Koneksi Internet yang Stabil Memperlancar PJJ di Aceh

Agung Han
agungatv(at)gmail.com - S1 Ekonomi - Wiraswasta - Blogger
Konten dari Pengguna
8 April 2021 14:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agung Han tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber | dw.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber | dw.com
ADVERTISEMENT
Istiilah PJJ atau pembelajaran jarak jauh, rasanya sudah bukan hal asing di tengah-tengah kita. Sekira triwulan pertama tahun 2020, anak-anak dan orangtua diperkenalkan kegiatan baru. Kemudian kita (mau tak mau) musti beradaptasi, terutama ibu memegang peran sangat penting dalam kegiatan PJJ ini.
ADVERTISEMENT
Namun ada hal tak kalah penting yang mendukung kegiatan belajar daring ini. Adalah koneksi internet cepat dan koneksi internet stabil. Karena tanpa jaringan internet memadai, niscaya proses belajar virtual bisa berjalan dengan mulus.
Terakit jaringan internet, tak jarang diantara kita pernah dibuat kesal. Pada saat anak setor hapalan ke gurunya,di tengah-tengah tiba-tiba koneksi terputus. Atau pada saat ujian harian, gagal download tugas meski sudah diulang. Sementara waktu pengerjaan dibatasi, kalau lewat tengat tidak mendapatkan nilai.
Nah, masalah jaringan internet dan PJJ , saya sempat terpikirkan. Yaitu pada anak-anak yang tinggal di daerah terpencil atau daerah pelosok.
Kalau kita yang di kota-kota besar, signal internet cepat dan stabil bukan hal sulit. Tetapi untuk anak-anak atau saudara kita sebangsa, yang bermukim di Sabang atau daerah pelosok lain di negeri ini.
ADVERTISEMENT
Sementara mereka memiliki hak yang sama, untuk mendapatkan akses pendidikan yang setara dengan anak-anak di kota. Mereka memiliki hak, untuk keterhubungan internet seperti saudara yang tinggal di kota besar.
Pertanyaan besar itu akhirnya terjawab, melalui program “IndiHome Pesona Aceh”. Ya, bahwa anak-anak di pelosok Aceh kini bisa tersenyum lebar. Mereka bisa mengikuti PJJ, tanpa kendala jaringan internet.
Beberapa kabar baik Juga didapatkan Saudara kita di Aceh :
1. Pengembangan WiFi Corner (WiCo) IndiHome
Saat ini telah berdiri enam wifi.id Corner IndiHome (WiCo), dengan kecepatan internet 100 Mbs. Tersebar di beberapa lokasi di Aceh, yaitu di Taman Seni dan Budaya, Meulaboh, Kuala Simpang, Takengon, Keuchik Lamgugob, dan KM 0 Sabang.Layanan internet dengan 100% full fiber ini, menjangkau seluruh provinsi Aceh terbagi di 5 kotamadya dan 18 kabupaten atau sebanyak 289 kecamatan dan 6.497 desa.
ADVERTISEMENT
Saya membayangkan, kelak akan lahir anak-anak pintar dari desa terpencil di Aceh. Dan selain proses belajar secara daring yang lancar, juga kegiatan lain dibidang ekonomi terdampak. Misalnya bermunculan toko online, dengan produk-produk lokal andalan.
2. Melibatkan Kreator Muda
Bermula dari jaringan internet pula, akan memantik lahirnya konten kreator muda. Tak dipungkiri saat ini sedang ramai, dengan kehadiran Youtuber muda sukses dan berbakat.
Terbukti di webinar yang saya ikuti, pada sesi pertama dengan tema “Bikin Konten Seru”mengadirkan narasumber seorang content creator lokal @Sengklekmen dan Handoko content creator nasional. Pada sesi kedua dengan tema “Kata-kata Hebat Jualan Meningkat” menghadirkan narasumber Khalil Tok Tok dan Yuswohady seorang penulis buku.
3. Menyemarakkan Ramadhan
Tanpa terasa sebentar lagi bulan suci Ramadan tiba, IndiHome Pesona Aceh mengadakan kegiatan Ramadan Vaganza. Kesempatan emas bagi adik-adik, mengikuti lomba Tahfiz Quran, Murattal, Da’i Cilik, dan Azan.
ADVERTISEMENT
Aceh yang dijuluki Kota Serambi Mekah, saya yakin segera bangkit di tengah pandemi seiring ketersediaan akses internet yang mumpuni. Bahwa konektivitas yang stabil dan cepat, dapat membantu mewujudkan masyarakat digital yang kreatif.
4. Pemerataan Jangkauan Internet ke Seluruh Indonesia
Eit’s, tak hanya di Aceh saja, di wilayah terpencil lain di Indonesia juga. Karena hingga akhir tahun 2020, IndiHome sebagai Internetnya Indonesia membentangkan fiber optic sepanjang 166.343 kilometer (setara 4 kali keliling bumi) dari pusat kota sampai pelosok desa di seluruh wilayah Nusantara.
Fiber optic sedemikian panjang, telah menjangkau 514 kabupaten/kota, yaitu 96,5% kabupaten/kota atau sebanyak 496 kabupaten/kota. Sedang wilayah kecamatan, terdiri dari 72.1% kecamatan atau sebanyak 5.115 dari 7.094 kecamatan. Sementara di tingkat kelurahan/desa, telah dijangkau 41% kelurahan/desa atau 34.285 dari 83.447 kelurahan/desa. Khusus pulau terluar telah tercover 9 pulau, antara lain: Pulau Bintan, Pulau Karimun, Pulau Kei, PulauAlor, Pulau Simeulue, Pulau Weh, Pulau Sebatik, Pulau Rote, Pulau Sabu.
ADVERTISEMENT
Di era digital saat ini, jaringan internet sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Jaringan internet yang lancar dan stabil, selain memperlancar segala keperluan sekaligus membantu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.