Konten dari Pengguna

Belajar dari Pengalaman? Hati-Hati dengan Hal Ini

Agnes Claristia
Psychology Student at Universitas Tarumanagara
13 Agustus 2021 15:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agnes Claristia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Sumber: Giu Vicente on Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
(Sumber: Giu Vicente on Unsplash)
ADVERTISEMENT
Pengalaman adalah guru terbaik.” Pepatah itu sering diucapkan dan menjadi pegangan bagi beberapa orang. Setiap orang pasti mengambil kesimpulan sebagai bentuk pembelajaran dari setiap pengalaman yang didapatkan. Namun tidak semua kesimpulan yang diambil dapat benar-benar menjadi pembelajaran. Ada kalanya kesimpulan yang diambil dapat mengakibatkan hal yang berdampak buruk bagi kehidupan.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah ilustrasi, yang telah disamarkan identitasnya.
Rosa adalah seorang mahasiswi berusia 22 tahun yang hobinya adalah membuat kue. Ia tinggal sendiri di Jakarta. Untuk memenuhi kebutuhannya, Ia membuka online shop untuk menjual kue-kue buatannya.
Pada 6 bulan pertama toko kue Rosa berjalan dengan lancar, Ia menghasilkan omzet yang lumayan besar setiap bulannya. Dari hobinya itu, Ia pun akhirnya dapat membiayai kuliah dan kebutuhannya sehari-hari.
Tak disangka pada bulan ke-7 Rosa membuka usahanya, terjadi pandemi COVID-19. Pandemi ini berakibat pada sepinya pembeli di toko Rosa. Sebelum pandemi, Rosa biasanya mendapat pesanan hingga 20 kue dalam satu hari, kini pesanan kuenya turun drastis menjadi 2-4 kue dalam satu hari.
Rosa sadar kondisi ekonomi di Indonesia sedang menurun akibat adanya pandemi. Karena tidak mendapat penghasilan selama pandemi, seiring berjalannya waktu uang tabungan Rosa habis untuk membiayai kehidupannya. Sehingga Rosa harus berusaha keras dan mencari ide untuk menemukan bagaimana caranya agar ia mendapat penghasilan yang stabil lagi.
ADVERTISEMENT
Karena kejadian yang Rosa alami ini, Ia mengambil kesimpulan bahwa “jadi orang dewasa sungguh melelahkan”, karena ia harus berusaha keras mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kesimpulan yang diambil Rosa itu yang membuatnya memiliki emosi negatif yang akhirnya menghasilkan pikiran negatif hingga yang membuat hidupnya menjadi tidak bahagia, bahkan menjadi ketakutan untuk menjadi dewasa.
Kesimpulan tidak hanya datang pengalaman, namun bisa juga dapat dari kejadian tidak menyenangkan yang dapat berupa trauma, doktrin, ajaran, omongan orang lain (orang tua, keluarga, teman).
Berikut contoh-contoh kesimpulan yang dapat muncul dalam kehidupan sehari-hari:
Kesimpulan yang muncul dan pikiran berulang-ulang akan menghasilkan emosi dan pikiran negatif dan akhirnya masuk ke alam bawah sadar, yang dapat menimbulkan sakit psikosomatis. Sakit psikosomatis adalah timbulnya gejala-gejala dalam tubuh yang diakibatkan oleh pikiran dan emosi yang muncul.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan yang Rosa ambil yaitu “jadi orang dewasa sungguh melelahkan”, berkaitan dengan responsibility syndrome menurut John Kappas. Responsibility syndrome dapat menimbulkan gejala tubuh berupa sakit pada bagian pundak dan punggung, yang disebabkan oleh rasa terbebani oleh tanggung jawab yang berat. Maka, setiap orang perlu benar-benar mengerti kesimpulan yang diambil atas pengalaman atau kejadian.
Untuk mengubah pikiran dari kesimpulan yang salah, perlu adanya keseimbangan atau kesesuaian antara pikiran bawah sadar dan pikiran tubuh. Bagaimana caranya? Terdapat dua cara untuk memiliki kualitas pikiran yang sesuai antara pikiran bawah sadar dan pikiran tubuh, yaitu afirmasi/sugesti & visualisasi.
Kedua cara tersebut dapat memiliki pengaruh yang berbeda untuk setiap orang yang menerimanya. Sehingga cara-cara tersebut dianggap kurang efektif dan tidak cukup untuk dapat menyeimbangkan pikiran bawah sadar dan pikiran tubuh. Diperlukan teknik khusus untuk dapat menjangkau pikiran bawah sadar, yaitu program pikiran.
ADVERTISEMENT
Program pikiran adalah teknik atau cara yang tepat untuk menjangkau pikiran bawah sadar, sehingga dapat dengan mudah melepaskan apa yang selama ini menjadi pikiran dan emosi negatif yang muncul akibat kesimpulan yang salah.