Konten dari Pengguna

Menjalani Bulan Sya’ban untuk Menuju Ramadan

Agung Rifna Ajie
Pengajar dan Content Writer, Instagram: @agungrifna
2 Maret 2024 9:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agung Rifna Ajie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Menjalani Bulan Sya'ban Menuju Bulan Ramadhan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Menjalani Bulan Sya'ban Menuju Bulan Ramadhan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Waktu terus berjalan dan tanpa kita sadari, lebih dari separuh bulan Sya’ban telah berlalu. Bulan suci Ramadhan semakin mendekat, memberikan atmosfer tersendiri bagi setiap individu. Bagi sebagian, kehadiran bulan Ramadhan menjadi momen kegembiraan yang ditunggu-tunggu.
ADVERTISEMENT
Namun, bagi yang lain, Sya’ban dan Ramadhan dianggap sebagai bulan-bulan biasa saja, tanpa perbedaan yang signifikan dibanding bulan-bulan lainnya.
Sikap ini menunjukkan ketidakpekaan kita terhadap keutamaan waktu yang tersirat dalam ajaran Islam. Terlalu sibuk dengan berbagai urusan membuat kita menganggap bulan Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan sebagai rutinitas belaka.
Islam mengajarkan sebaliknya. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din menyebut adanya hari-hari utama yang dapat ditemui setiap tahun, bulan, dan minggu. Bulan Sya’ban termasuk dalam kategori bulan-bulan utama, sebagai jalan menuju bulan puncak, yakni Ramadhan.
Sya’ban, berasal dari kata "syi’ab" yang berarti jalan setapak menuju puncak. Bulan Sya’ban adalah bulan persiapan yang Allah berikan kepada hamba-Nya untuk meneguhkan langkah, memperbaiki diri, dan menyambut bulan Ramadhan dengan penuh kesadaran.
ADVERTISEMENT
Sebelum memasuki Ramadhan, penting untuk mempersiapkan diri secara spiritual. Persiapan ini tidak hanya fisik dan materiil, mengingat Ramadhan juga membawa dampak ekonomi dan budaya yang signifikan. Persiapan spiritual mencakup memperkuat mental, menata batin, dan memperbaiki perilaku. Hal ini karena Ramadhan bukan hanya tentang puasa dari makanan dan minuman, tetapi juga puasa dari kecenderungan untuk mengikuti ego pribadi.
Dalam Islam, bulan Sya’ban memiliki keistimewaan tersendiri. Hadis menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW sering berpuasa di bulan ini. Puasa Sya’ban merupakan salah satu bentuk persiapan untuk menyambut bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Puasa tidak hanya mengajarkan menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari perilaku buruk dan hawa nafsu lainnya. Puasa mengasah spiritualitas dan memperdalam ketakwaan kepada Allah. Sebelum memasuki bulan seribu berkah, yaitu Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kesadaran akan Tuhan, bukan hanya dengan ritual ibadah, tetapi juga dengan meningkatkan kualitas hubungan spiritual dengan-Nya.
Dengan mempersiapkan diri secara spiritual di bulan Sya’ban, umat Islam dapat memasuki bulan Ramadhan dengan hati yang bersih, pikiran yang jernih, dan tekad yang kuat untuk menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan ketakwaan kepada Allah SWT. Semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan Sya’ban dengan baik untuk menyongsong bulan Ramadhan yang penuh berkah.
ADVERTISEMENT