Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Semua Ada Masanya
29 Maret 2018 18:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Agnesia Juliana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahun 2010, usia 18 tahun
Hai, Agnes? Kemarin aku tak sengaja membaca buku diary-mu. Air matamu jatuh membekas di kertas. Kamu menangis lagi semalam? Hmm, aku tahu ini memang tidak mudah. Kuliah di tempat pilihanmu itu memang penuh perjuangan. Biaya mahal, sedangkan kamu tak punya cukup uang untuk membayarnya. Apalagi harus jauh dari orang tua karena kamu tinggal di asrama. Hari-harimu selalu dipenuhi dengan ketakutan dan kekhawatiran. Memikirkan alasan apalagi yang harus kamu katakan karena belum bisa membayar tunggakan. Tak jarang pula kamu mengumpat dari Ibu Asrama karena takut ditagih uang sewa kamar. Makan apa ya nanti? Lauk siang bisa kamu jadikan menu makan malammu juga. Kamu yang periang berubah menjadi gadis pemurung, tak bergairah. Kamu minder, bajumu itu-itu saja dan sepatumu cuma seharga 30ribuan. Kamu tidak pernah dandan, padahal jurusan pilihanmu mengharuskan kamu berpenampilan menarik. Kepercayaan dirimu luntur, seiring dengan tuduhan-tuduhan menyakitkan dari orang-orang yang tidak benar-benar mengenalmu. Turunnya bobot badanmu mengkonfirmasi bahwa kamu memang tertekan dengan semua ini.
ADVERTISEMENT
Namun, walau kamu hampir menyerah karena semua terlihat begitu menyakitkan dan seolah tak ada harapan, dalam kepahitanmu, kamu tetap percaya dan mengandalkan Tuhan. Mencurahkan segala isi di hati setiap waktu. Kamu melihat betapa banyaknya malaikat-malaikat tak bersayap yang Tuhan kirimkan untukmu. Ketidakmungkinan itu nyata dan kamu alami sendiri. Kamu menjadi saksi kebesaran-Nya! Aku semakin salut dengan dirimu ketika kamu menerima kegagalan untuk melanjutkan kuliah di tempat pilihanmu dan beralih untuk bekerja keras dari pagi sampai larut malam. Percayalah, pengorbanan dan kesetiaanmu tak akan sia-sia.
Tahun 2012, usia 20 tahun
Kamu bertemu dengan orang asing yang mengajakmu berbicara serius mengenai masa depanmu. Beliau menawarkan kamu kuliah melalui jalur beasiswa. Dengan catatan, kamu tentu harus belajar sungguh-sungguh untuk mencapai syarat nilai yang disepakati agar kamu bisa mempertahankan beasiswamu. Selamat! Tahun ini kamu resmi terdaftar menjadi mahasiswa di salah satu kampus swasta Jakarta. Tekadmu begitu besar, kamu terlihat sangat excited mengawali perkuliahanmu. Setelah mengalami kegagalan kuliah dua tahun lalu, kamu meyakini bahwa ini merupakan jalan Tuhan dan kesempatan yang datang tidak akan kamu sia-siakan. Walau perjalananmu tidak selalu mulus, tapi kamu selalu berusaha melakukan yang terbaik. Kamu semakin bersyukur karena kamu dikelilingi orang-orang terbaik-Nya. Kamu semakin banyak menemukan malaikat tak bersayap yang Tuhan kirimkan untuk menemanimu. Setiap menemukan kesulitan, selalu ada saja yang bisa membuatmu bangkit untuk membuktikan bahwa kamu mampu dan bisa melaluinya.
ADVERTISEMENT
Memang semua ada masanya. Dua tahun lalu kamu hanya bisa gigit jari ketika ada teman-temanmu yang bisa aktif ikut kegiatan organisasi di kampus. Dan sekarang, selama empat tahun ke depan, kehidupan perkuliahanmu akan semakin menyenangkan karena kamu mengikuti berbagai kegiatan. Ya, kamu selalu menantang dirimu untuk melakukan hal-hal baru.
Kamu akan selalu bangga karena kamu bisa berkunjung ke tempat-tempat baru (tanpa harus merepotkan orang tua untuk membiayaimu) dan melakukan banyak hal berguna di sana, sesuai dengan minat sosialmu yang tinggi.
Selain aktif berorganisasi, kamu juga harus mencari uang sendiri untuk biaya hidup selama kuliah. Kamu pun aktif bekerja paruh waktu di kampus. Meski kehidupan yang kamu lalui ini akan tetap dipenuhi dengan drama-drama galau dan deraian air mata. Kamu akan selalu ingat dengan kesulitan-kesulitan yang sudah kamu lalui. Dulu bisa, masa sekarang nggak?
ADVERTISEMENT
Tahun 2018, usia (masih) 25 tahun
Dulu aku gagal kuliah D3, ternyata aku bisa lulus kuliah S1. Dulu aku kurus dan sakit-sakitan, sekarang justru menurunkan berat badan adalah hal yang sulit bagiku. Dulu ada orang menyakitiku, ternyata aku akan lebih banyak menemukan orang-orang baik di sekelilingku. Dulu untuk bertanya saja aku malu dan minder, sekarang justru aku ketagihan untuk berbicara di depan umum.
Aku sekarang merasa sangat bersyukur karena telah melewati masa laluku yang penuh perjuangan. Dan ku harap dulu aku bisa lebih positif dalam melihat apa yang terjadi, karena ternyata penerimaan itu akan berbuah manis. Ya, semua ada masanya. Ketika kita tertawa bahagia atau pun menangis tersedu-sedu pasti selalu ada alasan mengapa itu terjadi. Percayalah, semua akan selalu indah pada waktu-Nya!
ADVERTISEMENT