Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perlawanan Delapan Tahun Tiongkok-Jepang II
15 April 2022 17:49 WIB
Tulisan dari Agista tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hubungan Jepang dan Tiongkok didominasi oleh perdagangan, perebutan wilayah kekuasaan serta kepentingan perluasan kekuasaan. Secara geografis, Tiongkok dan Jepang merupakan negara di kawasan Asia Timur dengan batas Laut Tiongkok Timur. Keinginan untuk sejajar dengan negara-negara Barat menjadikan hubungan Jepang dan Tiongkok mengalami perubahan, terutama setelah Jepang melakukan revolusi Meiji dan menganut paham Hakko I Chi U. Hal tersebut, melatarbelakangi perpecahan kedua negara yang dimulai tahun 1937.
ADVERTISEMENT
Konflik yang terjadi pada abad ke-20 tercatat sebagai konflik terbesar di sejarah Asia Timur. Berlangsung pada 7 Juli 1937 sampai 9 September 1945. Perang ini diawali dengan adanya kebijakan imperialisme Jepang untuk mengambil alih kekuasaan Tiongkok dibidang politik dan militer dengan tujuan menjaga sumber daya sebagai cadangan bahan baku yang dimiliki oleh Tiongkok.
Sebelumnya Tiongkok dan Jepang sudah saling melakukan perlawanan, diantara bentuk perlawanan tersebut yaitu Insiden Mukden (18 September 1931), Pemberontakan Boxer (1899-1901), Kedudukan Jepang atas Manchuria (1931-1932), dan Perang Shanghai (28 januari-3 Maret 1932).
Perang Tiongkok-Jepang ke II, berawal ketika pemerintahan Tiongkok menolak untuk menarik mundur pasukannya Pinghan Railway (Peiping-Wuhan), yang kemudian mengakibatkan perang semakin luas keberbagai wilayah di Tiongkok. Insiden ini dikenal dengan Insiden Jembatan Marco Polo.
ADVERTISEMENT
Juli 1937, kelompok militer dan politik Tiongkok bersatu untuk mendukung pemerintah Nasionalis dan Chiang Kai-Shek dengan tujuan untuk menentang berbagai kebijakan yang dilakukan oleh Jepang. Bahkan, kaum komunis yang mendesak persatuan atas perlawanan Jepang sejak 1935, berjanji untuk mendukung serta menempatkan tentara mereka dibawah komando pemerintahan Tiongkok. Namun, Kekuatan militer Jepang jauh lebih kuat sehingga Jepang berhasil mengambil alih kekuasaan beberapa wilayah di Tiongkok terutama bagian barat sepanjang kota Hankow dan sebagian besar jalur kereta. Pada bulan juli 1937, Jepang kembali menguasai wilayah Peiping dan Tientsin. Jepang berhasil mengusir tentara China dari daerah Shanghai pada pertengahan November 1937 dan ibu kota Nanking mengalami keruntuhan pada Desember 1937 serta dilakukan perpindahan ibu kota ke Hankow.
ADVERTISEMENT
Tahun 1939, China meraih kemenangan atas Changsa dan Guangxi. Dengan jalur komunikasi Jepang ke dalam interior China, Perang mengalami jalan buntu dikarenakan Jepang tidak mampu menghadapi kaum Komunis Tiongkok di Shaanxi, yang melakukan kampanye sabotase dan perang gerilya melawan penjajah. Sampai, 7 Desember 1941 Jepang menyerang Pearl Harbour yang berakibat pada pernyataan perang Amerika Serikat. Sehingga, China dibantu Amerika Serikat dalam mengangkut material perang melalui pegunungan Himalaya setelah Jepang mengalami kekalahan di Burma dan menutup jalan Burma tersebut.
Jepang kembali melancarkan Invasi pada tahun 1944, yang dikenal dengan Operasi Ichi-Go yang menaklukan Henan dan Changsha. Namun, pasukan Tiongkok tidak terpengaruh dengan adanya operasi tersebut dan Tiongkok melanjutkan misinya di Burma serta membangun jalan Ledo yang menghubungan China dengan India. Pada saat yang sama, China melakukan serangannya dalam mengambil alih Hunaan Barat dan Gaungxi, di China Selatan.
ADVERTISEMENT
Pada 2 september 1945, Jepang menyerah meskipun tetap menduduki sebagian wilayah China. Namun, pasukan sekutu terus melakukan penyerangan dengan meluncurkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, serta Invasi Soviet terhadap Manchuria yang dikuasai oleh Jepang. Pasukan Jepang yang tersisa kecuali Manchuria menyatakan kekalahannya secara resmi pada tanggal 9 September 1945, yang disaksikan oleh Pengadilan Militer Internasional diselenggarakan pada tanggal 29 April 1946.
Kemudian, dilaksanakan Konferensi Kairo tanggal 22-26 November, dimana sekutu Perang Dunia II menghasilkan keputusan untuk menahan dan menghukum agresi Jepang serta mengembalikan seluruh wilayah yang diambi alih Jepang dari China termasuk Manchuria, taiwan atau Formosa, dan Pescadores ke China. Bahkan, Mengusir jepang dari Semenanjung Korea. Setelah perang tersebut, China diakui sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa ke lima.
ADVERTISEMENT