Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Pelayanan Kesehatan Mental di Indonesia?
30 Desember 2021 15:59 WIB
Tulisan dari Agnes Delfina Sulfan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masalah kesehatan mental telah menjadi masalah kesehatan yang belum terselesaikan di tingkat global maupun nasional hingga saat ini. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah keadaan kesehatan di mana setiap orang dapat menyadari potensi mereka. Kesehatan mental merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan seperti halnya kesehatan fisik. Lalu bagaimana kondisi kesehatan mental di Indonesia?
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, terdapat lebih dari 19 juta penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental secara emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Selain itu, Sistem Registrasi Sampel yang telah dilakukan Badan Litbangkes tahun 2016 memperoleh data bunuh diri per tahun sebanyak 1.800 orang atau terdapat 5 orang dalam sehari yang melakukan tindakan bunuh diri. Korban bunuh diri tersebut rata-rata merupakan usia anak remaja dan usia produktif yang berada pada rentang usia 10-39 tahun.
Sebenarnya kondisi kesehatan mental saat ini Indonesia sudah lebih membaik karena sekarang orang-orang sudah lebih memiliki kesadaran diri mengenai kesehatan diri mereka. Mereka sudah mulai paham mengenai masalah-masalah kesehatan mental seperti stress, kecemasan, hingga depresi itu bukanlah hal yang dianggap remeh.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut bisa terjadi karena didukung oleh pihak-pihak seperti organisasi, komunitas online, dan pihak-pihak di media online yang bergerak di bidang kesehatan mental. Saat ini mereka banyak menyerukan pentingnya kesehatan mental melalui berabagai platform media online. Apakah pelayanan kesehatan di Indonesia sudah dapat dikatakan bagus?
Pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini sudah membaik dari sebelumnya namun belum sepenuhnya bagus dan ideal. Masih ada beberapa aspek yang harus dibenahi mengenai pelayanan kesehatan mental di Indonesia. Apa saja itu?
1. Masih kurangnya jumlah tenaga kesehatan mental
Minimnya pelayanan dan fasilitas kesehatan mental di berbagai daerah di Indonesia membuat banyak pasien dengan gangguan mental tidak tertangani dengan baik. Kesenjangan dalam penanganan gangguan mental di Indonesia sendiri sudah mencapai lebih dari 90% yang artinya masih kurang dari 10% penderita gangguan jiwa yang mendapatkan pelayanan pengobatan dari tenaga kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
2. Fasilitas kesehatan mental yang disediakan pemerintah Indonesia masih kurang
Ketersediaan fasilitas untuk melayani kesehatan masih terbatas di Indonesia dan pemerintah sendiri masih jarang mensosialisasikan hal ini. Seharusnya pemerintah membantu dengan membuat lebih banyak lagi sarana dan prasarana rumah sakit jiwa serta memperbanyak tenaga medis yang bergelut di bidang Psikologi dan Psikiater untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan mental. Teknologi yang berkembang saat ini juga dapat dimanfaatkan membuat aplikasi untuk berkonsultasi dengan para ahli bisa melalui via pesan ataupun telepon.
3. Akses terhadap kesehatan mental masih kurang merata
Saat ini akses terhadap layanan kesehatan mental di Indonesia masih sulit dan tidak merata. Anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kesehatan mental seperti daya tampung rumah sakit jiwa dan ruang rawat jiwa rumah sakit umum masih belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Di Indonesia sendiri, terdapat delapan provinsi yang tidak memiliki rumah sakit jiwa dan tiga provinsi tidak memiliki psikiater. Lebih mengenaskannya lagi Kementerian Kesehatan RI memperkirakan setidaknya 90% penderita gangguan jiwa tidak dapat memperoleh perawatan yang memadai.
ADVERTISEMENT
4. Stigma orang indonesia terhadap pengidap gangguan kesehatan mental
Stigma atau dikenal juga dengan penilaian negatif terhadap pengidap gangguan kesehatan mental sebenarnya bukanlah hal yang baru. Bahkan, tidak jarang stigma tersebut juga menyerang keluarga pengidap. Dalam sebuah penelitian, terdapat 75% orang dengan gangguan mental mengaku pernah mengalami stigma negatif dari lingkungan sekitarnya. Angka tersebut seolah menggambarkan menggambarkan perilaku masyarakat Indonesia yang masih kurang memiliki rasa empati sosial.
Referensi
Ayuningtyas, D., Misnaniarti, M., & Rayhani, M. (2018). Analisis Situasi Kesehatan Mental pada Masyarakat di Indonesia dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 9(1). https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.1.1-10
Kokom. 2021. Kemenkes Beberkan Masalah Permasalahan Kesehatan Jiwa di Indonesia. Diakses 29 Desember 2021 dari : https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20211007/1338675/kemenkes-beberkan-masalah-permasalahan-kesehatan-jiwa-di-indonesia/
ADVERTISEMENT
Makarim, Fadhli Rizal. 2020. Efek Stigma Terhadap Pengidap Gangguan Kesehatan Mental. https://www.halodoc.com/artikel/efek-stigma-terhadap-pengidap-gangguan-kesehatan-mental. 16.38
Primala, Dzikria A. 2019. 6 Stigma Yang Salah Tentang Gangguan dan Kesehatan Mental. https://pijarpsikologi.org/blog/6-stigma-yang-salah-tentang-gangguan-dan-kesehatan-mental. 16.42
Penulis : Agnes Delfina S, Inda Yulian, M. Agung Firmansyah, Nadhila Zulfa Khairani, Nurhadi, Tengku Zulaikha.