalu besar.
Seiring semakin populernya sosial media, ia pun turut mengunggah karya-karyanya di laman instagram pribadi, @azaleeacraft.
Bahkan Bu Nur sudah tidak menjadi reseller lagi. Produknya sudah membuatnya naik kelas sebagai seller utama.
Berkat ketekunannya mengunggah produk-produk di laman medsos, tanpa dinyana ada seseorang yang kepincut dengan desain bros yang ia buat hingga menawarkan kerjasama untuk membuat produk bros dengan bahan kristal Swarovski.
ADVERTISEMENT
Karena baru pertama kali menggunakan bahan ini, ia pun meminta waktu untuk merancang produk dengan bahan yang disyaratkan tersebut.
Setelah melalui proses trial and error maka lahirlah bros dengan tampilan yang jauh lebih menawan dibandingkan yang pernah ia buat sebelumnya.
Ketika produk barunya tersebut diunggah ke medsos, animo calon pembeli meningkat pesat. Yang berminat menjadi reseller produk pun makin banyak.
“Alhamdulillah, setelah membuat produk bros Swarovski itu penjualan saya meningkat berlipat-lipat. Dari yang awalnya punya omset sekitar satu sampai tiga juta saja perbulan bisa meningkat hingga tiga puluhan juta.” Katanya mengisahkan.
Meski kadang terjadi penurunan, tapi secara keseluruhan selama kurun waktu beberapa tahun pasca merilis produk bros Swarovski penghasilan dari usaha yang ia jalankan sudah melebihi kata lumayan.
ADVERTISEMENT
Misinya untuk memensiunkan belahan hati akhirnya terwujud. Hingga kemudian sang suami pun turut membantunya mengelola UMKM yang ia dirikan.
Terjangan Pandemi
Menurut Survei Bank Indonesia pada Maret 2021, sebanyak 87,5% UMKM terdampak pandemi dan 93,3% pelaku sektor usaha tersebut merasakan dampak penurunan omset penjualan.
Begitupun dengan bisnis azaleeacraft milik Bu Nur yang turut mengalami kemalangan akibat terjangan pandemi covid-19.
Omsetnya terjun bebas. Dari yang sebelumnya mencapai puluhan juta, tiba-tiba berubah menjadi nol rupiah. Kering Penjualan. Nihil Pendapatan.
Penghasilannya tergerus. Kala itu ia hanya mengandalkan pemasukan dari profesi sebagai pegawai rumah sakit dan sisa tabungan yang dikumpulkan sebelumnya.
Tentu ada kegelisahan tersendiri dibenak Bu Nur. Situasi krisis tersebut bukan hanya memukulnya secara ekonomi, tetapi juga melukai secara psikis karena sang suami yang disuruhnya berhenti kerja harus melihat realitas bahwa bisnis mereka sedang tidak baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Namun, bersama kesulitan itu ada kemudahan. Ia melihat peluang bahwa permintaan terhadap masker melonjak tinggi di masa pandemi. Terkhusus untuk masker kain.
Hanya saja masker kain yang beredar masih sangat biasa dan kurang sentuhan estetika mumpuni.
Henri Matisse, seniman legendaris asal Prancis, pernah berkata, “Kreativitas membutuhkan keberanian.” .
Bu Nur mengemas masker kainnya dalam balutan kristal Swarovski yang mewah serta penambahan beberapa aksesoris menarik lainnya.
Sehingga masker tidak sebatas bernilai sebagai alat proteksi diri, tetapi juga sarana bergaya. Ia berani menyajikan sesuatu yang baru untuk produk masker buatannya.
Berkat improvement yang ia lakukan tersebut tak ayal membuat bisnis yang hampir sekarat itu bangkit kembali.
“Dari dua kali posting produk masker ini di instagram, responnya sangat bagus. Saya bisa mendapatkan ratusan order masker setiap hari.” Tuturnya dengan antusias.
ADVERTISEMENT
Pemasukan bisnisnya pulih kembali berkat penjualan masker Swarovski yang membumbung tinggi. Ia juga menciptakan produk kreasi lain seperti konektor masker bagi perempuan berjilbab.
Kolaborasi dan Peran Krusial JNE
Meski awalnya terasa miris, Bu Nur dengan usaha azaleeacraft-nya ternyata berhasil bangkit dari terjangan pandemi.
Para reseller yang sempat terpuruk pun ikut ketiban berkah seiring larisnya produk azaleeacraft yang mereka jual di pasaran.
Beruntung, sebagai salah satu pelaku UMKM Bu Nur telah lebih dulu mengenal dunia digital. Sehingga ketika pendemi datang tidak membuatnya gelagapan dalam mencari jaringan pemasaran.
Dukungan dari para reseller juga sangat berperan dalam percepatan penjualan produk-produk azaleeacraft. Disamping, peran pemasok juga sangat penting dalam membantunya memenuhi permintaan pelanggan.
ADVERTISEMENT
Apalagi Bu Nur masih menggerakkan usahanya ini seorang diri, alias belum mempekerjakan karyawan. Sebatas dibantu oleh suami dan anaknya saja.
Disamping keunikan produk dan dukungan dari beberapa pihak tersebut, Bu Nur menuturkan bahwa kelancaran bisnisnya sangatlah bergantung pada kecepatan pengiriman.
“Kecepatan pengiriman merupakan salah satu faktor krusial, ini berkaitan dengan kecepatan memutar modal.” Katanya.
Ada sekitar 10 reseller yang berkolaborasi dengan Bu Nur dalam memasarkan produk azaleeacraft. Dimana peran jasa pengiriman seperti JNE ini sangat vital bagi keberlangsungan bisnis Bu Nur karena dengan itulah produknya bisa melintasi ruang dan waktu.
Meskipun memberikan keleluasaan kepada reseller-nya untuk memilih jasa ekspedisi. Akan tetapi, sebagian reseller-nya ternyata meminta agar barangnya dikirim menggunakan layanan JNE saja.
ADVERTISEMENT
“Beberapa reseller saya meminta secara khusus agar barangnya dipaketkan menggunakan JNE.” Bu Nur menjelaskan.
Bagaimanapun, JNE memang sangat populer di kalangan pengguna jasa ekspedisi. Track record-nya sudah diakui banyak pihak. Termasuk oleh reseller azaleeacraft.
Dari sisi kemanan pengiriman pun JNE menaruh perhatian yang cukup besar. Dan hal ini saya pernah mengalaminya sendiri, yakni ketika mengirimkan dokumen STNK ke luar daerah lintas provinsi untuk membayar pajak kendaraan.
Saat itu pihak gerai mengonfirmasi dulu barang apa yang hendak dipaketkan. Ketika saya menyampaikan bahwa STNK yang hendak saya kirim, pihak JNE lantas menyodorkan opsi asuransi sebagai upaya proteksi.
Saya menganggap bahwa hal itu merupakan itikad baik pihak ekspedisi untuk menjamin keamanan pengiriman barang dari para pengguna layanan pengiriman dari JNE.
ADVERTISEMENT
Apalagi beberapa waktu lalu JNE juga berhasil meraih penghargaan “The Best Industry Marketing Champion 2022 Logistics Category” dari Markplus. Sebuah pengakuan yang membuat saya maklum terkait mengapa reseller Bu Nur memilih menggunakan layanan tersebut.
Dengan adanya gotong royong mulai dari pemilik usaha, pemasok, reseller, hingga jasa pengiriman maka produk berkualitas akan bisa sampai ke pelanggan sebagaimana diharapkan. Sehingga kebangkitan pasca pandemi akan menjadi keniscayaan.
Tanpa dukungan dan kolaborasi yang baik dari pihak-pihak tersebut belum tentu UMKM milik Bu Nur akan sanggup bangkit kembali.
5 Pelajaran dari Jatuh Bangun Usaha Azaleeacraft
Dari perjalanan bisnis Bu Nur ini saya mendapatkan banyak sekali pelajaran. Namun, setidaknya ada lima hal penting yang patut diteladani.
ADVERTISEMENT
#1. Misi dalam Berbisnis
Keinginan untuk dekat dengan sang suami memicunya untuk berkarya dan pantang menyerah dalam meningkatkan kualitas bisnis.
Hambatan pasti selalu ada, namun kekuatan misi dan harapan akan membuat kita mampu melewatinya.
#2. Mengintip Peluang dibalik Kesulitan
Tantangan pandemi di satu sisi memang menyulitkan, tapi disisi lain hal itu membuka peluang baru. Disinilah letak perbedaan mana pebisnis hebat dan yang tidak.
Begitupun dengan ragam kesulitan yang lain tentu juga memiliki celah yang bisa dimanfaatkan selama kita punya hasrat menemukannya.
#3. Curahkan Kreativitas dan Jangan Takut Gagal
Sentuhan kreativitas menjadi pembeda dari setiap orang yang menangkap peluang bisnis. Dan dalam menuangkan kreativitas harus memiliki keberanian.
#4. Manfaatkan Teknologi Digital
ADVERTISEMENT
Pandemi telah mengakselerasi setiap pelaku bisnis agar lebih terbiasa dengan teknologi digital. Di era seperti sekarang menguasai teknologi menjadi salah satu kunci eksistensi sebuah bisnis.
Jangan lupa, teknologi digital lebih memungkinkan kita untuk terhubung dengan semakin banyak orang. Kolaborasi bisa terjadi kapan dan dimana saja.
#5. Menggunakan Jasa Pengiriman Kompeten
Jasa pengiriman memegang peran krusial dalam keberlangsungan sebuah bisnis di masa sekarang. Ketika semakin banyak layanan sejenis ditawarkan, perbedaan sekecil apapun sangatlah menentukan.
Semoga segenap pelaku UMKM lain bisa turut bangkit dari keterpurukan yang dialami selama ini sehingga bisa berbagi manfaat bagi semua.
Salam connecting happiness.
Maturnuwun,
Agil Septiyan Habib
#JNE32tahun; #JNEBangkitBersama; #jnecontentcompetition2023; #ConnectingHappiness