Mutiara Batik dari Timur dan Seulas Senyum Mama di Papua

Agung Han
agungatv(at)gmail.com - S1 Ekonomi - Wiraswasta - Blogger
Konten dari Pengguna
24 Maret 2021 6:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agung Han tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
dok- IndiHome Wonderfull Papua
zoom-in-whitePerbesar
dok- IndiHome Wonderfull Papua
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jujur saya baru mengetahui kalau Papua ternyata mempunyai batik. Kekayaan non bendawi milik negeri tercinta, telah diakui dunia sebagai salah satu identitas dan kebanggaan bangsa. Melalui kegiatan IndiHome Wonderful Papua, satu lagi mutiara dari belahan timur Indonesia terangkat dan mengemuka.
ADVERTISEMENT
Ibarat matahari yang terbit dari timur, maka batik Papua bisa diumpamakan sebagai matahari itu. Batik Papua bisa dianalogikan sebagai semangat baru, memiliki dampak sosial bagi masyarakat setempat.
Mendengar pemaparan narasumber Yakoba Womsiwor, penggiat sosial budaya Papua yang berkisah tentang serunya menuangkan ide menjelma menjadi motif di atas kain. Yang terbayang di benak saya adalah mama-mama di pelosok Papua, sedang berjibaku dengan kain, canting dan malam yang sedang dipanaskan.
Betapa di setiap goresan malam di atas sehelai kain, terkandung pengharapan mama-mama Papua untuk kehidupan yang lebih baik. Betapa di setiap goresan lekukan pada motif burung cendrawasih, terkandung senyum dan semangat anak-anak Papua dalam menggapai cita-cita.
Bagi saya, Yakoba Womsiwor bisa menjadi motor bagi warga setempat untuk mewujudkan kualitas kehidupan lebih baik. Membatik bisa menjadi muasal gerakan berbagi bidang, baik ekonomi, pariwisata, budaya termasuk bidang sosial. Khusus di ranah sosial, batik bisa menumbuhkan kepedulian, empati, dan sinergi untuk kebaikan dan produktifitas bersama.
ADVERTISEMENT
Meskipun tidak dipungkiri oleh narsum, bahwa diperlukan effort luar biasa, mengingat membatik belum terlalu memasyarakat di Papua. Batik belum dianggap sebagai budaya Papua.Pengetahuan masyarakat tentang batik relatif minim, seniman Papua terbiasa menuangkan ide berkesenian melalui seni ukir atau seni pahat.
Tetapi di satu sisi bahwa batik membuka peluang bisnis baru, yang sangat mungkin untuk berkembang pesat dan diminati konsumen. Hal demikian terbukti di daerah lain, yang lebih dulu melahirkan batik dengan motif khas daerah masing-masing.
Batik membuka peluang bagi seniman Papua, untuk berkreasi melalui aneka corak motif. Kalau sebelumnya dituangkan melalui media pahat atau ukir, kini bisa beralih ke media kain berkreasi dengan motif batik.
Batik sebagai jalan untuk mengangkat corak, motif dan filosofi setiap suku di Papua yang memiliki adat kebiasaan berbeda. Sehingga daerah daerah di pedalaman Papua, muncul dan dikenal masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
------
Setiap kita, terbuka kesempatan berkontribusi di bidang masing-masing. Menebarkan kemanfaatan untuk lingkungan sekitar, sehingga kehadiran kita memiliki makna. Demikian pula dengan batik Papua, sangat mungkin bisa mengangkat harkat masyarakat Papua.
Ketersediaan dan pemerataan akses internet, menjadi cara menyambung kebahagiaan di bumi Papua dengan sudara lain di belahan negeri. Seperti yang dialami ibu Yakoba, telah memasarkan kreasi batiknya secara online. Dalam sebuah pemparannya, beliau mengakui omset penjualannya sempat menyentuh sepuluh juta dari penjualan melalui layar smartphone.
Yakoba Womsiwor
Saya membayangkan, bahwa omset sedemikian besar tentu melibatkan tenaga mama-mama pengrajin batik Papua. Sehingga para mama bertambah income untuk dibawa pulang, otomatis anak-anak Papua bisa mengenyam pendidikan untuk jenjang yang lebih tinggi.
Pandemi membawa akibat terbatasnya gerak dan aktivitas, tetapi jangan sampai harapan berhenti dilambungkan. Mengingat akses internet bisa dijadikan andalan, guna mendukung aktivitas, kreativitas, dan produktivitas masyarakat Papua.
ADVERTISEMENT
Selama ini jamak saya dengar kabar, bahwa daerah di pelosok negeri ini masih kesulitan mendapat sambungan internet. Bebarapa kali saya juga pernah mengalami, kehilangan signal saat di daerah terpencil.
Tetapi kini tidak lagi, teman saya yang bekerja di daerah pedalaman Papua bisa tersenyum lega. Pasalnya di daerah Merauke, Wamena, Timika, Raja Ampat, Sorong, dan Manokwari telah dipasang 10 Wifi Corner IndiHome (WICO) bersamaan dengan dimulainya IndiHome Wonderful Papua dari PT Telkom Indonesia (persero) Tbk .
Penyebaran WICO sangat bermanfaat, mendukung aktivitas dan produktivitas masyarakat Papua selama pandemic berkat jaringan internet cepat dan jaringan stabil. Selaras dengan digitalisasi di Kawasan Timur Indonesia, telah memperlancar aktivitas kebudayaan, pendidikan, pariwisata dan sosial. Termasuk anak Panti Asuhan di Sentani Papua, yang telah merasakan manfaat dana bantuan pendidikan.
ADVERTISEMENT
Saya teringat sebuah quote, bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya. Maka kepedulian kita kepada lingkungan sekitar, adalah cara untuk mejadikan diri bermanfaat.