Konten dari Pengguna

Revolusi Pekerja Hijau: Ketika Karyawan Kantoran Menjadi Advokat Lingkungan

Agil Septiyan Habib
Production Planner di Perusahaan Consumer Goods di Kab. Tangerang, Pernah Kuliah di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2 September 2024 13:23 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agil Septiyan Habib tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika kita merenung sejenak, dunia kerja mengalami perubahan yang luar biasa dalam dekade terakhir. Para pekerja kantoran yang dulu terkesan kaku dan terpaku pada rutinitas kini mulai menemukan kesadaran baru. Mereka tak hanya memikirkan karir dan kenyamanan hidup, tetapi juga mulai peduli terhadap dampak lingkungan dari setiap tindakan yang mereka lakukan.
Kepedulian lingkungan sudah menjalar hingga di tingkat karyawan atau pekerja | Ilustrasi gambar : stockcake.com
Apa yang memicu transformasi ini? Bagaimana perubahan ini mampu menciptakan revolusi hijau di tengah hiruk-pikuk dunia kerja formal maupun non-formal?
Perubahan ini mungkin terasa seperti sebuah ironi. Bagaimana bisa seseorang yang setiap hari berada di balik meja, di ruangan ber-AC, dan beraktivitas dengan komputer dapat menjadi advokat lingkungan? Namun, ini adalah realitas baru yang tidak bisa kita abaikan.
Kesadaran akan perubahan iklim, isu-isu lingkungan global, dan tanggung jawab sosial telah meresap ke dalam kesadaran kolektif para pekerja. Mereka mulai mengadopsi gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, dari hal-hal kecil seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai hingga ikut serta dalam kampanye besar untuk pelestarian alam.
ADVERTISEMENT
Tidak bisa dipungkiri, teknologi juga memainkan peran besar dalam perubahan ini. Dengan kemajuan digital, informasi tentang lingkungan dan keberlanjutan lebih mudah diakses. Media sosial menjadi platform yang efektif untuk menyebarkan kesadaran dan memobilisasi aksi kolektif.
Para pekerja, baik formal maupun non-formal, kini memiliki akses ke berbagai sumber daya yang membantu mereka memahami dan merespons isu-isu lingkungan dengan lebih baik. Mereka tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga aktif dalam menciptakan dan menyebarkan konten yang mendukung keberlanjutan.
Meski demikian, perubahan ini tidak selalu mulus. Ada tantangan besar yang harus dihadapi, terutama dalam mengubah mindset yang sudah tertanam kuat. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan dari masyarakat dan pemerintah untuk lebih peduli pada lingkungan, banyak perusahaan mulai merespons dengan serius.
ADVERTISEMENT
Mereka mengimplementasikan kebijakan ramah lingkungan, mulai dari penggunaan energi terbarukan hingga pengelolaan limbah yang lebih efektif. Dan di sinilah para pekerja menjadi agen perubahan.
Mereka mendorong dan memantau implementasi kebijakan tersebut, memastikan bahwa perusahaan tempat mereka bekerja benar-benar berkomitmen pada keberlanjutan.

Transformasi dari Konsumerisme ke Kesadaran Lingkungan

Pada dasarnya, transformasi yang terjadi di dunia kerja saat ini adalah hasil dari perpaduan antara tekanan eksternal dan dorongan internal. Tekanan eksternal datang dari regulasi pemerintah, tren global, serta tuntutan konsumen yang semakin sadar lingkungan. Sementara dorongan internal berasal dari nilai-nilai pribadi para pekerja yang ingin berkontribusi positif bagi planet ini.
Namun, bagaimana transformasi ini berlangsung di lapangan? Sebuah contoh sederhana adalah penggunaan produk ramah lingkungan di kantor. Mulai dari penggunaan kertas daur ulang, pengurangan pemakaian plastik, hingga inisiatif untuk mengurangi jejak karbon melalui pengaturan transportasi kerja.
ADVERTISEMENT
Pekerja formal di perusahaan-perusahaan besar mulai menggantikan kebiasaan lama dengan praktik baru yang lebih berkelanjutan. Mereka mengorganisir tim-tim kecil di tempat kerja untuk mendukung inisiatif hijau, seperti program daur ulang atau kampanye hemat energi.
Hal yang sama juga terjadi di sektor non-formal. Para pekerja mandiri, seperti freelancer atau pekerja lepas, mulai menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pekerjaan mereka. Mereka memilih bekerja di co-working space yang ramah lingkungan, menggunakan peralatan kerja yang lebih hemat energi, dan bahkan memilih proyek-proyek yang memiliki dampak positif bagi lingkungan. Bagi mereka, bekerja bukan hanya tentang menghasilkan uang, tetapi juga tentang memberikan kontribusi nyata bagi dunia yang lebih baik.
Sebuah ruang kerja yang didesain dengan mempertimbangkan keberlanjutan, menggunakan material daur ulang dan memaksimalkan cahaya alami. | Ilustrasi gambar: essenziale-hd.com

Pengaruh Global dan Inspirasi Lokal

Perubahan yang terjadi di kalangan pekerja ini juga tidak terlepas dari pengaruh global. Banyak tokoh dunia yang menjadi inspirasi bagi gerakan ini. Salah satunya adalah Sir David Attenborough, seorang naturalis yang selama bertahun-tahun telah berjuang untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga planet kita. Salah satu kutipannya yang jarang terdengar namun sangat relevan adalah:
ADVERTISEMENT
("Menurut saya, alam adalah sumber kegembiraan terbesar; sumber keindahan visual terbesar; sumber minat intelektual terbesar. Alam adalah sumber dari banyak hal dalam hidup yang membuat hidup layak dijalani.")
Quote ini mengingatkan kita bahwa pada dasarnya, apa yang kita lakukan dalam pekerjaan kita sehari-hari harus memiliki dampak yang lebih besar. Bukan hanya untuk keuntungan pribadi atau perusahaan, tetapi juga untuk keberlangsungan kehidupan di bumi ini.
Pekerja formal dan non-formal kini mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh seperti Attenborough dan mulai berpikir tentang bagaimana mereka bisa melakukan perubahan positif dalam pekerjaan mereka. Mereka mencari cara-cara untuk meminimalkan dampak lingkungan dari pekerjaan mereka, baik melalui penghematan energi, pengelolaan limbah, atau bahkan beralih ke proyek-proyek yang lebih ramah lingkungan.
Potret Sir David Attenborough saat berinteraksi dengan alam, menyoroti peran pentingnya dalam meningkatkan kesadaran lingkungan. | Ilustrasi gambar: apple.news
Transformasi ini adalah sesuatu yang patut diapresiasi, namun bukan berarti sudah mencapai titik akhir. Masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa gaya hidup yang lebih ramah lingkungan ini bisa diadopsi secara luas dan konsisten. Semua pihak harus terlibat, dari individu hingga perusahaan, dari pemerintah hingga komunitas lokal.
ADVERTISEMENT
Pekerja formal dan non-formal dapat berperan sebagai agen perubahan, menciptakan lingkungan kerja yang lebih hijau dan berkelanjutan. Mereka tidak hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, tetapi juga berjuang untuk masa depan yang lebih baik. Perjalanan ini mungkin masih panjang, namun setiap langkah kecil yang diambil hari ini akan membawa kita lebih dekat ke masa depan yang lebih hijau.
Apakah Anda adalah bagian diantaranya?
Maturnuwun,
Growthmedia