Konten dari Pengguna

Menilik Makna Nama Nusantara, Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur

AGIL RANDIO ALZUHKRI
Mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang
24 Januari 2022 21:19 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari AGIL RANDIO ALZUHKRI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Design final bangunan Istana Negara karya Bapak Nyoman Nuarta di Kalimantan Timur. (Sumber: Instagram.com/Nyoman_Nuarta)
zoom-in-whitePerbesar
Design final bangunan Istana Negara karya Bapak Nyoman Nuarta di Kalimantan Timur. (Sumber: Instagram.com/Nyoman_Nuarta)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo mengumumkan tentang isu pemindahan Ibu Kota Negara tepatnya dalam Konferensi Pers di Istana Negara, akhirnya terjawab sudah pertanyaan masyarakat terkait provinsi yang menjadi calon Ibu Kota Negara Indonesia mendatang. Adapun lokasi yang menjadi calon Ibu Kota Negara ialah Provinsi Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Penajem Pasar Utara.
ADVERTISEMENT
Adapun alasan mengapa Presiden Republik Indonesia memilih lokasi tersebut, karena menurut beliau lokasi tersebut sangatlah cocok untuk dijadikan sebagai calon Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa lokasi tersebut dipilih atas pertimbangan hasil dari kajian yang mendalam yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia secara detail selama kurang lebih tiga tahun silam. Alasan lain yaitu adanya minim bencana di daerah Penajem Pasar Utara.
Letak lokasi yang strategis juga ternyata menjadi alasan spesifik Jokowi karena wilayahnya yang berada di tengah-tengah Negara Indonesia. Wilayah ini juga berdekatan dengan wilayah perkotaan yang sudah mulai berkembang, yaitu terletak diantara Kota Balikpapan dan Kota Samarinda. Hal itu juga dibuktikan dengan lengkapnya fasilitas dan infrastruktur yang begitu lengkap seperti ketersediaan lahan milik pemerintah sekitar 180 ribu hektar.
ADVERTISEMENT
Adapun alasan lain yang ditegaskan oleh Presiden Republik Indonesia, terdapat isu bahwa beberapa tahun kedepan Pulau Jawa akan mengalami peristiwa kenaikan air laut yang terus meningkat. Hal itu menyebabkan Pulau Jawa, khususnya daerah Jabodetabek sering mengalami banjir. Dengan adanya peristiwa alam tersebut, dikabarkan Pulau Jawa akan tenggelam secara perlahan. Hal itu yang menjadi permasalahan serius pemerintah hingga Presiden Republik Indonesia itu sendiri.
Beban yang di rasakan oleh Pulau Jawa, khususnya daerah DKI Jakarta sendiri yang menjadi pusat pemerintahan, pusat keuangan, pusat bisnis serta pusat perdagangan dan jasa ini memang sudah begitu berat. Bagaimana tidak? Beban yang dirasakan oleh Pulau Jawa ini sudah terlalu banyak. Lebih dari 50% penduduk dari berbagai pulau datang ke Pulau ini untuk mencari pekerjaan, menempuh pendidikan hingga menikah dan menetap disini.
ADVERTISEMENT
Sebagai pusat pemerintahan, pusat keuangan, pusat bisnis sekaligus pusat perdagangan dan jasa ini, membuat setiap penduduk yang berdatangan dari luar pulau merasa tertarik untuk menetap lebih lama di Pulau Jawa ini. Hal itu membuat Pulau Jawa menjadi semakin kelebihan beban apabila pemindahan Ibu Kota Negara tetap berada di pulau tersebut.
Untuk meminimalisir segala permasalahan yang terdapat di Pulau Jawa ini, Presiden Joko Widodo akhirnya mengambil langkah yang tepat guna mencegah peningkatan permasalahan yang ada di Pulau Jawa tersebut. Setelah resmi mendapatkan izin khususnya dari Gubernur Kalimantan Timur itu sendiri yaitu Bapak Isran Noor, secara resmi Pemindahan Ibu Kota Indonesia sudah berpindah dari Jakarta menuju Kalimantan Timur.
Tetapi perpindahan Ibu kota Indonesia tidak langsung berpindah secara cepat dan terburu-buru. Harus ada persiapan yang sangat matang disegala aspek dan fasilitas yang memadai. Presiden Jokowi pun juga harus melakukan koordinasi dengan Walikota dan Gubernur di Pulau Kalimantan terkait tahap awal pemindahan Ibu Kota. Para staff pemerintahan di Pulau Kalimantan pun berharap dengan adanya pemindahan Ibu Kota yang baru ini diharapkan bisa menjadi sebuah jalan keluar yang baik khususnya bagi masyarakat di wilayah bagian tengah dan timur.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini seluruh masyarakat Indonesia menerima kabar terkait rencana nama Ibu Kota Negara Indonesia yang baru. Setelah beberapa tahun silam semenjak pengumuman Jokowi terkait permohonan izin untuk memindahkan Ibu Kota ke Kalimantan Timur, masyarakat pun akhirnya menerima kabar terkait rencana perubahan nama untuk digunakan sebagai nama Ibu Kota tercinta ini.
Benar sekali, rencana nama Ibu Kota Negara yang diambil oleh Presiden Joko Widodo yaitu adalah “NUSANTARA”. Adapun rencana terkait penggunaan nama Nusantara sebagai nama Ibu Kota baru ini selain mendapat sambutan hangat dari masyarakat, ternyata juga menimbulkan beragam reaksi pro kontra yang kurang baik di tengah lingkungan masyarakat.
Bagaimana tidak? Pasalnya banyak sekali masyarakat yang menyuarakan pendapatnya di akun sosial media mereka yang turut memberikan suara pendapatnya terkait rencana pemberian nama Ibu Kota Negara. Banyak dari masyarakat bertanya-tanya apa arti dan makna dari kata Nusantara tersebut serta apa alasan Jokowi memilih Nama tersebut, padahal banyak sekali referensi saran nama yang masuk kedalam Bappenas seperti Negara Jaya, Pertiwipura, dan Cakrawalapura untuk dijadikan calon nama Ibu kota Negara.
ADVERTISEMENT
Melihat permasalahan tersebut, sebaiknya Presiden Jokowi dan para jajarannya harus mampu menjelaskan kepada khalayak umum terkait alasan dan makna yang terkandung didalam nama Nusantara. Hal itu bertujuan untuk menepis adanya pro kontra dari masyarakat terkait polemik yang mungkin akan terjadi. Karena kata tersebut akan menyangkut Negara kedepannya jadi diperlukan alasan yang signifikan yang mendasar dan komprehensif terkait pemilihan nama tersebut.
Makna yang terkandung didalam kata Nusantara tersebut ternyata terinspirasi dari masa kerajaan Majapahit. Istilah Nusantara yang dahulu mulai terlupakan, akhirnya kata Nusantara pun baru kembali digunakan pada abad ke-20 dimana tokoh pendidikan nasional yaitu pendiri Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara mulai mempopulerkannya Kembali. Kata Nusantara berasal dari Bahasa Kawi, yaitu berasal dari dua bahasa Nusa yaitu pulau dan Antara yaitu seberang. Indonesia yang berarti terletak di antara pulau-pulau yang saling terpisah. Alasan lain terkait pemilihan kata Nusantara ini yaitu adalah Nusantara sudah dikenal sejak dulu serta dapat menggambarkan kenusantaraan kita semua yaitu Republik Indonesia.
ADVERTISEMENT