Anda Sulit Move On? Ini Penyebabnya

Agnes Claristia
Psychology Student at Universitas Tarumanagara
Konten dari Pengguna
18 Agustus 2021 17:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agnes Claristia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Sumber: Oziel Gómez on Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
(Sumber: Oziel Gómez on Unsplash)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam beraktivitas sehari-hari, setiap orang pasti memiliki suatu peristiwa atau pengalaman. Secara umum, pengalaman terbagi menjadi dua macam, yaitu pengalaman yang menyenangkan dan pengalaman yang tidak menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Setiap pengalaman yang terjadi, baik itu pengalaman menyenangkan maupun pengalaman tidak menyenangkan, akan membawa dampak pada hidup manusia. Saat memiliki pengalaman yang menyenangkan, seseorang akan merasa bahagia untuk menjalani kehidupan kedepannya. Sebaliknya, saat memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan, seseorang akan merasa tidak bersemangat dalam menjalani kehidupannya.
Pada artikel ini, saya akan secara khusus membahas tentang pengalaman yang tidak menyenangkan.
Saat memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan, secara tidak sadar akan muncul juga emosi negatif. Saat tidak dapat melepaskan atau menghilangkan emosi negatif tersebut, emosi negatif yang muncul itu akan terjebak dalam diri manusia yang disebut trapped emotion.
Trapped emotion itu secara perlahan akan menimbulkan sakit fisik pada tubuh. Sakit fisik yang dialami itu disebut juga sakit psikosomatis. Sakit psikosomatis adalah rasa sakit yang melibatkan pikiran dan tubuh, dimana pikiran akan mempengaruhi tubuh yang akan memunculkan gejala atau sakit fisik. Contoh dari sakit psikosomatis diantaranya, sakit pada liver, jantung, maag, kulit, bahkan dapat menyebabkan sakit kanker.
ADVERTISEMENT
Trapped emotion yang muncul tidak hanya diakibatkan karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan, namun juga disebabkan saat seseorang memproyeksikan emosinya pada orang lain, dan adanya faktor keturunan. Misalnya, seorang Ibu yang merasakan emosi negatif saat sedang mengandung atau merawat anaknya, nantinya anak dari Ibu tersebut juga akan memiliki dan menyimpan emosi negatif yang sama seperti yang dirasakan ibunya.
Bagaimana cara menghilangkan trapped emotion?
Salah satu ilmuwan bernama dr. Bradley Nelson mengemukakan salah satu terapi bernama emotion code. Emotion code adalah salah satu terapi yang biasa digunakan untuk menemukan dan melepaskan emosi negatif yang terjebak dalam tubuh seseorang.
Saya akan memberi ilustrasi berupa sebuah cerita. Dalam cerita ini, identitas telah disamarkan.
ADVERTISEMENT
Seorang laki-laki bernama Tio, merasakan kecemasan yang berlebih hingga Ia merasa sakit pada bagian kepalanya, yang membuatnya merasa perlu untuk memperoleh bantuan dari professional. Pada sesi terapi, seorang terapis menggunakan emotion code therapy untuk membantu Tio.
Saat menjalani sesi terapi, terapis tersebut menemukan bahwa sebenarnya Tio memiliki emosi negatif lainnya yang bahkan tidak disadari oleh Tio, yaitu takut dan marah. Lalu terapis itu langsung mengusapkan magnet pada tubuh Tio, dan Ia akhirnya sembuh sepenuhnya. Tio tidak merasakan emosi negatif itu lagi dan Ia dapat hidup dengan lega dan tanpa beban.
Bagaimana cara terapis itu menemukan emosi negatif terpendam dalam diri Tio yang bahkan tidak disadari? Dalam diri setiap orang terdapat pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Mungkin setiap peristiwa, kejadian, dan pengalaman yang dilewati tidak terekam pada pikiran sadar namun pikiran bawah sadar akan merekam seluruh peristiwa atau kejadian dalam hidup manusia.
ADVERTISEMENT
Dalam ilustrasi Tio, Ia tidak menyadari bahwa Ia merasakan takut dan marah. Emosi negatif tersebut diperoleh oleh terapis Tio dengan mengakses pikiran bawah sadarnya dengan teknik yang diajarkan dalam emotion code therapy ini.
Saat terapis sudah menemukan emosi negatif yang terjebak dalam diri seseorang, emosi negatif itu akan dilepaskan dengan waktu yang sangat singkat, bahkan kurang dari 15 menit.
Bila seseorang sudah berhasil melepaskan emosi negatif yang terperangkap dalam tubuhnya, Ia akan menjadi orang yang proaktif, rasa sakit atau tidak nyaman akan hilang, rasa sakit yang dirasakan dapat dikelola, berdamai dengan masa lalu, serta dapat melegakan tubuh.
Coach Andrew Peterson, Life Coach-nya Indonesia.