Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Perbandingan Pembingkaian Headline Berita Media Cetak VS Media Online
9 Juni 2022 14:56 WIB
Tulisan dari Agisti Eugenia Milano tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, kebutuhan masyrakat akan informasi pun turut meningkat. Hal ini terlihat dari banyaknya perubahan yang terjadi di tengah masyarakat, misalnya pada perubahan gaya hidup.
ADVERTISEMENT
Masyarakat di era modern cenderung menyukai sesuatu yang instan dan cepat. Kebutuhan masyarakat akan informasi pun menuntut tersedianya berita atau informasi yang tidak hanya akurat namun mudah di akses. Hal ini lah yang kemudian menjadi latar belakang dari adanya peralihan media cetak menuju media online atau digital.
Peralihan Media Cetak Menuju Media Digital
Fakta adanya peralihan media cetak menuju media digital didukung dari hasil survei Nielsen, salah satu perusahaan informasi dan pengukuran global. Dikutip dari artikel suara.com karya Iwan Supriyana dan Muhammad Fadil Djailani yang berjudul Media Cetak Mulai Ditinggalkan, Masyarakat Beralih ke Media Online (2020) disebutkan bahwa pembaca media online di Indonesia sudah lebih banyak daripada pembaca media cetak, dengan jumlah pembaca media online mencapai 6 juta pembaca, sedangkan pembaca media cetak hanya 4,5 juta pembaca.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui bahwa media online memiliki keunggulan dari segi kecepatan penyajian berita yang tidak bisa tersaingi dengan media cetak, sehingga wajar saja jika pembaca media online lebih banyak daripada pembaca media cetak.
Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa media cetak maupun media online memiliki peminatnya masing-masing. Aziz Hakim Aatqolani dalam Laporan Penelitian-Keberlangsungan Koran Cetak di Era Multi Digital dalam academia.edu menyebutkan bahwa meskipun era media online ini kebanyakan masyarakat mengutamakan kecepatan berita, tetapi bagi pembaca setia koran cetak yang mengutamakan ketepatan, menolak jika peredaran koran cetak berkurang.
Alasannya karena mereka akan kesulitan mendapatkan sumber berita terkini dengan ketepatan berita yang dapat mereka percayai. Senada dengan itu, Eko Pamuji dalam bukunya yang berjudul Media Cetak Vs Media Online (Perspektif Manajemen dan Bisnis Media) juga berpendapat baik surat kabar cetak maupun yang berbasis online sampai sekarang ini masih dibutuhkan oleh masyarakat tergantung dari selera konsumen dalam menemukan infromasi yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, media cetak sebagai media yang dianggap akan tergantikan oleh media online saat ini terus melakukan berbagai usaha untuk mempertahankan peminatnya.
Apakah Headline Berita telah Mewakili Isi Berita?
Kuswanto dalam skripsinya tentang Eksistensi Surat Kabar di Era Media Online menjelaskan bahwa salah satu alasan surat kabar cetak tetap bertahan karena adanya konvergensi media dan keunikan isi konten yang disajikan media cetak. Perlu digaris bawahi dalam hal ini ialah keunikan isi konten.
Diketahui bahwa pembaca, baik itu media cetak maupun online pasti memilih dan menilai isi konten dengan membaca headline berita terlebih dahulu, sebab headline pada prinspnya merupakan intisari dari suatu berita.
Seperti yang diungkapkan oleh Muzakir dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Framing Dalam Pemberitaan Media bahwa framing yang diibaratkan sebagai kacamata menentukan bagaimana realitas suatu berita hadir dihadapan pembaca, sehingga semakin menarik headline suatu berita, maka semakin besar pula peluang berita tersebut untuk menarik minat pembaca.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, pengemasan atau framing headline berita yang akan disajikan merupakan bagian penting yang perlu diperhatikan dalam konstruksi berita. Menariknya lagi, baik media cetak maupun media online tentunya memiliki strategi framing headline berita dengan gayanya masing-masing dalam menarik minat pembacanya.
Perbedaan dalam Framing Berita pada Media Cetak dan Media Online
Untuk melihat perbedaan antara framing headline berita di media cetak dan media online, dapat dilihat dari halaman utama Koran ataupun web suatu media oline. Secara visual dapat dilihat perbedaannya bahwa berita yang tersaji di media cetak tidak terbatas pada lingkup tertentu, sementara itu untuk media online menyajikan berbagai informasi yang telah dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu.
Mileur Wandik, Antonius M.Golung dan H.Mulyono dalam jurnalnya yang berjudul Proses Penentuan Headline Surat Kabar yang terbit di E-Jurnal “Acta Diurna” Volume VI. No. 2. Tahun 2017, menyebutkan bahwa suatu berita dapat menjadi headline jika memenuhi kriteria di antaranya eksklusif, informatif, memiliki kedekatan emosional, terdapat unsur ketokohan, memiliki daya tarik, isi berita tidak sensasional tapi dramatis.
ADVERTISEMENT
Berita yang akan dijadikan headline juga memerhatikan seberapa besar pengaruh dan sejauh mana jangkauan berita tersebut menyangkut kepentingan pembaca. Atas dasar itu, baik media cetak maupun media online menggunakan kriteria tersebut untuk menentukan framing headline beritanya, namun tetap memerhatikan minat pembaca masing-masing media sehingga terdapat perbedaan framing headline antara media cetak dan media online.
Dalam hal ini penulis mencoba untuk membandingkan framing headline berita di Koran Harian Kompas dan berita harian kompas di Kompas.com edisi 30 Maret 2022.
Headline berita pada Koran Harian Kompas di dominasi oleh berita politik dengan Headline utama berjudul “DPR Minta Kuota Biosolar Ditambah”. Sementara itu, headline berita harian di Kompas.com cukup beragam karena berita selalu di perbarui, namun secara garis besar di dominasi update kasus covid dan beberapa berita seputar bisnis dan politik.
ADVERTISEMENT
Uniknya, headline berita pada media cetak justru tidak ada pada media online walaupun ada berita yang menyinggung permasalahan biosolar. Dari pemilihan headline tersebut, dapat dilihat bahwa framing headline berita pada media cetak mengutamakan kelengkapan informasi sedangkan headline berita pada media online lebih mengutamakan kecepatan.
Senada dengan itu, Kriska Melisa dalam artikelnya yang berjudul Sinergitas Media Cetak dan Media online yang dimuat dalam artikel jurnalisme Agricia UGM tahun 2018 juga menyebutkan bahwa media online digunakan untuk membuat berita viral dan untuk mengejar keupdatan suatu berita, sedangkan redaksi media cetak memperdalam liputan investigasi.
Kemudian, pendapat Kriska Melisa tersebut juga terbukti dengan mengamati penulisan headline berita pada masing-masing media. Dari headline berita media cetak dengan judul “DPR Minta Kuota Biosolar Ditambah” terlihat redaksi berita disusun untuk menjelaskan suatu informasi dengan cukup terperinci meskipun masih berupa straight news.
ADVERTISEMENT
Adanya framing ini, pembaca seakan diajak untuk membaca dan mendalami isi berita yang disajikan. Lalu dibandingkan dengan headline berita di media online yang berjudul “Update 30 Maret: Ada 6.530 Suspek Covid di Tanah Air”. Headline berita media online tersebut menandakan bahwa media online selalu memberikan perkembangan informasi terbaru dan isi berita sudah diketahui dengan sangat jelas dari judul berita.
Dari perbandingan tersebut dapat dilihat bahwa framing headline pada media cetak terkesan kritis dan mendalam sehingga mengutamakan kelengkapan berita sedangkan framing headline pada media online terkesan seperti sekilas info sebab disajikan secara singkat dan mengutamakan kecepatan dan kebaruan informasi.