Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pengenalan dan Pembuatan Qris Untuk Pedagang di Desa Pakisputih
9 Agustus 2024 18:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Agustinus Bimo Aryosetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
KKN Tim 2 Universitas Diponegoro Implementasikan QRIS untuk Pedagang Kaki Lima di Desa Pakisputih,Kec.Kedungwuni, Kab.Pekalongan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 2 Universitas Diponegoro (Undip) telah meluncurkan program digitalisasi pembayaran dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk para pedagang kaki lima di Desa Pakisputih, Kabupaten Pekalongan. Program ini dipimpin

Oleh Agustinus Bimo Aryosetyo, seorang mahasiswa yang berkomitmen untuk meningkatkan inklusi keuangan dan kemudahan transaksi di masyarakat.
Agustinus Bimo Aryosetyo menjelaskan bahwa tujuan utama dari implementasi QRIS adalah untuk memberikan kemudahan transaksi bagi para pedagang kaki lima sekaligus meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam bertransaksi. "Dengan QRIS, para pedagang bisa menerima pembayaran dari berbagai aplikasi e-wallet dan mobile banking hanya dengan satu kode QR," ujarnya.
Peluncuran program ini mendapatkan sambutan positif dari para pedagang kaki lima. Salah satu pedagang, mengungkapkan bahwa penggunaan QRIS sangat membantu usahanya. "Sekarang pelanggan bisa membayar dengan lebih cepat dan mudah. Saya tidak perlu lagi khawatir tentang kembalian atau uang palsu," katanya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya pedagang, warga Desa Pakisputih juga merasakan manfaat dari adanya QRIS. Bapak Suradi, salah satu warga, menyatakan bahwa dia lebih nyaman berbelanja di pasar karena bisa membayar secara non-tunai. "Ini sangat praktis, terutama di era digital seperti sekarang," ungkapnya.
Program ini juga didukung oleh pemerintah desa yang melihat potensi besar dalam digitalisasi transaksi bagi peningkatan ekonomi lokal. Kepala Desa Pakisputih, Bapak Harjono, menyampaikan apresiasinya terhadap mahasiswa KKN Undip. "Kami sangat berterima kasih atas inisiatif ini. Semoga program ini bisa terus berlanjut dan membantu meningkatkan perekonomian desa," tuturnya.
Selain memberikan edukasi tentang penggunaan QRIS, Agustinus Bimo Aryosetyo dan timnya juga memberikan pelatihan tentang pengelolaan keuangan dan pentingnya menyimpan catatan transaksi. Pelatihan ini bertujuan untuk membantu para pedagang mengelola usahanya dengan lebih baik dan tertata.
ADVERTISEMENT
Dalam pelatihan tersebut, para pedagang diajarkan cara mengunduh dan menggunakan aplikasi e-wallet serta cara membuat dan menggunakan kode QRIS. "Kami ingin memastikan para pedagang benar-benar paham dan bisa memanfaatkan teknologi ini dengan optimal," kata Agustinus.
Suksesnya peluncuran QRIS di Desa Pakisputih ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia. Agustinus berharap bahwa inisiatif ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk turut berkontribusi dalam mengembangkan inklusi keuangan di daerah-daerah terpencil.
Ke depan, Agustinus dan tim KKN Tim 2 Undip berencana untuk terus memantau perkembangan penggunaan QRIS di Desa Pakisputih. Mereka juga siap memberikan bantuan teknis jika dibutuhkan dan berencana untuk melakukan evaluasi berkala terhadap program ini.
Warga Desa Pakisputih sangat antusias dengan adanya inovasi ini. Mas Faris, seorang penjual makanan, merasa terbantu dengan adanya QRIS. "Ini membuat transaksi lebih cepat dan mengurangi resiko kehilangan uang tunai," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya berdampak pada kemudahan transaksi, program QRIS ini juga diharapkan dapat meningkatkan omzet para pedagang. Beberapa pedagang melaporkan bahwa pelanggan mereka meningkat karena kemudahan pembayaran yang ditawarkan.
Agustinus Bimo dan timnya yakin bahwa teknologi digital seperti QRIS dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong kemajuan ekonomi di desa-desa. "Kami berharap bahwa dengan adopsi teknologi ini, para pedagang dapat lebih maju dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas," tambahnya.
Program ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam menciptakan solusi yang inovatif dan berdampak nyata. "Kami sangat bangga dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan ekonomi lokal melalui program ini," kata Agustinus.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi, para mahasiswa KKN Tim 2 Undip telah membuktikan bahwa perubahan positif dapat diwujudkan melalui kolaborasi dan teknologi. Desa Pakisputih kini menjadi contoh nyata bagaimana digitalisasi dapat mendukung ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT