Merasa Terbebani dengan Tanggung Jawab? Anda Perlu Mengetahui Hal Ini

Agnes Claristia
Psychology Student at Universitas Tarumanagara
Konten dari Pengguna
13 Juli 2021 14:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agnes Claristia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Terbebani (Sumber: Elisa Ventur on Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Terbebani (Sumber: Elisa Ventur on Unsplash)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap orang pasti memiliki tanggung jawab, baik sebagai anak pelajar/mahasiswa yang harus belajar dan mengerjakan tugas-tugas, atau sebagai orang tua yang harus mengurus anak dan keluarga, atau sebagai anak yang harus memperhatikan dan merawat orang tua.
ADVERTISEMENT
Dalam hidup, manusia tidak akan lepas dari tanggung jawab.
Setiap orang akan menganggap tanggung jawab sebagai suatu hal yang sangat penting dan akan berusaha dengan keras untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, tanggung jawab biasanya berhubungan dengan pekerjaan, keluarga, karier, dsb.
Saya memiliki sebuah cerita untuk ilustrasi. Identitas dalam cerita ini telah saya samarkan.
Will adalah laki-laki berusia 22 tahun. Sebagai seorang anak muda, Ia sering merasakan sakit di bagian pundaknya setiap bangun tidur. Ia pun hanya berpikir bahwa mungkin ia merasa lelah karena ia bekerja keras setiap harinya.
Namun rasa sakit itu bukannya menghilang tapi semakin bertambah seiring berjalannya waktu, dan rasa sakitnya pun semakin sering terjadi dan sangatlah mengganggunya.
ADVERTISEMENT
Tidak jarang Will pergi ke berbagai pengobatan untuk mengetahui apakah ia memiliki masalah cedera pundak yang serius atau tidak, namun selalu mendapatkan hasil yang sama yaitu ia hanya lelah saja karena terlalu keras bekerja.
Setelah menjalani berbagai macam pengobatan, akhirnya Will memutuskan untuk menjalani pengobatan psikis dengan berharap rasa sakitnya dapat segera hilang.
Ternyata setelah menjalani beberapa sesi terapi Will tanpa sadar merasa kaget atas tanggung jawab yang ia pegang sejak ia berusia 17 tahun yaitu sejak ayahnya meninggal. Will secara mendadak diharuskan menjadi kepala keluarga dan memegang tanggung jawab atas kedua adik perempuannya.
Seorang hipnoterapis terkemuka di Amerika, John Kappas mengupas tentang masalah ini, bagaimana perasaan/emosi yang tanpa disadari dapat bereaksi pada tubuh yang timbul berupa gejala-gejala tertentu, yaitu 5 Body Syndrome.
ADVERTISEMENT
Pada artikel sebelumnya saya telah membahas salah satu dari 5 Body Syndrome, yaitu Crying Syndrome, yang merupakan kondisi di mana tubuh seseorang akan merasa sakit saat tidak dapat berdamai dengan emosi negatif yang dimiliki dari masa lalu.
Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas bagian lain dari 5 Body Syndrome, yaitu Responsibility Syndrome atau Sindrom Tanggung Jawab.
Responsibility syndrome ini disebabkan karena seseorang terlalu banyak memiliki tanggung jawab, takut akan beratnya tanggung jawab, mengabaikan, tidak menerima, tidak menghadapi tanggung jawab, atau tidak mampu mengambil/melakukan tanggung jawab.
Dari kasus Will di atas, dapat diketahui bahwa Will secara tiba-tiba diharuskan menjadi kepala keluarga karena ada salah satu anggota keluarga yang meninggal, Ia mendadak memiliki tanggung jawab dan harus menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Hal itu membuat Ia kaget.
ADVERTISEMENT
Sama seperti kisah Will, saat seseorang memiliki tanggung jawab yang membebaninya, di saat itulah ia memiliki Responsibility Syndrome.
Pada saat-saat itulah tubuh akan menangkap sinyal dan memproyeksikan emosi negatif yang dirasakan menjadi gejala fisik pada bagian tubuh tertentu. Pada Responsibility Syndrome ini, biasanya akan berdampak pada tubuh bagian pundak dan punggung bagian atas yang terasa kaku dan pegal.
Anda perlu terlepas dari Responsibility Syndrome ini, karena rasa sakit yang muncul akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Bagaimana caranya? Saya akan membahas solusinya setelah pembahasan tentang 5 Body Syndrome selesai. Sampai jumpa di artikel berikutnya.